-

 photo suryaqq728x90_zps62axxndh.gif  photo judi13-728x90_zpsa5peghff.gif
 photo Firaun-Poker-728x90_zpsmmky9jss.gif
 photo im2bet-928x90_zpsw6rsjjqf.gif  photo klikbet_zpsf2qh2m6h.gif

Olahraga

Kamis, 07 Juli 2016

Seks : 6 Penyebab Wanita Jarang Mencapai 'Puncak' Saat Berhubungan Seks


Banyak banget keluhan wanita atas prianya. Dilansir dari healthylife.com, sekitar 68 persen perempuan dewasa dari 1.400 responden mengaku tidak puas dengan pasangannya dan 42 persen tak pernah bisa sampai klimaks ketika berhubungan seks. Itu artinya orgasme menjadi permasalahan perempuan ketika berhubungan intim. Sebenarnya apa penyebab utamanya? Setidaknya ada 6 hal yang harus diperhatikan oleh para wanita dan pasangannya agar kenikmatan bercinta sama-sama diraih.

1.Wanita menyukai foreplay yang cukup menguras tenaga sementara pria cenderung gemar 'tancap gas' langsung ke pusat sasaran. Ya, gak bisa begitu dong, boys. Kamu pasti juga mau membuat perempuanmu bahagia, kan? So, lakukan pemanasan yang membuat gairahnya luar biasa sehingga dia jadi gampang mencapai puncak.

2.Cairan vagina sedikit. Kurangnya cairan yang berfungsi sebagai pelumas ini tentu bikin hubungan seks tidak nyaman. Wanita bakal kesakitan luar biasa. Karena itulah tugas pria mencari titik-titik dimana dia mudah terangsang sehingga cairan vagina bertambah.

3.Pakaian dalam jangan ketat-ketat. Nanti aliran darah ke organ intim terhambat, lho. Jika ini terjadi akibatnya wanita sulit orgasme.

4.Tubuh gemuk, dan ini bikin wanita gak pede. Kurang percaya diri bikin hubungan intim jadi gak nyaman. Padahal jika kamu mensyukuri bentuk tubuhmu, orgasme tentu tercapai. Sering-sering olahraga, ya.

5.Melemahnya otot vagina membuat kegiatan seks jadi sangat menyiksa bukan hanya untuk wanita, melainkan juga untuk pria. Rajin olahraga ya, ladies. Senam kegel amat disarankan, lho.

6.Jauhi rokok serta minuman beralkohol. Nikotin bisa menurunkan gairah seksual. Sementara minuman beralkohol bikin sensasi rangsangan di beberapa titik jadi menurun. Akibatnya, para wanita jadi sulit orgasme ketika berhubungan seks. Oh, no. 

Politik : Golkar: Ahok Gunakan Jalur Parpol di Pilkada DKI Jakarta


Koordinator bidang Politik Hukum dan Keamanan (Polhukam) DPP Partai Golkar, Yorrys Raweyai mengatakan bahwa Basuki Tjahja Purnama alias Ahok sebagai petahana akan maju melalui jalur politik pada Pilkada DKI Jakarta 2017 nanti.
“Sinyal yang saya tangkap (Ahok) akan maju melalui partai,” kata Yorys disela-sela acara open house yang digelar Ketua DPR RI Ade Komarudin, di Jakarta, Rabu (6/7).
Menurut dia, dari diakusi yang dilakukan antara partai politik pendukung Ahok yakni Nasdem,Hanura dan Golkar bersama TemanAhok dan Batman, yang berkesepahaman untuk mempermudah langkah Ahok melalui jalur partai politik.
“Ada peraturan KPU yang disahkan untuk verifikasi faktual bagi calon perorangan dan itu sangat menyulitkan. Sedangkan, kalau jalur partai tidak perlu verifikasi faktual yang penting sudah memenuhi dukungan partai politik,” sebut Yorys.
Ia pun mengatakan bahwa dalam waktu dekat, Ahok akan mengumumkan rencana dirinya yang akan maju melalui jalur partai politik sebagai bentuk deklarasi final mengikuti rangkaian Pilkada DKI.
“Saya pikir dalam bulan ini deklarasi (menggunakan jalur parpol),” tandasnya.

Olahraga : Berkat Bomber Brasil, Barito Putera Jadi Tim Tersubur

Torabika Soccer Championship (TSC) 2016 presented by IM3 Ooredoo sudah memasuki pekan kesembilan. Uniknya, klub asal Kalimantan, Barito Putera menjadi tim yang berstatus sebagai klub tersubur dan juga paling banyak kebobolan.

Barito Putera saat ini berada di peringkat ke-11 klasemen sementara dengan koleksi 11 poin. Skuat berjulukan Laskar Antasari itu meraih tiga kali menang, dua imbang dan empat kali kekalahan.
Kendati di tangga klasemen Barito Putera tak terlalu bagus, ternyata anak asuh Mundari Karya ini memiliki barisan penyerang paling tajam di TSC 2016. Tercatat hingga memasuki libur Idul Fitri selama sepekan, Barito berhasil mencetak total 18 gol dari sembilan pertandingan.

Hal tersebut tentu tak terlepas dari kontribusi penyerang asing mereka, Luis Carlos Junior yang telah mencetak 10 gol dan menduduki daftar teratas top skorer TSC 2016. 

