-

 photo suryaqq728x90_zps62axxndh.gif  photo judi13-728x90_zpsa5peghff.gif
 photo Firaun-Poker-728x90_zpsmmky9jss.gif
 photo im2bet-928x90_zpsw6rsjjqf.gif  photo klikbet_zpsf2qh2m6h.gif

Olahraga

Rabu, 06 Juli 2016

Seks : Apa yang Membunuh Sperma Anda?

 Persoalan sperma memang tidak bisa disepelekan. Sel produktif pria ini mengandung protein yang menentukan kelahiran anak di dunia. Pada pria subur, rata-rata mereka menghasilkan 1.500 sperma per detik.
Sperma yang sehat dan berkualitas dipastikan dapat segera membuahi sel telur. Namun, ada juga yang mati sebelum bertemu sel telur pada wanita. Tahukah Anda apa penyebabnya?
Direktur kesehatan reproduksi pria, Dr. James F. Smith di University of California, San Fransisco, membantu membimbing kita untuk mengetahuinya, seperti yang dilansir dari mensjournal, Selasa (28/6/2016):

1. Obesitas
Tanpa perlu dipertanyakan, hal ini merupakan penghalang dari kesuburan pria. Obesitas dapat mengurangi sirkulasi darah yang memainkan peran penting dalam ereksi dan langsung merusak sperma melalui perubahan hormon.

2. Berhubungan seks terlalu sering
Kebanyakan pria membutuhkan 48 jam setelah ejakulasi untuk menghasilkan sperma dengan jumlah yang optimal. Semakin dekat jarak seorang pria berejakulasi, maka semakin sedikit jumlah spermanya.

3. Tidak cukup sering berhubungan seks 
Jika seorang pria menunggu lebih dari tiga hari setelah ejakulasi pertama, beberapa kualitas sperma dapat menurun. Menurut sebuah studi pada 2009, seks setiap hari dapat membuat sperma lebih sehat karena mengurangi paparan radikal bebas.

4. Radiasi atau kemoterapi
Perawatan untuk menyelamatkan nyawa juga dapat memiliki efek samping yang parah pada sperma, termasuk kemandulan pada pria.

5. Menggunakan steroid atau testosteron
Efek samping yang ditimbulkan dari penggunaan streoid anabolik adalah penyusutan testis. Disamping itu, obat tersebut dapat mengurangi produksi sperma yang bertentangan dengan apa yang orang pikirkan.

6. Menggunakan komputer
Laptop yang diletakkan untuk waktu yang lama di atas pangkuan, akan memanaskan skrotum Anda. Sehingga hal tersebut dapat mengurangi jumlah dan kualitas sperma.

7. Terlalu banyak menonton televisi
Berdasarkan studi yang dilakukan oleh Harvard, pria yang menonton televisi lebih dari 20 jam per minggu, memiliki jumlah sperma yang lebih sedikit jika dibandingkan dengan pria yang hampir jarang menonton TV.


Politik : Macet Luar Biasa di Musim Mudik Kali ini, Salah Siapa?

Macet di musim mudik kali ini memang luar biasa. Macet belasan jam dialami pemudik di Jalur Pantura Pejagan-Brebes-Tegal. Seperti tak ada solusi, pemudik hanya bisa pasrah menunggu kendaraan antrean mencari.

Di berbagai media sosial beredar foto-foto humanis mengenai kondisi pemudik di tengah kemacetan. Ada foto saat mereka satu keluarga salat berjamaah. Ada juga saat pemudik menggelar tikar dan buka bersama di tengah kemacetan.

Tak hanya soal sisi humanis, ada juga yang mengecewakan dari para pemudik, kondisi macet membuat mereka berbuat tak terkendali. Mulai dari buang sampah sembarangan sampai menyerobot jalur orang lain. Keruwetan memang menjadi-jadi di jalur mudik.

Kritik datang atas penanganan macet ini dari Wakil Ketua Komisi V DPR RI Yudi Widiana. Dia menyesalkan lambannya penanganan kemacetan pada musim mudik tahun ini. Oleh karena itu, Yudi berharap pemerintah jangan buntu mencari solusi untuk mengatasi kemacetan tersebut, khususnya di beberapa ruas tol yang mencapai puluhan kilometer

"Sudah jauh-jauh hari kami ingatkan agar pemerintah dan instansi untuk menyiapkan skenario untuk mengantisipasi jika terjadi kemacetan pada penyelenggaraan mudik sehingga lebih baik dari tahun lalu. Tapi, sepertinya pemerintah buntu untuk mengantisipasi kemacetan ini. Buktinya, kemacetan makin parah terutama di ruas tol," jelas Yudi dalam keterangan pers, Selasa (5/7/2016) malam.

Pintu tol Brebes Timur dan Tol Kanci-Pejagan menjadi biang macet. Di Jalur Pantura, macet terjadi saat pemudik antre mengisi BBM.. Oleh karena itu, Yudi menilai pemerintah seharusnya sudah menyiapkan rencana cadangan (contingency plan) untuk memitigasi kemacetan ini. Apalagi, kata Yudi, pemerintah sebelumnya sudah memprediksi bakal terjadi kemacetan parah di simpul tersebut.

Selain itu, Yudi juga mengaku prihatin dengan nasib ribuan pemudik yang terjebak kemacetan hingga belasan jam. Terlebih mereka harus terjebak dalam kondisi gelap karena minimnya penerangan dan kekurangan makanan.

"Nasib pemudik yang terjebak kemacetan berjam-jam ini harus diperhatikan juga oleh penyelenggara jalan tol dan pemerintah. Setidaknya, ada pembagian minuman untuk berbuka atau sahur. Apalagi sampai ada yang depresi karena terjebak kemacetan berjam-jam," jelas Legislator PKS dari Daerah Pemilihan Jawa Barat IV yang meliputi Kota dan Kabupaten Sukabumi ini.

"Masih buruknya penyelenggaraan mudik tahun ini, akan menjadi catatan komisi V untuk dibawa dalam rapat evaluasi nanti. Kita berharap, kemacetan hanya pada arus mudik. Dan saat arus balik, mudahan-mudahan sudah lebih lancar dan sudah ada antisipasi dari pemerintah jika terjadi lonjakan kendaraan," tutup Yudi.

Olahraga : Jelang Portugal Vs Wales, Bale Jalani Latihan Terpisah

 Wales terus mematangkan persiapannya jelang pertandingan melawan Portugal, Kamis dinihari (7/7/2016). Kedua tim akan bertarung pada babak semifinal Euro 2016 di Parc Olympique Lyonnais.
Senin kemarin, Wales kembali berlatih. Di bawah asuhan Chris Coleman, para pemain The Dragons kembali mengasah kemampuan mereka dalam menjalankan strategi dan takik melawan Portugal.
Namun latihan tersebut berjalan tanpa Gareth Bale. Selama latihan berlangsung, pemain Real Madrid itu terpisah dari rekan-rekannya. Dia hanya ditemani Dave Edward dan seorang fisioterapi.
Namun Bale memastikan kondisinya baik-baik saja. Menurutnya, tidak ada yang perlu ditakutkan.
"Normal bila Anda mengalami pegal setelah pertandingan, jadi itu hanya sedikit pemulihan saja. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan," ujar Bale seperti dilansir Marca.
Bale memang menjadi andalan Wales saat bertemu Portugal, Kamis dinihari besok. Dalam duel ini, mantan pemain Spurs itu akan beradu tajam dengan rekan setimnya di Madrid, Cristiano Ronaldo.
Sejauh ini, Bale terbukti lebih produktif dibanding Ronaldo. Sepanjang Euro 2016, Bale telah mengoleksi 3 gol. Sedangkan CR7 berada satu setrip di bawah Bale usai mengemas dua gol.
Sayang dalam duel ini, Wales harus kehilangan dua pemain andalannya, Aaron Ramsey dan Ben Davis. Kedua pemain ini dilarang tampil melawan Portugal setelah mengantongi dua kartu kuning.
Wales rencananya akan menjalani satu kali latihan lagi pada hari Selasa (6/7/2016) waktu setempat. Selanjutnya The Dragons akan terbang ke Lyon untuk menjajal kekuatan tim Seleccao.

