Ketentuan dalam UU Pilkada yang dianggap memberatkan pasangan calon independen, tak serta merta membuat KPU menerima begitu saja. KPU sedang menyusun ketentuan yang memungkinkan verifikasi faktual pendukung pasangan calon bisa via video call.
Hal itu terungkap dalam uji publik 4 Peraturan KPU di kantor KPU, Jl Imam Bonjol, Senin (18/7/2016). Verifikasi faktual oleh Panitia Pemungutan Suara (PPS/petugas KPU di kelurahan) ini bisa dilakukan jika si pendukung sakit atau ke luar kota.
"Pendukung yang sedang sakit atau tidak berada di tempat pada saat verifikasi, tetap dapat diverifikasi secara faktual dengan menggunakan alat bantu berupa teknologi informasi," kata Komisioner KPU Juri Ardiantoro dalam keterangan tertulis KPU RI.
Menurut Juri, upaya ini dilakukan untuk mencegah bakal pasangan calon perseorangan kehilangan dukungan karena faktor yang di luar keinginannya, seperti pendukungnya dalam keadaan sakit atau sedang berada di luar daerah pada saat dilakukan verifikasi faktual.
Pemanfaatan teknologi informasi kata Juri, disesuaikan dengan aksesibilitas daerah dan kemampuan bakal pasangan calon. Dengan ketentuan dilakukan secara online dan real time atau seketika dengan menggunakan panggilan video atau video call. Metode ini memungkinkan PPS dan pendukung untuk saling bertatap muka, melihat dan berbicara secara langsung layaknya verifikasi faktual secara offline.
"Kalau ketentuan itu (verifikasi faktual) tidak dapat dilaksanakan, maka dukungannya dinyatakan tidak memenuhi syarat," ujar mantan ketua KPU DKI itu.
Komisioner KPU Arief Budiman menambahkan fasilitasi teknologi informasi sebagai alat bantu verifikasi faktual disiapkan oleh bakal pasangan calon, bukan oleh KPU. "Yang menyediakan alatnya bukan KPU, tetapi pasangan calon," kata Arief.
Untuk verifikasi faktual secara online, bakal pasangan calon harus memastikan koneksi jaringan internet di daerah tersebut baik sehingga video call-nya sempurna.
"Kalau koneksi internetnya tidak bagus maka verifikasinya akan terhambat dan dukungan tersebut dapat dibatalkan," terang Arief.
Meski begitu, Arief mengingatkan verifikasi faktual secara online tidak serta merta dapat diberikan dengan alasan pendukungnya sedang sakit atau berada di luar daerah. Bakal pasangan calon atau timnya harus menyerahkan surat keterangan yang membuktikan pendukung yang bersangkutan sedang sakit atau berada di luar daerah.
"Petugas akan melakukan verifikasi terhadap pemenuhan buktinya. Kalau sakit berarti harus ada surat keterangan dari dokter di rumah sakit," ujarnya.
Dalam hal terdapat keraguan PPS terhadap pendukung yang diverifikasi faktual secara online, maka PPS dapat melakukan penelitian ulang terhadap dua jenis dokumen.
Pertama, PPS mengecek KTP untuk melihat kesesuaian foto dengan wajah pendukung pada saat verifikasi faktual dengan video call. Kedua, mengecek keabsahan surat keterangan kepada instansi yang berwenang untuk mengetahui kebenaran alasan pendukung tidak dapat dihadirkan.
Sebagaimana diketahui, KPU memiliki waktu selama 14 hari untuk melakukan verifikasi faktual atau menemui ke lapangan para pendukung bakal pasangan calon independen di Pilkada 2017, Tepatnya setelah pasangan calon independen itu mendaftarkan diri ke KPU bulan depan.
Jika saat ditemui petugas si pendukung tidak ada, maka pasangan calon diberi waktu 3 hari (tidak berturut-turut) untuk menghadirkan yang bersangkutan ke PPS (kantor KPU kelurahan). Nah, dalam masa 3 hari itulah bisa dilakukan video call petugas dengan pendukung.
Ketentuan ini masih bersifat draf untuk Peraturan KPU tentang Pencalonan. Draf ini akan dirapatkan antara KPU dengan Komisi II DPR RI untuk mendapatkan masukan sebelum pengesahan.
Selasa, 19 Juli 2016
5 Penyebab Wanita Tak Bisa Menikmati Seks
Permasalah bercinta bukan hanya kesulitan orgasme ataupun kebosanan dalam satu posisi seks. Sebab masalah emosional sering berhubungan dengan kenikmatan bercinta.