Ketajaman Luis Carlos di Barito Putera menghantarkannya pula sebagai pemain pertama yang telah mencetak hat-trick di TSC 2016. Pencapaian itu dia raih ketika takluk 4-5 dari Persipura Jayapura dan juga menang 5-1 atas Perseru Serui.

Selain Luis Carlos, barisan gelandang Barito Putera juga sangat tajam jika berkaca pada gol yang dicetak Rizky Ripora (3 gol), Agi Pratama (2 gol), dan Ibrahim Conteh (2 gol).

Berbeda dengan lini serang, kinerja pertahanan Barito Putera justru sangat buruk. Sejauh ini tercatat 16 gol telah bersarang ke gawang Aditya Harlan.

Statistik mencatat dari empat pertandingan terakhir, Barito Putera bahkan harus rela kebobolan 11 gol. Sekitar sembilan gol terjadi ketika Barito Putera melakoni laga tandang.

Kondisi ini tentu sangat memperihatinkan mengingat barisan belakang Barito Putera sebenarnya dihuni pemain yang cukup apik. Duet Mohamadou Alhadji dan Muhammad Roby seharusnya bisa diharapkan lebih untuk mengamankan gawang Aditya Harlan.

Hal ini tentu menjadi pekerjaan rumah yang cukup berat bagi Mundari Karya. Sebab, jika lini belakang tidak dibenahi bukan tidak mungkin, Barito Putera bakal sulit untuk merangkak ke papan atas klasemen. 

Kesehatan : Hindari Konsumsi Cokelat Hitam Sebelum Tidur

Bagi penggemar cokelat hitam, ada baiknya menghindari konsumsi makanan ini di malam hari. Memang cokelat hitam menyehatkan, namun kandungan kafein di dalamnya bisa membuat sulit tidur.
Dalam satu bar cokelat hitam terdapat 20 miligram kafein. Jumlah ini hampir setara dengan setengah dari satu ons espresso. Selain itu dalam cokelat terdapat stimulantheobromine yang dapat meningkatkan detak jantung dan sebabkan kegelisahan seperti dikutip laman Mirror, Rabu (6/7/2016).
Lebih baik konsumsi cokelat hitam tidak di malam hari, melainkan jauh dari jam tidur. Cokelat yang satu ini mengandung kakao hingga 60 persen ini memiliki manfaat baik bagi kesehatan. Mulai dari kandungan polifenol yang mampu meningkatkan aliran darah ke otak. Lalu menurunkan risiko stroke hingga 20 persen bila dikonsumsi secara rutin.
Ada penelitian menarik bahwa mereka yang mengonsumsi cokelat memiliki tubuh lebih ramping dibandingkan dengan yang tidak makan sama sekali.

HIburan : Bukan Jeje Govinda, Syahnaz Sadiqah Cium Lelaki Lain

Setelah putus dari Juan, Syahnaz Sadiqah kini menjalin hubungan asmara dengan personel Govinda, Jeje. Seringnya mengumbar foto kemesraan di akun Instagram, membuat keduanya dianggap sebagai pasangan serasi.
Namun, baru-baru ini ada yang mencuri perhatian nertizen. Bukan kemesraannya dengan Jeje, adik kandung Raffi Ahmad ini malah terlihat mengecup pipi lelaki lain. Wah! Siapa dia?
Tenang dulu, lelaki itu bukan teman spesial Syahnaz, atau pun selingkuhan. Ia tak lain adalah keponakannya yang bernama Rasya Adhitia.
"Ponakanku yang satu ini kenapa sekarang udah tinggi bangettt.. Dulu masih super kecill kamuuu @rasyadhitia ..... Apa aku yg udah tua?" tulis Syahnaz Sadiqah dalam akun Instagramnya, Rabu (6/7/2016).
Dalam foto tersebut keduanya memang tampak sangat dekat. Rasya merangkul Syahnaz, sementara Syahnaz sendiri tak sungkan mengalungkan lengannya di pinggang Rasnya, sambil mengecup pipinya.
Hubungan mereka hanya sebatas tante dengan keponakan. Namun, ada netizen yang menilai bahwa baiknya mereka tidak berpose semesra itu.
"Ponakan si memang ponakan tpi jangan kale ampe monyong gitu pa lgi dia laki" risih liatx mba @syahnazs," tulis pemilik akun @anandafel94.
Ada juga yang berkomentar, "Menang banyak tuh ponakannya @syahnazs," kata pemilik akun @yoga_wahyu14022. "Aduh jadi ponakan nya menang banyak hahah," tambah @fahurian128, dan masih banyak lagi. (Ufa)