Kesehatan : Pilih Daging Rendah Lemak untuk Olahan di Hari Raya, Kenapa?

Orang-orang dengan penyakit jantung, kolesterol tinggi, dan obesitas, masih boleh menyantap rendang atau balado daging sapi di hari raya asalkan menggunakan daging rendah lemak.
Ya, meski daging sapi berada di urutan paling atas sebagai sumber pangan dengan kandungan kolesterol yang sangat tinggi, tapi Lebaran tanpa olahan daging sapi pasti terasa ada yang kurang. 
Meski ada lemak, setidaknya kadar lemaknya sangat sedikit. Karena begini, kalau memilih daging yang lemak dan memakai santan yang memang berlemak, lemak jadinya double," kata Pakar Gizi dari Rumah Sakit Pusat Pertamina, dr Titi Sekarindah, MS, SpGK saat dihubungi Health Liputan6.com pada Selasa (5/7/2016)
Jika enggan menggunakan daging sapi rendah lemak lantaran harganya yang relatif lebih mahal, dr Titi mengatakan, boleh saja menggunakan daging sapi yang biasa asal tidak menggunakan santan. "Ambil ampasnya saja. Dan daging yang berlemak itu, lemaknya sedikit saja, sisanya kasih orang," ujar dia.
Bukan apa-apa, tak jarang masyarakat kita selalu menambahkan garam yang cukup banyak ke dalam makanan yang sudah bercampur dengan santan. Perpaduan santan yang gurih, daging yang berlemak, dan garam yang melebihi takaran, berisiko meningkatkan tekanan darah. Belum lagi tak adanya sayuran di dalam menu yang disantap itu.
"Kalau pun ada sayur, sayuran godok, yang jumlah sayurnya sedikit sekali tapi dipanaskan berkali-kali. Serat dari sayurnya sudah enggak ada, vitaminnya juga cukup sedikit. Kalau mau tambahkan lalapan," kata Titi mengingatkan.

Hiburan : Terancam Hilang Hak Asuh, Sheila Marcia Makin Dekat dengan Anak

Sheila Marcia baru saja kembali mendapat sorotan. Video dirinya tengah menari erotis di sebuah klub gay di Bali beredar di internet. Munculnya video tersebut tentu membuat para netizen semakin nyinyir terhadap artis yang kini telah memiliki tiga anak tersebut.
Mungkin kalau cuma sindiran dari netizen bisa ditahan Sheila Marcia. Masalahnya, artis kelahiran 3 September 1989 itu tengah menghadapi proses cerai dengan Kiki Mirani di Pengadilan Negeri Kota Tangerang.
Pengacara Sheila Marcia bahkan mengakui, video tersebut sangat mungkin dipakai Kiki Mirano untuk merebut hak asuh tiga anak mereka, yaitu Nathaniel Jedd Melchior Mirano, Precious Brianna Yael Mirano dan Leticia Charlotte Agraciana Joseph (putri Sheila dari hubungannya dengan Anji).
Soal video tersebut dan ketiga orang anaknya, Sheila Marcia sudah memberi tanggapan. Sheila mengaku, meski masih doyan dugem, tugasnya sebagai ibu tidak pernah ia tinggalkan.
"Oh.. tentang anak-anakku.. Mereka berada di tangan yang baik. Ketika aku bermain bersama mereka, aku tidak menyentuh ponselku... Saking asyiknya menikmati waktu dengan mereka, aku sampai tidak kepikiran untuk berfoto bersama. Jadi kalian tidak tahu apa yang saya dan anak-anak lakukan," jelas Sheila Marcia di Instagram
Sementara itu, di media sosial, Sheila Marcia semakin menunjukkan keakraban dengan anak-anaknya. Sheila sepertinya ingin membungkam mulut orang-orang yang menganggapnya tidak peduli dengan tiga anaknya.
Di Instagram, Sheila meposting foto bersama putri sulungnya, Leticia. Kebetulan memang, Leticia belakangan diasuh oleh ayah biologisnya, Anji. Di foto tersebut, Sheila mencium hangat sang putri. "Love you baby gurl," tulis Sheila sebagai keterangan foto.
Di foto lainnya, Sheila juga memposting tengah bersama putranya, Nathaniel Jedd Melchior Mirano. Di foto tersebut, Sheila tengah menemani Nathaniel bermain di sebuah pusat perbelanjaan.