Seksolog asal Amerika, Dr. Logan Levkoff memaparkan beberapa masalah umum yang menyebabkan wanita tidak dapat menikmati aktivitas seks mereka, seperti dilansirHuffington Post, Selasa (19/07/2016):
1. Kurangnya kesiapan
Untuk menikmati sensasi seks, wanita membutuhkan kondisi tubuh yang siap. Bukan sekadar mental dan emosional tetapi secara fisik dan biologi, tubuh harus siap sedia mengalami orgasme.
Seperti halnya siklus menstruasi, tubuh wanita akan mengalami perubahan mulai dari bentuk payudara yang lebih kencang serta libido yang meningkat.
Walau kondisi tubuh siap, namun selama siklus menstruasi tidak diperbolehkan untuk berhubungan intim. Selain berbahaya bagi kesehatan genital wanita, bercinta saat menstruasi tidak akan memberikan kenikmatan secara maksimal.
2. Kurangnya kedekatan
Bercinta dengan orang yang tidak benar-benar Anda cintai akan mengurangi kenyamanan dan kenikmatan saat bercinta. Selain itu, saat Anda tengah merasa kesal atau marah dengan pasangan Anda, rasa nikmat bercinta akan pudar.
3. Tidak percaya diri dengan bentuk tubuh
Saat tubuh mendadak melar atau lemak terlihat menggumpal di area perut atau paha, umumnya dapat mengurangi rasa percaya diri saat berhubungan seksual.
Pada kasus ini, individu yang merasa tidak percaya diri selama sesi bercinta hanya memikirkan ketidakpercayaan dirinya sehingga kehilangan rasa untuk menikmati sesi bercinta.
4. Stres
Kondisi stres yang melanda individu mampu menurunkan libido bercinta yang pada akhirnya mempengaruhi kenikmatan bercinta. Padahal orgasme merupakan salah satu cara untuk meredam stres dan membuat pikiran lebih rileks.
5. Masalah kesehatan
Kondisi medis seperti menurunnya hormon, tekanan darah tinggi, diabetes akan mengurangi sensasi nikmatnya bercinta.
Tak hanya itu penggunaan obat medis yang memiliki efek samping, seperti obat anti-depresan dan obat anti-kejang memiliki efek samping saat berhubungan intim.
Penyebab lainnya adalah gangguan pada vagina seperti nyeri atau gatal akan mengurangi kenikmatan bercinta.
Hiburan : Psikolog Ungkap Alasan Pokemon Go Disukai Banyak Orang
Sejak diluncurkan di berbagai belahan dunia pada 6 Juli 2016 lalu gim Pokomen Go sukses menarik perhatian masyarakat dunia. Banyak orang langsung penasaran dan menjajal gim ini. Sejak diluncurkan pun berhasil menjadi topik perbincangan di dunia nyata. Hingga kini, penggunanya terus bertambah. Lalu kenapa gim Pokemon Go banyak dimainkan?
Menurut psikolog, gabungan permainan dengan cara mencari monster virtual di dunia nyata menjawab kebutuhan manusia modern. Salah satunya terkait kebutuhan manusia bersosialisasi dengan orang lain.
"Hal ini benar-benar dibutuhkan manusia sekarang," tutur Direktur Media Psychology Research Center di California, Amerika Serikat, Pamela Rutledge dikutip dari lamanLive Science, Senin (18/7/2016).
Selain itu, Rutledge mengatakan Pokemon Go juga mampu menjadi alasan bagi masyarakat modern untuk pergi ke luar ruangan, melakukan sesuatu dengan cara terukur, kebutuhan berkompetensi. Tak ketinggalan hasrat untuk bisa menangkap monster di gim ini semua.
Secara psikologis gim ini memiliki banyak keuntungan. Salah satunya membuat orang-orang aktif bergerak. Studi menemukan, aktif bergerak meningkatkan suasana hati jadi lebih baik. Lalu Pokemon Go juga bisa mampu menciptakan pembicaraan antar-orang serta seringkali menuju titik lokasi monster berada. Sehingga tak jarang mereka bertemu dengan orang yang sedang memainkan Pokemon Go lainnya. Menurut penelitian hubungan sosial seperti percakapan ringan dengan orang asing memiliki punya dampak positif yakni membuat hati jadi lebih senang.
Sayangnya gim ini bisa membuat seseorang jadi terlalu fokus pada layar ponselnya sehingga bisa membuat orang jatuh, terluka, terserempet, atau hal buruk lainnya. Namun gim ini sudah mengingatkan agar saat bermain juga memperhatikan kondisi di sekitar.
Langganan:
Postingan (Atom)