Hati yang Kau Tinggalkan


Hati yang kau tinggalkan menyingkap memori yang tersimpan.Entah hendak dihujungkan sebagai kisah suka mahupun duka.Aku sendiri tidak tahu.Apa yang penting sebagai seorang hamba pada yang Maha Memiliki.Wajib bagiku percaya pada kehendak qada’ dan qadarnya.Imbalan pahala satu-satunya jalan yang menjadi penyejuk dari semua cerita ini.
Umpama topeng yang menutupi wajah pemilik sebenar.Begitu juga tentang keadaan jiwaku pada ketika ini.Orang mengira aku kalis cinta.Padahal hanya Allah dan aku sahaja yang mengetahuinya.Aku tetap manusia yang memerlukan kehadiran cinta.
Aku berjalan sambil melayani perasaan yang semakin resah dan berkecamuk.Sementara Hidayah,rakan karibku sedang berada dikantin.Kekacauan yang bersarang diminda terhenti seketika.Aku melihat seorang wanita yang cukup ayu dengan kurung birunya itu.Tidak seindah warna dan corak yang ada pada bajunya.Wanita itu cukup bengis dan apa yang penting ada sahaja yang tidak layak untuk matanya.
Aku beristighfar.Aku harus sedar tiada adat mahupun agama yang menuntut seseorang murid atau pelajar menderhaka pada guru yang telah mengajarnya.Ya,kali ini aku bersalah!.Bersama dalam kelompok pelajar-pelajar yang lain kerana mengelarnya wanita bengis.
Walaupun cuma ucapan di jiwa.Selayaknya sebagai seorang guru biarlah kena dengan gayanya,kerana menegur juga ada caranya.Ustaz Ismail guru pengajian Syariahku menghampiri wanita itu.Dia cuba mendamaikan hati perempuan itu.Dengan kebijaksanaan dalam menuturkan kata.Akhirnya wanita itu terpangil untuk melupuskan helaian-helaian dalam buku amarahnya kepada pelajar yang bermata bundar itu.
Walaupun berjaya melepaskan diri daripada terus dimarahi.Pelajar itu berlalu sambil menunduk tanda malu.Tanpa disedari dia telah berjalan menghadapku.Terlalu dekat.Sehingga jika dijulurkan jari pada wajahnya dari wajahku pasti tersentuh.Mujur ketinggianku menjadi penyelamat.
Seraya aku berkata.”Opps..Dik jalan tengok mana ni?”Sekali lagi lelaki muda ini bertambah malu.Mungkin didalam benaknya hari ini nasibnya sungguh malang.Sudahlah dimarahi dihadapan khalayak ramai malah ditambah dengan teguranku kepada dirinya.Dengan gaya tersipu-sipu.Selamba dia menjawab “Maaf kak”.Aku bertanya lagi “Kenapa?”.Seperti memahami maksud yang tersirat.
Lelaki muda itu cuma membalas “Macam biasa”,ketika ini budak tingkatan 2 itu cuba memperbetulkan songkok dikepalanya.Aku tahu perbuatan ini bagi mengelak matanya menatap mataku .Mata-mata yang berada disekitar kami hanya berdiam diri.Aku pula pada ketika itu cuma mampu menganguk tanda memahami.Guru wanita ini memang pantang mendengar ada pelajar yang berani bermain cinta atau berita-berita yang mengaitkan hubungan baik diantara lelaki dan perempuan.
Sementara menunggu Hidayah.Aku terus ke padang sekolah.Setibanya disana aku terus duduk ditempat biasa.Disitulah tempat yang mendamaikan bagi diriku dan Hidayah.Setelah separuh daripada waktu kami dihabiskan dimeja belajar.Seronok rasanya memerhati burung-burung yang menari-nari di awan membiru.Dalam asyik melayan pemandangan yang indah itu.Gigitan seekor semut,memang benar-benar terasa.Mana tidaknya mereka juga terdiri daripada keluarga Formisidae.Ingatanku terus menyorot seraut wajah wanita tua.Hari-harinya dipenuhi kesakitan.Sangat menyiksakan!.Dialah nenekku.
Satu-satunya nenek yang masih kekal di dunia ini.Penyakit Osteoarthritis(OA) yang dihidapnya sejak beberapa tahun ini,membataskan pergerakkanya.Walaupun setiap pagi aku,ibu dan ayah harus bergilir-gilir menguruskan dirinya.Kami tetap menyayangi wanita separuh abad itu tanpa rasa dibebani.Sekali lagi lamunanku terhenti dengan sapaan rakan yang aku kasihi.
S
uara menutup salam mengiringi lampu dipadamkan.Aisyah berjalan menuju ke lorong pejalan kaki untuk tiba ke kereta Perdana V6 berwarna Ungu miliknya.Hari ini tidak seperti biasa dia pulang.Disebabkan di tadika tempat dia mengajar sedang menganjurkan hari ‘Maulidurrasul’.
Maka waktu pulangnya juga lebih awal.Menunggu enjin dipanaskan Aisyah membelek-belek sebuah kad bewarna Biru.Tertera alamat dan pemiliknya disitu.Hanya sekentum senyuman yang terukir jelas ketika Aisyah meneliti kad biru itu.Tak terasa hari-hari telah berlalu meninggalkan sepi zaman persekolahanya.Padahal baru semalam Aisyah terkenang kisah lama.Ya.sebuah cerita lama yang memalitkan kudis untuknya.Kudis yang membuatkan dia trauma tentang rasa yang bernama cinta.
Cinta terhadap manusia yang punya gelaran .Adam adalah kaumnya.Sejarah yang silam bukanlah dendam tapi jiwanya cukup berwaspada andai datang keadaan itu semula.Meninggalkan kisah 8 tahun lalu.Aisyah kini redha dan bersedia menghadapi kehidupan yang baru.Kini dia bakal menjadi suri.Dalam doa cinta yang dipintanya setiap hari.Berkumandang bait-bait rasa yang berbaur agar cintanya diberi ketika dia sudah siap dinikahi.