Cerpen : Mereka Benar Benar Ada

Waktu sudah menunjukkan pukul 12.00 malam ketika seorang gadis kecil berambut jagung masih terjaga di dalam kamarnya. Dengan lincah tangan mungilnya menorehkan coretan-coretan tinta berbagai warna yang meriah pada selembar kertas putih yang polos. Yora, nama gadis cilik itu, terus saja menumpahkan segala imajinasi yang ia miliki, membuat sketsa-sketsa anime kegemarannya.
Setelah beberapa menit, kini sebuah gambar anime yang lucu telah tercipta dengan sempurna, setidaknya menurut Yora. Puas dengan hasil karyanya, ia menyunggingkan senyum manis di wajahnya yang innocent. Yora sedang mencari lem untuk menempelkan gambar itu di dinding kamarnya, ketika terdengar suara derit pintu yang terbuka.
“Yora, kau belum tidur sayang?” Seseorang bertanya dengan suaranya yang halus.
“Egh, Mama? Aku tidak bisa tidur.” Jawab Yora.
“Kenapa? Besok kan Yora harus sekolah.” Mama mendekat dan mengelus pucuk kepala putrinya yang masih berusia 8 tahun.
“hm, entahlah ma. Mungkin gara-gara tadi siang Yora minum kopi, makanya susah tidur.” Ucap Yora sekenanya. Ia sudah selesai menempel gambarnya. Mama tersenyum mendengar jawaban putrinya itu. Perhatiannya kini teralih pada sebuah gambar yang baru terpajang di sisi kamar.
“Wah, gambarnya bagus sekali sayang. Tapi sebaiknya kamu tidak menggambar itu di tengah malam seperti ini. Ayo, sekarang kamu tidur ya” Bujuknya pada Yora.
Setelah mengecup kening putrinya, mama berjalan keluar kamar. Di dalam kamar, mama menghela napas panjang, ia tahu betul putrinya itu sangat terobsesi dengan hal-hal yang berbau anime. Terutama serial anime “Shippuden” yang sering tayang di Tv. Saking gemarnya, anaknya itu bahkan rela mengabaikan jam tidur berharga pun waktu bermain yang ia punya hanya untuk menggambar, membaca, atau menonton serial anime favoritnya itu. Awalnya, mama berpikir itu hal yang biasa untuk anak seumuran Yora. Hanya saja, akhir-akhir ini ada hal aneh yang terjadi menurut mama. Sering ia mendengar Yora berbicara sendiri saat tengah malam, atau kadang dia juga terlihat mengajak berbicara kartun apapun yang ditemuinya. Di bungkus makanan, sampul buku, majalah anak, semua kartun yang ia lihat akan diajaknya berbicara. Tentu hal ini membuat mama khawatir, ia takut terjadi sesuatu yang buruk pada kondisi psikis putri semata wayangnya.
Sementara itu di tempat lain..
“Hei kalian, bangunlah! Sudah aman.” Yora memegang beberapa lembar kertas yang berisi gambar anime. Diaturnya gambar tersebut di lantai kamarnya. Ekor matanya melirik jam dinding. ‘Masih pukul 12.25, setidaknya aku masih punya waktu untuk berkunjung ke Konoha.’ Ujarnya dalam hati.
Tak lama kemudian, terlihat kertas-kertas itu bergerak. Lalu gambar anime yang semula hanya terdiam mulai beranjak bangun dari pembaringannya di dalam kertas.
“Kau sudah siap Yora?” sesosok anime berhelaian pink dengan iris emerald yang indah berdiri di hadapan Yora.
“Tentu, Sakura! Aku sudah tidak sabar berkunjung kembali ke desa Konoha” Yora mendesis kecil. Takut suaranya terdengar oleh mama.
“Tch, cepat sedikit.. kita sudah tidak punya banyak waktu.” Ucap anime yang satunya lagi dengan wajah datar.
“Hey teme, jangan sinis begitu donk!” Anime yang memiliki wajah serupa kucing ini dengan cengirannya yang lebar menepuk pundak sahabatnya.
“Kalau begitu ayo kita pergi sekarang. Sasuke, Naruto, kalian cepat buka jutsu penyegel dunia manusia!” Perintah sakura pada kedua rekannya.
“Baiklah, bersiap Teme!” Naruto, anime berambut mirip durian itu segera membuat beberapa gerakan jutsu penyegel.
“Hn” Sasuke menjawab dengan track-mard andalannya.
“Yora, pegang tanganku” Sakura meraih jemari Yora.
“HIRAIKHU DOIJUBHI NO JUTSUUU!!!” Teriak Naruto dan Sasuke bersamaan.
Lalu sekelebat asap muncul seketika, membawa Yora dan ketiga sosok anime tersebut melesat melewati ruang waktu menuju ke sebuah dunia anime. Dunia yang tak pernah masuk ke alam rasional otak manusia.
Keesokan harinya, Yora menceritakan pengalamannya semalam dengan teman-teman sekelasnya. Dan hasilnya hanya suara teman-temannya yang tertawa mengejek. Mereka menyangka Yora sudah gila.
“Hei Yora, jangan karena kamu sangat menyukai anime malah kamu berubah menjadi pengkhayal tingkat dewa! Haha.. dasar aneh.” Ejek Uqa sambil menyilangkan kedua tangannya di dada.
“Benar.. aku tidak bohong! Mereka itu benar-benar ada, dan hidup seperti kita” Yora melotot pada Uqa. Sedang yang dipelototi hanya balas menatap sinis.
“Kalau mereka memang benar-benar nyata, mana buktinya Yora?!” Giliran Meta menginterogasi Yora.
“Ak-aku…” Kalimat Yora tidak diteruskan. Ia bingung memikirkan bukti apa yang harus ia dapatkan agar mereka bisa percaya.
“Sudahlah Yora, berhenti berkhayal yang tidak-tidak” Uqa melirik ke arah Meta, seakan meminta persetujuan.
Cukup sudah kesabaran Yora. Ia menggebrak meja dan keluar dari kelasnya, meninggalkan Uqa dan Meta yang menatapnya heran.
Malam harinya…
“Ada apa Yora, kau kelihatan sedih?” Sakura, anime cantik bersurai merah muda itu menatap Yora lembut.
“Egh? Tidak apa-apa” Yora memaksakan senyumnya.
“Hei Yora, jangan sedih gitu donk.. nanti aku traktir ramen deh” Naruto mendekat ke arah mereka. Baru dua langkah, ia menoleh ke arah Sasuke. Anime dengan model rambut emo yang mencuat ke belakang itu hanya diam di tempatnya. Seperti biasa, memasang wajah datar andalanya. Dingin dan tidak peduli.
“Hey, Teme.. jangan diam saja. Kemarilah” Ajak Naruto.
“…” Hening.
“Sasukee..!! Cepat kemari..” Naruto mulai kesal.
“…” Masih hening. Tidak ada jawaban dari Sasuke.
“Naruto, biarkan saja.. dia itu sudah tuli, makanya tidak bisa mendengarmu” Sakura melirik ke arah Sasuke.
Onyx kelam milik Sauke menatap tajam emerald hijau hutan. Sakura sedikit merinding di tatap seperti itu.
“Kalian sebaiknya kembali saja, aku tidak akan ikut” Yora berujar lirih.
“Loh kenapa?” Naruto membeo mendengar perkataan Yora.
“Sebenarnya ada apa Yora? Ceritakanlah, mungkin kami bisa membantu.” Dengan lembut, Sakura menggenggam jemari Yora.
Saat itu juga, sambil terisak Yora bercerita tentang masalahnya. Ia mengutarakan bagaimana ia merasa kesepian sebab tidak memiliki saudara. Setelah ayahnya meninggal, Yora hanya hidup berdua dengan Mamanya. Itulah sebabnya, setiap malam ia berdoa, berharap, semoga saja anime yang sering ditontonnya di Tv bisa menjadi teman yang nyata baginya. Selain itu, mamanya jarang memerhatikan dirinya akibat pekerjaan. Harapan Yora tersebutlah yang kemudian didengar oleh penguasa dunia anime, sehingga memberi misi pada Naruto, Sasuke, dan Sakura untuk menemani Yora. Selain itu, Yora diperbolehkan mengunjungi dunia anime setiap malam minggu. Tapi tetap saja, semua itu didasarkan pada sebuah perjanjian yang mengharuskan Yora agar tidak membawa teman manusianya ke dunia anime. Dia juga tidak boleh memamerkan perihal keberadaan anime-anime tersebut pada orang lain. Ya, hanya Yora saja yang boleh tahu.