Amirul itu takdirnya kini.Lelaki yang tertera namanya pada kad yang dilihatnya sekarang..Lelaki tersebut adalah jodoh yang ditentukan keluarga.Insyallah Aisyah tidak pernah menyesal menuruti kehendak keluarga tercinta.Namun dalam waktu yang sama ada bisik yang bersembunyi dihatinya.
Taaruf yang kupinta sesuai hajatnya
Pintu Jannah adalah musababnya
Sekeping hati bernama manusia
Tetap ku harap jalan cintanya.
Dalamku mencari yang halal
Tak akanku tipu ada yang tersimpan
Menanti sebuah rasa
Cinta sejati penghujung cerita
Islam itu agamaku
Nilai halal itu mengejarku
Menanti disana sebuah syurga
Jawapan tepat seorang manusia
M
enyaksikan tenunan songket yang cantik.Memerlukan kesabaran dalam membuatnya.Malah bukan itu sahaja ketelitian juga nadi pengerak utama.Ini kerana jika tidak,bukan sahaja hasilnya tidak molek dipandang malah jari-jemari yang bekerja juga akan menerima padahnya.Aku mendengar dengan teliti kata-kata pengacara popular yang segak berbaju melayu hitam itu.Aku mula memperlahankan suara di televisyen.Lalu meletakkan kembali Remote biru itu ketempat asal.Entah mengapa sejak dua menjak ini.Hatiku mudah terasa.
Kenangan yang lama meneggelamkan aku kembali.Sebelum Hidayah tiba,ketika aku cuba membunuh semut itu.Deria pendengaranku bagai ditarik-tarik.Untuk kedepan.Mataku yang rabun.Tidak berapa pasti siapakah manusia-manusia yang berada disana kerana kelibat yang ada cuma terlihat dari belakang.Jadi tidakku tahu siapakah mereka.
Belum pun sempat berfikir.Kakiku terlebih dahulu memulakan pintu jawapan.Aku berjalan berhati-hati kerana tidak mahu ada sesiapa yang mengetahui.Aku melihat seorang lelaki tegap dan berbaju hijau.Ya pengawas.Seperti aku mengenalinya.Ada keganjilan yang menerpa diminda mengapa lelaki itu menjauhkan diri dari tempat khalayak ramai.Bukankah dia sendiri tidak menyukai fitnah?.
Gerak langkahku diatur dengan cermat.Sesekali aku mengangkat kain yang melabuh hingga ke buku lali kerana lelaki ini semakin cuba menghindar!.Sehinggalah suatu saat lelaki ini berhenti juga.Aku melihat dia sedang merenung tepat pada mata seorang gadis kecil dihadapanya.Malah dia menambah.Dia tidak pernah menyukai sesiapa.Melihat dan mendengar kata-kata itu,membuatkan aku kembali ditempat istirehatku sebelum ini.Rasanya gigitan seekor semut itu tadi tidaklah begitu teruk.Berbanding sakitnya hatiku saat itu.Remuknya rasa dijiwa kerana dia lelaki pertama yang aku suka!.
Aku harus mengikhlaskan luka yang jelas nampak basah warna merahnya,semua ini angkara keberaniaanku menepis undang-undang manusia.Kelihatan Aisyah cuba menahan sebak didada,selepas apa yang dilihatnya.Ditahannya air mata sekuat tenaga agar tak satu pun berderai jatuh ketanah sehingga boleh menjadi pertanyaan daripada teman baiknya.Biar dia mempersalahkan diri sendiri daripada menunjuk kearah orang yang disayangi.Pujuk Aisyah didalam hati.
Tirai sepi Aisyah disingkap dengan gadis benama Hidayah.Sangkaanya Aisyah yang telah ditemani sejak sekian lama sedang beradu dengan sebuah pemilihan.Pemilihan yang mencipta kebingungan sama ada mengetuai rombongan pertandingan nasyid peringkat daerah diantara sekolah-sekolah menengah agama Johor Bahru atau meneruskan ujian saringan yang dapat melayakkan esei warkah Siti Aisyah Muhamad atau Aisyah dipaparkan disebuah tabloid terkenal.
Walhal dalam hakikat yang sebenar hanya Aisyah dan sang penilai hati sahaja yang mengetahui tentang apa yang tersirat didalam buku yang bernama jiwa pada petang itu.Hidayah menguis-nguis bahu Aisyah dengan jari runcing miliknya,sambil disebelah tangannya terlihat pula 2 bungkus air sirap yang nampak sedap warnanya.Sebungkus sirap disedut-sedut airnya.Tekaknya betul-betul kering kerana sibuk latihan suara bagi pertandingan nasyid peringkat daerah itu nanti.Sementara disisi lain Aisyah yang dilihat duduk dibangku panjang biru tua ,sedang sibuk menguruskan air-air yang bertakung dikelopak mata.Bukan niat untuk berbohong pada teman baik yang berada disampingnya.
Tetapi baginya dengan masalah-masalah yang dihadapi pada waktu ini akan bertambah lagi bebannya jika dia membeberkan kisah duka yang terjadi.Aisyah masak benar dengan watak Hidayah yang mudah terpujuk untuk membela nasib rakan-rakan di sekolah.Lebih-lebih lagi pada insan-insan yang teraniaya.Haru-biru jadinya kalau Hidayah temannya, mengetahui keadaan yang sebenar.Dengan perlahan-lahan Aisyah memalingkan bola matanya.Ditatap wajah Hidayah selama yang mampu.Hal ini menjadi persoalan buat rakan baiknya.Ragam Aisyah membuatkan Hidayah terus berkata.”Wei….Sedara kau ni dah kenapa?, tak kan otak kau tu dah tepu memikirkan jalan mana kau nak pergi.Sampai tengok aku macam orang dah tak makan seminggu”.
Hidayah yang bertubuh tinggi dan berkulit hitam manis mengakhirkan pertanyaan tadi dengan gelak ketawa.Aisyah memang seorang yang bijak.Bijak bersandiwara.Setiap kali menghadapi kerumitan dalam diri.Aisyah akan menampilkan perangai yang tidak seperti biasanya.Baginya itu sahajalah jalan yang dia ada untuk mengaburkan mata-mata yang ada disekitarnya.Ucapan ringkas terpacul dimulut Aisyah bahawa dia memilih untuk menjalani ujian saringan esei terlebih dahulu dan selepas itu andai masih ada rezeki untuknya, dia akan mengetuai rombangan nasyid itu nanti.Hidayah yang mendengar hanya diam seribu bahasa namun terselit juga pertanyaan dibenaknya.Tidak mahu membebani rakan baiknya, Hidayah menarik Aisyah untuk masuk ke dewan semula.