Naruto, Sasuke, dan Sakura hanya mengangguk-angguk mendengar cerita Yora. Sebelumnya, mereka tidak tahu awal mula misi ini. Mereka hanya tahu untuk menyelesaikan misi secepat mungkin, menemani Yora hingga batas waktu yang ditentukan. Terutama Sasuke, sejak semula ia tidak suka dengan misi ini. Tidak jelas, menurutnya. Barulah setelah Yora menjelaskan, mereka akhirnya mengerti mengapa di panggil ke dunia manusia.
“Hiks… hiks.. maaf.. maafkan aku. Tapi aku sudah melanggar perjanjian itu.” Ujar Yora sesenggukan.
“Memangnya apa yang kau lakukan?” Naruto merasa tidak mengerti.
“Aku.. aku.. ” Yora terdiam sesaat. “Aku telah memamerkan keberadaan kalian pada teman-temanku.. hikss.. hikss.”
“Kenapa kau melakukan itu Yora?” Sakura sedikit terkejut mendengar pengakuan gadis cilik itu.
“hn..sudah kuduga ini akan terjadi!” Sasuke merutuk kesal.
“Aku sebal.. aku merasa tidak berdaya setiap kali teman-teman mengejek bahwa aku sendirian, tanpa ada kawan. Mereka juga berkata aku ini sebaiknya berbicara dan berteman dengan boneka saja, aku tidak tahu kenapa mereka menghindariku. Semua itu membuatku benar-benar merasa sedih. Aku tidak punya teman yang bisa menghiburku. Karena itulah, setelah aku bertemu kalian, aku ingin menunjukkan pada mereka bahwa aku tidak sendirian lagi, aku sekarang sudah punya kawan, meskipun kalian bukanlah manusia, tapi aku merasa bersyukur bisa bertemu dengan anime favoritku.” Jelas Yora panjang lebar.
Tiba-tiba saja, Hokage sang penguasa desa Konohagakure muncul.
“Yora, aku mengerti perasaanmu. Tapi tetap saja kau telah melanggar kesepakatan yang kita buat. Untunglah teman-temanmu itu tidak mempercayai apa yang kau katakan, dan lagi, jangan pernah berfikir untuk mencari bukti bahwa kami memang benar-benar ada” Ucap Hokage bijaksana.
“Hokage-Sama, apa yang anda lakukan disini?” Naruto bertanya dengan raut wajah menunjukkan keterkejutan atas kedatangan hokage yang mendadak.
“Aku kemari hendak menngucapkan hal yang penting. Saat ini juga, misi kalian kunyatakan telah selesai. Dan kau Yora, sebagai hukuman atas perbuatanmu kau harus ikut kami menjadi anime dan tinggal bersama kami selamanya.” Hokage tiba-tiba mengerakkan tangannya dan merapal sebuah jurus penyegel.
“OTTO DE HISUKA NO JUTSUUUU…!!!”
Dan mereka pun menghilang ditelan asap pekat.
Pagi yang cerah, matahari baru saja beranjak dari peraduannya. Memamerkan sinarnya yang berwarna jingga. Embun-embun masih bergelayut manja, menimbulkan suasana sejuk yang damai.
Mama baru saja bangun. Tiba-tiba saja ia teringat sesuatu, ini adalah hari ulang tahun Yora. Segera saja ia bergerak ke kamar mandi untuk sekedar membasuh muka. Karena ini hari yang special, mama akan membuat masakan kesukaan Yora.
Biasanya, ia akan ke kamar Yora dan mengucapkan selamat pagi pada putrinya. Namun kali ini ia tidak melakukannya. Rencananya, ia akan memberikan kejutan pada Yora. Setelah semua hidangan siap, ia menuju ke kamar Yora untuk membangunkan buah hatinya.
Tok.. tokk.. tokk…
“…” Hening. Tidak terdengar suara Yora yang menyahut seperti biasa.
Mama memutuskan untuk membuka pintu kamar. Dreettt…
“Sayang.. ayo ba-…” Mama terkejut melihat Yora tidak di kamarnya.
‘kemana anak itu?’ batin mama.
‘hmm, mungkin lagi jogging’.
1 jam, 2 jam, 3 jam berlalu… tak ada tanda-tanda Yora akan pulang. Mama mulai gelisah.
‘kenapa Yora belum pulang juga ya?’ ucap mama khawatir.
Karena lelah menunggu, mama menyalakan televisi untuk menghibur diri.
Pip.. mama memencet tombol remote Tv. Sekarang adalah waktu tayang serial anime Shippuden kesukaan Yora.
‘Hm.. Yora tidak mungkin lupa jam tayang serial ini. Tumben ia rela melewatkannya’.
Tiba-tiba, di tengah adegan mama melihat sosok anime berambut jagung persis seperti milik anaknya. Terlihat gadis cilik anime tersebut sedang memetik bunga dalam adegan. Dan betapa mama terpekik kaget, ketika anime tersebut menatap tepat ke arahnya. Wajahnya benar-benar mirip Yora!. Terlebih lagi, gadis itu seperti sedang mengajak mama berbicara. Wajahnya menatap nanar ke arah layar. Matanya berkaca-kaca menahan pedih.
“Mama, ini Yora ma.. maaf Yora tidak sempat pamit sama mama. Aku sayang mama. Aku pasti akan merindukan mama. Jaga diri mama baik-baik ya, maaf kalau Yora tidak bisa menjadi anak yang baik untuk mama. Yora tidak akan pernah pulang lagi, sebab Yora harus menjalani hukuman. Tapi mama tenang saja, Yora tidak akan melupakan mama. Kalau mama rindu, mama bisa menonton serial ini, Yora pasti akan ada di dalamnya. Sampai jumpa ma… aku sayang mama.. hiks.. hiks…”
Setelah itu, gadis kecil anime itu melambaikan tangan. Dan tiba-tiba adegan beralih pada sosok anime yang lain.
“TIdaaakkkk!!!! Yoraaaa… jangan tinggalkan mama nak! Hikss.. hikss.. Yora.. hikss.. jangan tinggalkan mama.” Mama histeris melihat kenyataan yang terpampang di depan matanya. Ia sangat terpukul kehilangan putri satu-satunya.
Sementara itu di tempat lain…
“Hikss.. ternyata dia benar.. ”
“Maafkan kami Yora.. ”
Meta dan Uqa, sahabat Yora menahan tangis.. mereka juga menyaksikan Yora di dalam layar. Mereka menyesal tidak bisa berbuat apa-apa untuk membuat Yora kembali ke dunia manusia.
Ya, semuanya sudah terjadi. Kini yora harus menerima kehidupannya yang baru. Bagi orang lain, tayangan serial anime tadi hanyalah sebuah adegan biasa. Dan nyatanya, hanya Meta, Uqa, dan Mama yang tahu tentang kejadian yang dialami Yora. Untuk menutupi dari pandangan umum, mereka kompak mengatakan Yora pindah keluar negeri mengikuti neneknya.
Sekarang tinggallah mama sendiri, tapi ia berusaha tegar.
‘Yora, mama merindukanmu’ gumamnya lirih. Ia lalu teritidur. Di dalam tidurnya, ia bermimpi bertemu Yora. Saat itu Yora memberikannya sebuah cincin permata.
Mama lalu tersentak, terbangun dari tidurnya. Mimpi tadi terasa sangat nyata. Tiba-tiba sebuah benda berkilauan menyilaukan matanya.
“hah? Sebuah cincin?!” Mama terlohok tidak percaya. Cincin pemberian Yora di alam mimpi nampak melingkar di jari manisnya. Berpendar, berkilauan memantulkan cahaya yang sangat indah dari sebuah permata putih. Mama kembali menitikkan air mata, teringat akan Yora.
Sebuah bisikan halus di telinganya membuat mama sedikit merinding.
Ma.. mereka benar-benar ada!!..

Cerita Dewasa : Dosen dengan Mahasiswi

Aku Sintia, aku baru aja nikah. Cuma gambaran tentang nikah dan kenyataannya beda banget kaya semar dan arjuna. Terbayang nikmatnya kalo diranjang dengan suami hampir gak pernah aku rasakan, memang si belon setaon aku nikah. Aku nikah dengan lelaki mapan, punya segalanya: rumah, kendaraan buat aku juga, peralatan rumah modern dan lengkap. Yang kurang adalah aktivitas ranjangnya, maklum suamiku sangat workaholik, sehingga aku jadi istrinya yang kesekian. Istri pertama, kedua, kedtiga dst ya kerjaan lah. Kadang weekend pun dia kerja, seringnya keluar kota.
Kalo ada dirumah, kerja ampe tengah malem, aku dah ngantuk dan ketika naek ranjang dia dah letoy, sehingga jaranglah aku dicolek2. Ya mo bilang apa, dari segi materi terpenuhi tapi segi yang satunya lagi enggak. Memang nasib ya kalo milih suami lelaki yang dah mapan dan workaholik pula. Aku slesai sekolah langsung nikah, kenal suamiku juga gak lama, sehingga pacaran bentar langsung dilamar dan dijadiin istri deh. Aku punya temen Nina, temen akrab waktu kuliah, sampe sekarang. Aku sering curhat ma Nina, tapi ya Nina gak bisa kasi jalan keluar apa2, cuma menjadi pendengar yang baek aja. Ya mendinglah bisa curhat biar gak da solusinya, katimbang dipendem diati, bisa depresi lama2. Nina blon nikah api pengalaman ranjangnya banyak banget, dari mantan2 cowoknya.
Satu weekend, seperti biasa aku jadi bujangan lagi karena suami dah ngilang kluar kota, aku call Nina. Heran juga lama baru diangkat hapenya. “Halo”, kedengaran suara Nina serak. “Kamu sakit Nin”. “Enggak kok”. “Kok serak gitu”. “iya neh, kebanyakan triak2 kali”. “Ngapain triak2, ikut demo ya”. “Iya demo kenikmatan”. Aku gak ngerti juntrungan omongannya yang terakhir tapi aku gak nanya lebi lanjut, mungkin ada hubungannya dengan aktivitas ranjang. “Kamu kesepian ya, ketempatku aja, ntar ikutan demo”. “Aku ganggu gak, kan kamu lagi bernikmat ria”.
Dia cuma tertawa, “Gak kok, kan bisa di share”. “Oke deh aku ke rumahmu ya”. “Aku tunggu ya”. Segera aku meninggalkan rumah, meluncur dengan mobi yang kusetri ndiri. enaknya punya suami mapan diluar ranjang, ya semua dah tersedia, termasuk mobil, biar gak mewah juga. Sesampe dirumah Nina, kulihat Nina masi acak2an, rambut gak disisir, dia uma pake t shirt gombrong panjang, sehingga kaya rok super mini. “Blon mandi? Tumben, biasanya pagi2 dah rapi”. “Masi asik, jadi males mandi, masuk deh”. Aku duduk dimeja makan, dia lagi sarapan, “Mo ngikut sarapan?” “Aku dah sarapan dirumah”. Kita ngobrol santai ja, tiba2 keluar seorang lelaki dari kamar Nina, cuma pake celana pendek aja, bertelanjang dada. . Aku kaget ngeliatnya, ternyata bapak mantan dosen. memang si pak dosen itu terkenal pemburu mahasiswi di kampus, banyak mahasiswi yang jadi temen kencannya.
Orangnya si ganteng, atletis dengan dada yang bidang, dan mata kuliahnya sulit lulusnya, sehingga banyak mahasiswi yang menggadekan badannya dengan tukeran nilai di katrol tanpa susah2 lagi. Kayanya Nina langganannya juga neh, ampe dah lulus masi ja pengen dipatil ma kont0l si bapak. Si bapak biasa ja melihat ada aku. “Kamu Sintia kan”. “Ya pak, pa kabar, kok bisanya ada dimari”. “Ya bisalah, saling berbagi ma Nina kan”. Aku tertawa, aku ngerti sekarang, rupanya Nina triak2 saking nikmatnya dientot si bapak, sampe serak gitu. “Sintia ngeganggu bapak gak nih”. “Sama sekali enggak, mau join? Katanya jablay”. Wah Nina ember juga ke si bapak. “Kalo jablay, aku gak tersinggung kok kalo disuru membelai kamu”. “Membelai Nikmat Sin”, Nina nimbrung. Si bapak, ikutan duduk dan sarapan bareng Nina. Aku agak risih karena mereka suap2an didepanku. “Kamu mo aku suapin juga Sin”, tanya si bapak sambil tertawa. Aku cuman ngegeleng ja. Abis makan, Nina ngajakin aku duduk di sofa, dia tetep ja gak mandi.
“Ada bokep asik Sin, mo liat gak”. Nina langsung memutar dvdnya, ternyata bokep lesbian, jepang. Ah uh nya seru juga. Aku gak pernah liat bokep lesbian, tapi ini seru juga, mereka pake dildo yang kedua ujungnya berbentuk palkon, panjang dan gede, ujung satunya masuk mem3k cewek pertama yang satunya terbenam di memek cewek kedua, mreka saling tindihan, yang diatas ngegenjotkan dildonya kluar masuk mem3k cewek yang dibawahnya, yang langsung ber ah uh ria, kaya lelaki prempuan ja. Si bapak ikutan nonton, duduk diseberang kami berdua. Nina mulai iseng, dia mngelus tokedku. Aku risih dan menerpis tangannya, dia malah mengelus pahaku yang hanya tertutup rok mini, aku jadi menggelinjang dielus gitu, berahiku mulai timbul juga, pertama akibat bokep yang seru banget dan ditambah elusan tangan nanakl Nina di toked dan pahaku. Nia makin agresif mengelus badanku.
Aku malah diciumnya di bibir dengan penuh nafsu. Kembali sensasi menakjubkan itu kurasakan, nafasku mulai menjadi semakin tidak karuan, aku sudah tidak tahan lagi, langsung saja kuremas kedua tokednya. Nina gak pake apa2 dibalik tshirt gombrongnya. Dua segera melepaskan t shirtnya sehingga langsung bertelanjang bulat. Dia menaruh tanganku di tokednya, yang langsung kuremas dengan gemas, besar dan kenceng, lebih besar dari tokedku malah, sambil sesekali kuhisap, berkali-kali ia menjerit lirih. “Ohh.. mm.. uuouugh.. Sin.. uuhh..”jeritnya tertahan. Desahannya itu semakin membuatku kehilangan akal, tanpa pikir panjang kumasukkan jariku ke dalam liang memeknya, dan..
“Bles..” terasa liang memeknya masih rapat. Sesaat dia ingin mengatakan sesuatu tapi dengan cepat aku langsung membungkam mulutnya dengan bibirku. Aku heran juga kok bisanya aku ngeladenin permaenan Nina, padahal gak pernah terpikir sebelumnya aku bakan gelut ma sesama prempuan. Hebat banget pengaruh bokep itu ya. Si bapak hanya senyum2 ja melihat ulah kami berdua. Dia asik nonton kami berdua, bokepnya dia matikan.
“Sin diranjang aja yuk”, Nina bangkit dan menyeretku ke kamarnya. Dia segera melepaskan t-shirt yang kukenakan, terpampanglah dua gundukan indahku terbalut BH putih berenda. Kami berpandangan, kemudian dia mengecup bibirku, dan aku diseretnya keranjangnya, si bapak juga ikut ke kamar Nina. Sprei sangat acak2an, abis bertempur dahsyat rupanya Nina dan si bapak. Nina kayanya bisex, makanya mau gelut ma aku juga. “Sin, bodi kamu asik banget, proporsional ukurannya, tu jembut kamu lebat gitu, napsunya gede ya. Tersiksa banget kalo jablay padahal napsunya gede”, kata si bapak memuji tubuhku. Aku hanya diam saja. Nina berbaring di sampingku, dibelainya rambutku dengan lembut, dikecupnya keningku, bibirku, kemudian lidahnya mulai menelusuri tubuhku, diciumnya dadaku, pagutan demi pagutan membuat aku kegelian. Pentilku tegak berdiri karena aku sudah sangat terangsang. Dijilati pentilku satu persatu. “Oooh..!” aku mendesah kegelian, dia pun mulai menghisap pentilku yang sebelah kanan sedang yang kiri dipilin-pilinnya dengan kedua jarinya. Aku makin mendesah, memejamkan mata sambil menggigit bibir, berusaha menahan gairah yang begitu menggelora. Bibir kami pun bertemu, saling melumat, lidah kami saling berpilin, dada kami saling bergesekan. Nina sudah tidak sabar lagi, ia mulai melepas rok mini beserta cd yang aku pake.