A
isyah menghidangkan secawan kopi buat ayah.Kepenatan jelas kelihatan pada wajah ayahnya.Selepas pulang daripada kerja tengahari tadi.Aisyah membawa keluarganya terus ke pasar.Selepas itu,kereta dipandu terus menghala ke rumah bakal menantu Hj Muhamad.Hj Muhamad itu ayah Aisyah.Seorang ayah yang tidak berminat mengahwinkan anak daranya sebelum ini.Namun berbeza pula pada kali ini.Sebelum tiba dirumah bakal menantunya.Hj Muhamad sekeluarga singgah sebentar ke Rumah Anak Yatim Semarak Kasih.Untuk mengagihkan barangan keperluan dapur bersempena ramadhan yang mulia.
Walaupun sama-sama keletihan.Aisyah mengagahi kudrat yang ada agar masih mampu membuatkan secangkir kopi kampung kepada bapa tercinta.Itulah kebiasaan untuk Aisyah setiap kali melihat ada garis-garis keletihan diwajah ayahnya.Sesudah itu Aisyah terus meluru ke biliknya.
Aisyah mengibas-ngibas tempat tidurnya.Itulah petua sebelum tidur yang masih segar dalam ingatanya.Walaupun nenek dikasihi telah pergi meningalkanya kira-kira 8 tahun yang lalu.Aisyah tidak pernah lupa.Perbuatan yang dilakukan tadi, tapi tidak bermakna Aisyah mahu tidur kerana matanya belum tertarik lagi.Seharian berjalan tidak membuatkan jiwa dan akalnya lesu.Hatinya benar-benar berdebar dan tidak sabar untuk menyaksikan buku hasil nukilanya diterbitkan esok.Sebuah impian yang sudah diimpikan sejak kecil.Bergelar sebagai penulis!.
Jejaknya yang pertama adalah menulis sebuah novel.Novel yang dikaranganya berbunyi Hati yang kau tinggalkan adalah inspirasi daripada pengalaman yang dilalui oleh pengarangya sendiri.Sebuah novel yang ada kait-mengait tentang kisah hidupnya.Namun tidaklah semua daripada isi cerita itu.Beza yang jelas dalam kisah ini.Wanita yang digambarkan sudahpun melabuhkan kembara cintanya pada seorang pemuda.Pemuda yang baru saja memeluk islam.Istimewanya cerita ini.Cinta yang bersatu adalah hasil daripada ketulusan dan keimanan.Apa-apa pun keindahan yang terpampang didalam kisah ini.Hanyalah sebuah cerita yang dikarang oleh Aisyah.Dia sendiri tukang penceritanya,masih terus menanti siapakah perlabuhan terakhir masa bujangnya ini.
P
agi yang cerah disambut dengan gembira.Aisyah mengucapkan rasa syukur tidak terhingga kepada yang Maha Kuasa serta kepada pendokong kuat untuk dirinya selama ini.Terutama ayah,ibu dan adik.Kesejukkan yang dibawa dari beberapa penghawa dingin yang ada didalam dewan hotel terkemuka itu.Membuatkan Aisyah sesekali membetulkan lengan bajunya.Pada akhir majlis pelancaran novelnya.Aisyah mendeklemasikan sebuah sajak sebagai tanda tersurat tentang apa yang ada didalam Hati Yang Kau Tinggalkan.
Dalam lafaz yang kau rungkaikan
Tak satu pun seindah impian
Mimpi ngeri yang kau tinggalkan
Menyaksikan diri bergelumbang kesedihan
Menatap hiba mengenang rindu
Dalam kasih adanya pilu
Tak perlu ku ucap satu-persatu
Mengiringi waktu nanti kau tahu
Mengapa kau biar cinta berlalu
Tak mungkin bertaut seperti dulu
Bukan dendam membalas cintamu
Tingkahlakumu perit bagiku
Menatap sepi diwajahmu
Irama mengasihani mengiringi dirimu
Aku tidak seperti dulu
Teratak jiwaku sudah berpenghulu
Walau memori menjadi pacu
Tiada lagi makna untukku
Dalam doa pengubat rindumu
Kudoakan agar ada pengganti semanis bayangmu
Berakhirnya deklemasi sajak daripada Aisyah.Matanya terpana pada seorang jejaka.Untuk beberapa minit seketika. Memang benar dan tidak salah lagi!.Dialah Aiman.Lelaki yang telah membina kolam-kolam derita buat Aisyah.Walaupun air dikolam-kolam itu sudah surut.Namun bekas tapaknya tetap ada.Mungkin peristiwa diakhir tingkatan 5 itu boleh dimaafkan.Kerana semua itu hanya salah faham.Namun pertunangan yang tercipta diusia Aisyah ke-21.Benar-benar pengalaman yang perit untuk diterima.Sudahlah nenek yang tersayang meninggalkannya ketika itu.Putusnya tali pertunangan selepas sehari pemergian neneknya Nuraminah,memang tidak pernah dibayangkan.Perbuatan ini semuanya atas tiket dendam yang dibuat Aiman.
Aiman terlalu percaya fitnah rakan baiknya sendiri berbanding Aisyah.Tengelamnya Aisyah dalam kenangan tidaklah lama.Semua itu kerana Allah tidak pernah lupa pada janjinya.Keikhlasan dan keredhaan adalah tanggungjawab kita sebagai hamba dalam menerima suratan takdir yang telah tercipta.Kedatangan Amirul yang baru sahaja tiba.Melenyapkan memori yang hiba.Ukiran senyuman jelas menyinarkan lagi,wajah ayu yang dimilikinya.Detik-detik ini Aisyah sempat berkata-kata didalam hati.”Manusia selalu meminta cerah.Tanpa diduga hujan turun dengan lebatnya.Tetapi adakah manusia pernah menjangka akan muncul sebuah pelangi yang cukup sempurna susunan warna dan kilauanya”.