Kini kami berdua sama-sama telanjang bulat, kami mulai bergumul di atas ranjang, berguling-guling ke sana kemari. Bibirnya terus melumat bibirku, nafasku makin tidak teratur, Dia menindih tubuhku sembari jarinya mengobok-obok memekku. Kedua jarinya berusaha mencari titik G-spotku, sampai akhirnya dia menemukannya, kemudian ditekannya dengan jarinya. Beberapa saat kemudian aku mulai menggeliat-geliat, kedua kaki kulingkarkan ke pinggangnya, tubuhku mulai mengejang, bahkan pantatku sampai terangkat. Tubuhku makin mengejang dengan hebat sampai-sampai aku memejamkan mata. tangannya yang satu lagi meremas pantatku dengan kuat, tubuhku semakin mengejang-ngejang. “Ooohh.. oughh.. aahh.. Nin.. aku mau keluar nihh.. oohh..” aku mendesah dengan keras. aku merasakan cairan hangat keluar dari memekku. Tak lama kemudian aku pun mencapai orgasme, tubuhku mengejang dengan hebat, seolah-olah ada yang meledak dalam tubuhku. Aku terkulai lemas dalam pelukannya, dia tersenyum kepadaku, “Nikmat Sin?” aku hanya mengangguk lemes. “Terusin ma si bapak ya, katanya pengen nikmat”, katanya lagi sambil bangkit dari ranjang, sementara aku masi terkapar di ranjang. Nina menghilang gak tau kemana, aku si gak perduli ma Nina lagi, ngebayang kenikmatan yang bakal menerkamku waktu si bapak ngentotin aku.
Si bapak segera memposisikan badannya diseebelahku tanpa menunggu persetujuanku lagi. Dia mengambil posisi memiringkan tubuh ke kanan menghadapku. Dia mulai aktif menciumi seluruh wajah, tengkuk, belakang telinga, leher, terus turun ke bawah, toked kiriku diisap-isapnya, sementara yang kanan dipilin-pilinnya lembut. Rangsangan ini segera membangkitkan birahiku. Mulutnya bergerak kagi ke bawah, ke arah pusar, dijilatinya dan ditiupnya lembut, kembali aku mendesah-mendesis nikmat, sambil jari tangannya mengobok-obok lembut lubang memekku, mengenai itilku, menimbulkan kenikmatan yang hebaaaat, kukejangkan seluruh tubuhku, sampai pingganggku tertekuk ke atas, serrrrrr…. kubasahi tangannya yang lembut dengan semburan cairan hangat yang cukup deras dari memekku. Cuman dielus aja aku bisa klimax lagi, tangannya sakti amir nih. “Pak, masukkan sekarang, Sintia udah nggak tahaaaannnn……”, pintaku manja tanpa rasa malu lagi. Tetap dengan posisi miring-berhadapan, kubuka selangkanganku tinggi-tinggi, kugenggam kontolnya dan kusorongkan lembut ke lubang memekku. “aaaaahhhhhh…….” lenguhanku kembali terdengar lebih seru. Terasa sekali ada benda bulat panjang yang keras banget menerobos masuk memekku. Sensasinya luar biasa, rasanya memekku penuh keisi kontolnya yang lumayan gede itu, palagi dia mulai menekan pelan sehingga ambles makin dalam. Kontolnya baru masuk setengahnya dalam memekku, dimajukannya lagi kontolnya, dan kumajukan pula memekku menyambut sodokannya yang mantap-perkasa. “Paaak… maju-mundurnya barengan, ya…..”, ajakku. Kami maju dan mundur bersamaan tanpa perlu diberi aba-aba, rasanya lebih enak dibandingkan pria di atas wanita di bawah. Kulihat si bapak merem-melek, demikian juga dengan diriku, kontolnya dengan irama teratur terus menghujam-mantap berirama di dalam liang memekku yang terasa sempit kemasukan kontolnya yang lumayan besar. Terasa sekali gesekan kontolnya ke dinding memekku, luar biasa nikmatnya. Baru kali ini aku merasakan nikmatnya dientot. Memekku mulai tersedut-sedut lagi, tanda akan mengeluarkan semburan hangatnya. “Aduuuuhhhh, paaaak, enaaaaakkkkkkk……..”, aku agak berteriak sambil mendesis.
Dia belum muncrat, luar biasa kuatnya. “Ganti gaya, ya Sin, aku cabut dulu sebentar”, ajaknya sambil memutar tubuhku, tetap pada posisi miring membelakanginya. Dia memelukku kuat dari belakang, sambil meremas lembut kedua tokedku, kuangkat kakiku sebelah, dan kuhantar lagi kontolnya memasuki memekku……“aaaaaaaaahhhhhhhhhhh …. enak, paaak……., gesekannya lebih terasa dari yang tadiiiiii…..” aku mendesah nikmat…..Kali ini aku hanya diam, sedang dia yang lebih aktif memaju-mundurkan kontolnya yang belum muncrat-muncrat juga pejunya.
Sudah hampir satu jam dengan dua gaya ini, “Sin, aku mo ngecret, didalem ya”. “Ya pak, muncratin didalem aja, biar lebih nikmat lagi”. Dia semakin mempercepat irama maju-mundurnya, dan “Aaah, aaah, aaahh….” dia mendesah sambil mengeluarkan pejunya dengan tembakan yang kuat-tajam-kental bagai melabrak seluruh dinding rahimku, setrumnya kembali menyengat seluruh kujur tubuhku. “Aaaaaaaa………” aku berteriak panjaaaanng sambil kusemburkan juga air memekku. Tenagaku benar-benar seperti terkuras, tanpa melepaskan pelukan dan juga kontolnya, masih dengan posisi miring, kami terdiam lagi beberapa menit… sampai semua getaran mereda. “Sin, dah lama banget aku pengen ngentotin kamu, sejak kamu masi kuliah, tapi gak pernah kesampean. Nina aja sampe ketagihan ngent0t ma aku, sampe sekarang masi sering minta aku ent0t. NIkmat gak Sin”. “Nikmat banget pak, bapak kuat banget si ngentotnya, Sintia bisa berkali2 klimax bapak baru ngecret. Mo lagi ya pak”. “Tu kan, apa aku bilang, prempuan yang jembutnya lebat mana puas cuma sekali maen”.
“Mandi bareng, yok” ajaknya. Dicabutnya kontolnya dari lobang memekku yang sudah kering, aduuuhhhh enaknya. Aku pun segera bangun. Dia menarik tanganku, aku bangkit dan dipeluknya. Aku di ciumnya sambil menggelitiki toked dan memekku, kembali birahiku naik. Sampai di bawah kran pancuran air hangat, kami berdua berpelukan, berciuman, merangkul kuat. Dengan posisi berdiri kembali kontolnya mengeras bagai batu, segera kurenggut dan kugenggam dan kumasukkan lagi ke memekku. Staminanya kuat banget ya, gak tau deh semalem brapa ronde dia ngentotin Nina, skarang baru ja ngecret di memekku dah ngaceng lagi, keras banget.
Dengan tubuh basah disiram air hangat dari pancuran, dan tetap dengan berdiri, kami ngent0t lagi. Dia kembali menggerakkan kontolnya maju-mundur, sementara aku bagai menggelepar memeluk erat tubuhnya yang perkasa. “Pak, sabunan dulu, ya”, tanpa melepaskan kontolnya dari memekku, kami saling menyabuni tubuh kami, khususnya di bagian-bagian yang peka-rangsangan. “Lepas dulu, ya Sin, aku ambilkan handuk dulu”, dia melepaskan tusukannya, menuju lemari pakaian Nina, dan diambilnya dua handuk baru, satu untukku satu untuknya. Selesai handukan, aku bermaksud mengambil pakeanku karena kupikir aktivitas hari ini sudah selesai. “Eiittt, tunggu dulu, kontolku masih keras nih, kudu dibenamkan lagi di memek kamu sampe aku ngecret lagi.” Gila, mau berapa kali aku orgasme hari ini. kuhitung-hitung sudah 12 kali aku menyemburkan air memek sedari tadi dikilik ma Nina.
Aku mengambil posisi sederhana, terlentang menantang biar dia bisa menindihku dari atas. Kami ngent0t lagi sebagai hidangan penutup dengan “Gaya Sederhana” mot. Dia terus menggoyang kontolnya maju-mundur. Kembali aku akan mencapai puncak lagi, sedang dia masih terus dengan mantapnya maju-mundur begitu kuat. “Pak, Sintia sudah mau keluar lagiiiiii……”, kukejangkan kedua kakiku dan sekujur tubuhku. “Sin, aku juga mau keluar sekarang……”, dalam waktu bersamaan kami saling menyemprotkan dan memuncratkan cairan kenikmatan kami masing-masing. “Enaaak, paak…….” “Puaas, Sin……….” Dia langsung ambruk di atas tubuhku. “Hari ini adalah hari yang paling luar-biasa dalam hidup Sintia pak, kayaknya Sintia gak bakalan lupa deh, makasi ya pak”. “Kalo kamu mau lagi, call aja, kita bikin janjian berdua aja, mau dimana terserah”, katanya sambil mencium lembut bibirku. Kupakai pakeanku, kukecup lagi kedua pipi dan bibirnya, segera aku lari menuju kamar mandi, membersihkan pejunya yang masih menetes dari lubang memekku yang agak bonyok. Kukenakan cd, beha, rok mini, dan t shirtku lagi. rambut kusisir rapi lalu aku keluar kamar. Nina gak kliatan, aku gak tau dia dimana, ya udah aku balik aja kerumahku dengan penuh rasa nikmat. Kebayar rasanya kenikmatan yang gak kudapet dari suamiku. Kapan2 pasti aku akan mengulangi dengan si bapak, seperti tawarannya tadi.