Cerita Dewasa: Nikmatnya Desahan Cewek ABG

Akhirnya malam harinya sekitar jam 19.00 saya telah berdiri didepan rumahnya sambil mengetuk pagarnya tidak lama setelah itu L—-muncul dari balik pintu sambil tersenyum manis sekali dia mengenakan kaos ketat dan rok yang kira-kira panjangnya hampir mencapai lutut berwarna hitam.
Saya tanya, “Mana ortu kamu…”, dia bilang kalau di rumah itu dia cuma tinggal bersama papanya dan pembantu, sedangkan kalau kakaknya dan mamanya di kota lain.
“Oohh jawab saya,” saya tanya lagi “Terus Papa kamu mana?” dia jawab kalau Papa lagi keluar ada rapat lain di hotel (papanya seorang pejabat kira-kira setingkat dengan wagub) jadi saat itu juga kami langsung jalan naik motorku dan tanpa disuruhpun dia langsung memeluk dari belakang, penis saya selama jalan-jalan langsung tegang, habis dada dia begitu kenyal terasa di belakangku seakan-akan memijit-mijit belakangku (motor waktu itu sangat mendukung, yaitu RGR).
Setelah keliling kota dan singgah makan di tempat makan kami langsung pulang ke rumahnya setelah tiba saya lihat rumahnya masih sepi mobil papanya belum datang.
Tiba-tiba dia bilang “Masuk yuk!., Papa saya kayaknya belum datang”. Akhirnya setelah menaruh motor saya langsung mengikutinya dari belakang saya langsung melihat pantatnya yang lenggak-lenggok berjalan di depanku, saya lihat jam ternyata sudah pukul 21.30, setiba di dalam rumahnya saya lihat tidak ada orang saya bilang “Pembantu kamu mana?”, dia bilang kalau kamar pembantu itu terpisah dari bangunan utama rumah ini agak jauh ke belakang.
“oohh…”, jawab saya.
Saya tanya lagi, “jadi kalau sudah bukakan kamu pintu pembantu kamu langsung pergi ke belakang?”, dia jawab iya.
“Terus Papa kamu yang bukain siapa…”
“saya…” jawabnya.
“Kira-kira Papa kamu pulang jam berapa sih…”, tanya saya. Dia bilang paling cepat juga jam 24.00. (Langsung saja pikiranku ngeres banget)
Saya tanya lagi “Kamu memang mau jadi pacar saya…”.
Dia bilang “Iya…”.
Lalu saya bilang, “kalau gitu sini dong dekat-dekat saya…”, belum sampai pantatnya duduk di kursi sebelahku, langsung saya tarik ke dalam pelukanku dan mengulum bibirnya, dia kaget sekali tapi belum sampai ngomong apa-apa tanganku langsung memegang payudaranya yang benar-benar besar itu sambil saya remas-remas dengan kuat sekali (habis sudah kebelet) diapun mengeluh “Ohh.., oohh sakit”. katanya.
Saya langsung mengulum telinganya sambil berbisik, “Tahan sedikit yah…”, dia cuma mengangguk. Payudaranya saya remas dengan kedua tanganku sambil bibir saya jilati lehernya, kemudian pindah ke bibirnya langsung saya lumat-lumat bibirnya yang agak seksi itu, kamipun berpagutan saling membenamkan lidah kami masing-masing. Penis saya langsung saya rasakan menegang dengan kerasnya. Saya mengambil tangan kirinya dan menuntun memegang penisku dibalik celana saya, dia cuma menurut saja, lalu saya suruh untuk meremasnya. Begitu dia remas, saya langsung mengeluh panjang, “Uuhh…, nikmat sayang”, kata saya.
“Teruss…”, dengan agak keras kedua tanganku langsung mengangkat kaos yang dia kenakan dan membenamkan muka saya di antara payudaranya, tapi masih terhalang BH-nya saya jilati payudaranya sambil saya gigit-gigit kecil di sekitar payudaranya, “aahh…, aahh”. Diapun mendesis panjang tanpa melepas BH-nya saya langsung mengangkat BH-nya sehingga BH-nya berada di atas payudaranya, sungguh pemandangan yang amat menakjubkan, dia mempunyai payudara yang besar dan puting yang berwarna kemerahan dan menjulang keluar kira-kira 1/2 cm dan keras, (selama saya main cewek baruku tahu sekarang bahwa tidak semua perempuan nanti menyusui baru keluar putingnya). Saya jilat kedua payudaranya sambil saya gigit dengan keras putingnya. Dia pun mengeluh sambil sedikit marah. “Aahh…, sakkiitt…”, tapi saya tidak ambil pusing tetap saya gigit dengan keras. Akhirnya diapun langsung berdiri sambil sedikit melotot kepadaku.
Sekarang payudara dia berada tepat di depan wajah saya. Sambil saya memandangi wajahnya yang sedikit marah, kedua tanganku langsung meremas kedua payudaranya dengan lembut. Diapun kembali mendesis, “Ahh…, aahh…”, kemudian saya tarik payudaranya dekat ke wajah saya sambil saya gigit pelan-pelan. Diapun memeluk kepala saya tapi tangannya saya tepiskan. Sekelebat mata saya menangkap bahwa pintu ruang tamunya belum tertutup saya pun menyuruh dia untuk penutup pintunya, dia pun mengangguk sambil berjalan kecil dia pergi menutup pintu dengan mengendap-endap karena bajunya tetap terangkat sambil memperlihatkan kedua bukit kembarnya yang bikin hati siapa saja akan lemas melihat payudara yang seperti itu.
Setelah mengunci pintu dia pun kembali berjalan menuju saya. Saya pun langsung menyambutnya dengan memegang kembali kedua payudaranya dengan kedua tangan saya tapi tetap dalam keadaan berdiri saya jilati kembali payudaranya. Setelah puas mulut saya pun turun ke perutnya dan tangan saya pelan-pelan saya turunkan menuju liang senggamanya sambil terus menjilati perutnya sesekali mengisap puting payudaranya. Tangan sayapun menggosok-gosok selangkangannya langsung saya angkat pelan-pelan rok yang dia kenakan terlihatlah pahanya yang mulus sekali dan CD-nya yang berwarna putih saya remas-remas liang kewanitaannya dengan terburu buru, dia pun makin keras mendesis, “aahh…, aakkhh… ohh…, nikmat sekali…”, dengan pelan-pelan saya turunkan cdnya sambil saya tunggu reaksinya tetapi ternyata dia cuma diam saja, (tiba-tiba di kepala muncul tanda setan).
Terlihatnya liang kewanitaannya yang ditumbuhi bulu-bulu tapi sangat sedikit. Sayapun menjilatinya dengan penuh nafsu, diapun makin berteriak, “Aakkhh…, akkhh…, lagi…, lagii..”.
Setelah puas sayapun menyuruhnya duduk di lantai sambil saya membuka kancing celanaku dan saya turunkan sampai lutut terlihatlah CD-ku, saya tuntun tangannya untuk mengelus penis saya yang sudah sangat tegang sehingga sepertinya mau loncat dari CD-ku. Diapun mengelusnya terus mulai memegang penis saya. Saya turunkan CD-ku maka penis saya langsung berkelebat keluar hampir mengenai mukanya. Diapun kaget sambil melotot melihat penis saya yang mempunyai ukuran lumayan besar (diameter 3 cm dan panjang kira-kira 15 cm) saya menyuruhnya untuk melepas kaos yang dia kenakan dan roknya juga seperti dipangut dia menurut saja apa yang saya suruh lakukan. Dengan terburu-buru saya pun melepas semua baju saya dan celana saya kemudian karena dia duduk dilantai sedangkan saya dikursi, saya tuntun penis saya ke wajahnya dia pun cuma melihatnya saja. Saya suruh untuk membuka mulutnya tapi kayaknya dia ragu-ragu.
Setengah memaksa, saya tarik kepalanya akhirnya penisku masuk juga kedalam mulutnya dengan perlahan dia mulai menjilati penis saya, langsung saya teriak pelan, “Aakkhh…, aakkhh…”, sambil ikut membantu dia memaju-mundurkan penis saya di dalam mulutnya. “aakk…, akk…, nikmat sayyaangg…”. Setelah agak lama akhirnya saya suruh berdiri dan melepaskan CD-nya tapi muncul keraguan di wajahnya sedikit gombal akhirnya CD dan BH-nya dia lepaskan juga maka telanjang bulatlah dia depanku sambil berdiri. Sayapun tak mau ketinggalan saya langsung berdiri dan langsung melepas CD-ya. Saya langsung menubruknya sambil menjilati wajahnya dan tangan saya meremas-remas kedua payudaranya yang putingnya sudah semakin tegang, diapun mendesis, “Aahh…, aahh…, aahh…, aahh”, sewaktu tangan kananku saya turunkan ke liang kemaluannya dan memainkan jari-jariku di sana.