Cerita Dewasa ; Ngentot Memek ABG Perawan

Sebut saja namaku Lila, umurku 16 tahun, kelas 2 SMA. Sebagai anak SMA, tinggiku relatif sedang, 165 cm, dengan berat 48 kg, dan cup bra 36B. Untuk yang terakhir itu, aku memang cukup pede. Walau sebenarnya wajahku cukup manis (bukannya sombong, itu kata teman-temanku…) aku sudah lumayan lama menjomblo, 1 tahun. Itu karena aku amat selektif memilih pacar… enggak mau salah pilih kayak yang terakhir kali.
Di sekolah aku punya teman akrab namanya Stella. Dia juga lumayan cantik, walau lebih pendek dariku, tapi dia sering banget gonta-ganti pacar. Stella memang sangat menarik, apalagi ia sering menggunakan seragam atau pakaian yang minim… peduli amat kata guru, pesona jalan terus!
Saat darmawisata sekolah ke Cibubur, aku dan dia sekamar, dan empat orang lain. Satu kamar memang dihuni enam orang, tapi sebenarnya kamarnya kecil bangeeet… aku dan Stella sampai berantem sama guru yang mengurusi pembagian kamar, dan alhasil, kami pun bisa memperoleh villa lain yang agak lebih jauh dari villa induk. Disana, kami berenam tinggal dengan satu kelompok cewek lainnya, dan di belakang villa kami, hanya terpisah pagar tanaman, adalah villa cowok.
“Lil, lo udah beres-beres, belum?” tanya Stella saat dilihatnya aku masih asyik tidur-tiduran sambil menikmati dinginnya udara Cibubur, lain dengan Jakarta.
“Belum, ini baru mau.” Jawabku sekenanya, karena masih malas bergerak.
“Nanti aja, deh. Kita jalan-jalan, yuk,” ajak Stella santai.
“Boljug…” gumamku sambil bangun dan menemaninya jalan-jalan. Kami berkeliling melihat-lihat pasar lokal, villa induk, dan tempat-tempat lain yang menarik. Di jalan, kami bertemu dengan Rio, Adi, dan Yudi yang kayaknya lagi sibuk bawa banyak barang.
“Mau kemana, Yud?” sapa Stella.
“Eh, Stel. Gue ama yang lain mau pindahan nih ke villa cowok yang satunya, villa induk udah penuh sih.” Rio yang menjawab. “Lo berdua mau bantu, nggak? Gila, gue udah nggak kuat bawa se-muanya, nih.” Pintanya memelas.
“Oke, tapi yang enteng ajaaa…” jawabku sambil mengambil alih beberapa barang ringan. Stella ikut meringankan beban Adi dan Yudi.
Sampai di villa cowok, aku bengong. Yang bener aja, masa iya aku dan Stella harus masuk ke sana? Akhirnya aku dan Stella hanya mengantar sampai pintu. Yudi dan Adi bergegas masuk, sementara Rio malah santai-santai di ruang tamu. “Masuk aja kali, Stel, Lil.” Ajaknya cuek.
“Ngng… nggak usah, Yud.” Tolakku. Stella diam aja.
“Stella! Sini dong!” terdengar teriakan dari dalam. Aku mengenalinya sebagai suara Feri.
“Gue boleh masuk, ya?” tanya Stella sambil melangkah masuk sedikit.
“Boleh doooong!!” terdengar koor kompak anak cowok dari dalam. Stella langsung masuk, aku tak punya pilihan lain selain mengikutinya.
Di dalam, anak-anak cowok, sekitar delapan orang, kalo Rio yang diluar nggak dihitung, lagi asyik nongkrong sambil main gitar. Begitu melihat kami, mereka langsung berteriak girang, “Eh, ada cewek!! Serbuuuuu!!” Serentak, delapan orang itu maju seolah mau mengejar kami, aku dan Stella langsung mundur sambil tertawa-tawa. Aku langsung mengenali delapan orang itu, Yudi, Adi, Feri, Kiki, Dana, Ben, Agam, dan Roni. Semua dari kelas yang berbeda-beda.
Tak lama, aku dan Stella sudah berada di antara mereka, bercanda dan ngobrol-ngobrol. Stella malah dengan santai tiduran telungkup di kasur mereka, aku risih banget melihatnya, tapi diam aja. Entah siapa yang mulai, banyak yang menyindir Stella.
“Stell… nggak takut digrepe-grepe lu di atas sana?” tanya Adi bercanda.
“Siapa berani, ha?” tantang Stella bercanda juga. Tapi Kiki malah menanggapi serius, tangannya naik menyentuh bahu Stella. Cewek itu langsung mem*kik menghindar, sementara cowok-cowok lain malah ribut menyoraki. Aku makin gugup.
“Stell, bener ya kata gosip lo udah nggak virgin?” kejar Roni.
“Kata siapa, ah…” balas Stella pura-pura marah. Tapi gayanya yang kenes malah dianggap seb-agai anggukan iya oleh para cowok. “Boleh dong, gue juga nyicip, Stell?” tanya Dio.
Stella diam aja, aku juga tambah risih. Apalagi pundak Feri mulai ditempelkan ke pundakku, dan entah sengaja atau tidak, tangan Agam menyilang di balik punggungku, seolah hendak merangkul. Bingung karena diimpit mereka, aku memutuskan untuk tidak bergerak.
“Gue masih virgin, Lila juga… kata siapa itu tadi?” omel Stella sambil bergerak untuk turun dari kasur. Tapi ditahan Roni. “Gitu aja marah, udah, kita ngobrol lagi, jangan tersinggung.” Bujuknya sambil mengelus-elus rambut Stella. Aku tahu Stella dulu pernah suka sama Roni, jadi dia membi-arkan Roni mengelus rambut dan pundaknya, bahkan tidak marah saat dirangkul pinggangnya.
“Lil, lo mau dirangkul juga sama gue?” bisik Agam di telingaku. Rupanya ia menyadari kalau aku memperhatikan tangan Roni yang mengalungi pinggang Stella. Tanpa menunggu jawaban, Agam memeluk pinggangku, aku kaget, namun sebelum protes, tangan Feri sudah menempel di pahaku yang terbungkus celana selutut, sementara pelukan Agam membuatku mau tak mau berbaring di dadanya yang bidang. Teriakan protes dan penolakanku tenggelam di tengah-tengah sorakan yang lain. Rio bahkan sampai masuk ke kamar karena mendengar ribut-ribut tadi.
“Gue juga mau, dong!” Yudi dan Kiki menghampiri Stella yang juga lagi dipeluk Roni, sementara Adi, Ben, dan Rio menghampiriku. Berbeda denganku yang menjerit ketakutan, Stella malah kelihatan keenakan dipeluk-peluki dari berbagai arah oleh cowok-cowok yang mulai kegirangan itu.
“Jangan!” teriakku saat Rio mencium pipi, dan mulai merambah bibirku. Sementara Ben menjilati leherku dan tangannya mampir di dada kiriku, meremas-remasnya dengan gemas sampai aku ke-gelian. Kurasakan genggaman kuat Feri di dada kananku, sementara Adi menjilati pusarku. Terny-ata mereka telah mengangkat kaosku sampai sebatas dada. Aku menjerit-jerit memohon supaya mereka berhenti, tapi sia-sia. Kulirik Stella yang sedang mendapat perlakuan sama dari Roni, Yudi, dan Kiki, bahkan Dana telah melucuti celana jins Stella dan melemparnya ke bawah kasur.
Lama-kelamaan, rasa geli yang nikmat membungkus tubuhku. Percuma aku menjerit-jerit, akhir-nya aku pasrah. Melihatnya, Agam langsung melucuti kaosku, dan mencupang punggungku. Feri dan Rio bahkan sudah membuka seluruh pakaian mereka kecuali celana dalam. Aku kagum juga melihat dada Feri yang bidang dan harumnya khas cowok. Aku hanya bisa terdiam dan meringis nikmat saat dada bidang itu mendekapku dan menciumi bibirku dengan ganas. Aku membalas ciu-man Feri sambil menikmati bibir Adi yang tengah mengulum payudaraku yang ternyata sudah terl-epas dari pelindungnya. Vaginaku terasa basah, dan gatal. Seolah mengetahuinya, Rio membuka celanaku sekaligus CDku sehingga aku langsung bugil. Agak risih juga dipandangi dengan begitu liar dan berhasrat oleh cowok-cowok itu, tapi aku sudah mulai keenakan.
“Ssshh…. aaakhh…” aku mendesis saat Adi dan Ben melumat payudaraku dengan liar. “Mmmh, toket lo montok banget, Liiiil…” gumam Ben. Aku tersenyum bangga, namun tidak lama, karena aku langsung menjerit kecil saat kurasakan sapuan lidah di bibir vaginaku. “Cihuy… Lila emang masih perawan…” Agam yang entah sejak kapan sudah berada di daerah rahasiaku menyeringai. “Akkkhh… jangan Gam…” desahku saat kurasakan kenikmatan yang tiada tara.
“Gue udah kebelet, niih… gue perawanin ya, Lil…” Tak terasa, sesuatu yang bundar dan keras menyusup ke dalam vaginaku, ternyata penis Agam sudah siap untuk bersarang disana. Aku men-desah-desah diiringi jeritan kesakitan saat ia menyodokku dan darah segar mengalir. “Sakiiit…” erangku. Agam menyodok lagi, kali ini penisnya sudah sepenuhnya masuk, aku mulai terbiasa, dan ia pun langsung menggenjot dan menyodok-nyodok. Aku mengerang nikmat.
“Ssshh… terusss… yaaa, akh! Akh! Nikmat, Gam! Teruuss… sayang, puasin gue… Akkkhh…”
Sementara pantat Agam masih bergoyang, cowok-cowok lain yang sudah telanjang bulat juga mulai berebutan menyodorkan penis mereka yang sudah tegang ke bibirku.
“Gue dulu ya, Lil… nih, lu karaoke,” ujar Rio sambil menyodokkan penisnya ke dalam mulutku. Aku agak canggung dan kaget menerimanya, tapi kemudian aku mulai mengulumnya dan mempe-rmainkan lidahku menjelajahi barang Rio. Ia mendesah-desah keenakan sambil merem-melek. Sementara Ben masih menikmati buah dadaku, Adi nampaknya sudah mulai beranjak ke arah Stella yang dikerubuti dan digenjot juga sama sepertiku. Bedanya, kulihat Stella sudah nungging, ala doggy style, penis Dana tengah menggenjot vaginanya dan toketnya yang menggantung sedang dilahap oleh Kiki, sementara mulutnya mengoral penis Yudi. Stella nampak amat menikm-atinya, dan cowok-cowok yang mengerumuninya pun demikian. Beberapa saat kemudian, kulihat Dana orgasme, dan kemudian Rio yang keenakan barangnya kuoral juga orgasme dalam mulutku, aku kewalahan dan hampir saja memuntahkan cairannya.
Mendadak, kurasakan vaginaku banjir, ternyata Agam sudah orgasme dan menembakkan sper-manya di dalam vaginaku, cowok itu terbaring lemas di sampingku, untuk beberapa menit, kukira ia tidur, tapi kemudian ia bangun dan menciumi pusarku dengan penuh nafsu. Kini, vaginaku suda-h diisi lagi dengan penis Beni. Penisnya lebih besar dan menggairahkan, sehingga membuat mata-ku terbelalak terpesona. Beni menyodokkan penisnya dengan pelan-pelan sebelum mulai mengg-enjotku, rasanya nikmat sekali seperti melayang. Kedua kakiku menjepit pinggangnya dan bongka-han pantatku turut bergoyang penuh gairah. Kubiarkan tubuhku jadi milik mereka.
“Akkkhh…. ssshh… terus, teruuusss sayaaang… akh, nikmat, aaahhh…” erangku keenakan. Tok-etku yang bergoyang-goyang langsung ditangkap oleh mulut dan tangan Rio. Ia memainkan puting susuku dan mencubit-cubitnya dengan gemas, aku semakin berkelojotan keenakan, dan meracau tidak jelas, “Akkkhh… teruuuss… entot gue, entooott gue teruuss! Gue milik luu… aakhh…!!”
“Iya sayyyaangg… gue entot lu sampe puasss…” sahut Ben sambil mencengkeram pantatku dan mempercepat goyangan penisnya. Rio juga semakin lahap menikmati gunung kembarku, menjilat, menggigit, mencium, seolah ingin menelannya bulat-bulat, dan sebelum aku sempat meracau lagi, Agam telah mendaratkan bibirnya di bibirku, kami saling berpagutan penuh gairah, melilitkan lidah dengan sangat liar, dan klimaksnya saat gelombang kenikmatan melandaku sampai ke puncaknya.
“Aaakkhh…. gue mau…!” Belum selesai ucapanku, aku langsung orgasme. Ben menyusul beber-apa saat kemudian, dan vaginaku benar-benar banjir. Tubuh Ben langsung jatuh dengan posisi penisnya masih dalam jepitan vaginaku, ia memeluk pinggangku dan menciumi pusarku dengan lemas. Sementara aku masih saja digerayangi oleh Agam yang tak peduli dengan keadaanku dan meminta untuk dioral, dan Rio yang menggosok-gosokkan penisnya di toketku dengan nikmat.
Beberapa saat kemudian, Agam pun orgasme lagi. Agam jatuh dengan posisi wajah tepat di sampingku, sementara Rio tanpa belas kasihan memasukkan penisnya ke vaginaku, dan mengge-njotku lagi sementara aku berciuman penuh gairah dengan Agam. Selang beberapa saat Rio org-asme dan jatuh menindihku dengan penis masih menancap, ia memelukku mesra sebelum kemud-ian tertidur. Aku sempat mendengar erangan nikmat dari arah Stella, sebelum akhirnya benar-benar tertidur kecapekan, membiarkan Beni dan Agam yang masih menciumi sekujur tubuhku.
Selama tiga hari kami disana, kami selalu melakukannya setiap ada kesempatan. Sudah tak ter-hitung lagi berapa kali penis mereka mencumbu vaginaku, namun aku menikmati itu semua. Bahk-an, bila tak ada yang melihat, aku dan Stella masih sering bermesraan dengan salah satu dari mereka, seperti saat aku berpapasan dengan Agam di tempat sepi, aku duduk di pangkuannya sementara tangannya menggerayangi dadaku, dan bibirnya berciuman dengan bibirku, dan penis-nya menusuk-nusukku dari bawah. Sungguh pengalaman yang mendebarkan dan penuh nikmat—tubuhku ini telah digauli dan dimiliki beramai-ramai, namun aku malah ketagihan.