Setelah agak lama baru saya sadar bahwa jari saya telah basah. Saya pun menyuruhnya untuk membelakangiku dan saya siapkan penis saya. Saya genggam penis saya menuju liang senggamanya dari belakang. Saya sodok pelan-pelan tapi tidak maumasuk-masuk saya sodok lagi terus hingga dia pun terdorong ke tembok tangannyapun berpangku pada tembok sambil mendengar dia mendesis, “Aahh…, ssaayaa..,. ssaayaangg…, kaammuu…”, sayapun terus menyodok dari belakang. Mungkin karena kering penis saya nggak mau masuk-masuk juga saya angkat penis saya lalu saya ludahi tangan saya banyak-banyak dan saya oleskan pada kepala penissaya dan batangnya dia cuma memperhatikan dengan mata sayu setelah itu. Saya genggam penis saya menuju liang senggamanya kembali. Pelan-pelan saya cari dulu lubangnya begitu saya sentuh lubang kemaluannya dia pun langsung mendesis kembali, “Ahh…, aahh…”, saya tuntun penis saya menuju lubang senggamanya itu tapi saya rasakan baru masuk kepalanya saja diapun langsung menegang tapi saya sudah tidak peduli lagi. Dengan satu hentakan yang keras saya sodok kuat-kuat lalu saya rasa penis saya seperti menyobek sesuatu maka langsung saja dia berontak sambil berteriak setengah menangis, “Ssaakkiitt…”. Saya rasakan penis saya sepertinya dijepit oleh dia keras sekali hingga kejantanan saya terasa seperti lecet di dalam kewanitaannya. Saya lalu bertahan dalam posisi saya dan mulai kembali menyiuminya sambil berkata “Tahann.. sayang… cuman sebentar kok…”
Saya memegang kembali payudaranya dari belakang sambil saya remas-remas secara perlahan dan mulut saya menjilati belakangnya lalu lehernya telinganya dan semua yang bisa dijangkau oleh mulut saya agak lama. Kemudian dia mulai mendesis kembali menikmati ciuman saya dibadan dan remasan tangan saya di payudaranya, “Ahh…, aahh…, ahh…, kamu sayang sama lakukan?” dia berkata sambil melihat kepada saya dengan wajah yang penuh pengharapan. Saya cuma menganggukkan kepala padahal saya lagi sedang menikmati penis saya di dalam liang kewanitaannya yang sangat nikmat sekali seakan-akan saya lagi berada di suatu tempat yang dinamakan surga. “Enak sayang?”, kataku. Dia cuma mengangguk pelan sambil tetap mengeluarkan suara-suara kenikmatan, “Aahh…, aahh…” lalu saya mulai bekerja, saya tarik pelan-pelan penis saya lalu saya majukan lagi tarik lagi majukan lagi dia pun makin keras mendesis, “Aahh…, ahh…, ahhkkhh…” akhirnya ketika saya rasakan bahwa dia sudah tidak kesakitan lagi saya pun mengeluar-masukkan penis saya dengan cepat dia pun semakin melenguh menikmati semua yang saya perbuat pada dirinya sambil terus-meremas payudaranya yang besar itu. Dia teriak “Sayaa mauu keeluuarr…”.
Sayapun berkata “aahhkkssaayyaanggkkuu…”, saya langsung saja sodok dengan lebih keras lagi sampai-sampai saya rasakan menyentuh dasar dari liang senggamanya tapi saya benar-benar kesetanan tidak peduli lagi dengan suara-suara, “Ahh…, aahh…, ahh…, akkhh…, akkhh…, truss” langsung dia bilang “Sayyaa kkeelluuaarr…, akkhh…, akhh…”, tiba-tiba dia mau jatuh tapi saya tahan dengan tangan saya. Saya pegangi pinggulnya dengan kedua tangan saya sambil saya kocok penis saya lebih cepat lagi, “Akkhh…, akkhh…, ssaayyaa mauu…, kkeelluuaarr…, akkhh…”, pegangan saya di pinggulnya saya lepaskan dan langsung saja dia terjatuh terkulai lemas.
Dari penis saya menyemprotlah air mani sebanyak-banyaknya, “Ccroott…, croott.., ccrroott…, akkhh…, akkhh…”, saya melihat air mani saya membasahi sebagian tubuhnya dan rambutnya, “Akhh…, thanks sayangkuu…”, sambil berjongkok saya cium pipinya sambil saya suruh jilat lagi penisku. Diapun menjilatinya sampai bersih. Setelah itu saya bilang pakai pakaian kamu dengan malas dia berdiri mengambil bajunya dan memakainya kembali.
Setelah kami berdua selesai saya mengecup bibirnya sambil berkata, “Saya pulang dulu yah sampai besok sayang…!”. Dia cuma mengangguk tidak berkata-kata lagi mungkin lemas mungkin nyesal tidak tahu ahh. Saya lihat jam saya sudah menunjukkan jam 23.35, saya pulang dengan sejuta kenikmatan.

Cerita Dewasa : Seks dengan Mbak Eva Janda Kembang

Sebelum saya ceritakan pengalaman saya dengan Mbak Eva, perlu saya sampaikan juga bahwa (mungkin) saya mengidap suatu kelainan (meskipun mungkin kadarnya masih sangat ringan), yaitu saya lebih tertarik dengan wanita yang usianya sebaya dengan saya ataupun lebih tua, meskipun saya tidak terlalu menolak dengan wanita yang usianya dibawah saya. Hampir semua (tapi tidak 100 persen), pacar-pacar saya ataupun teman-teman kencan saya biasanya memiliki usia sebaya ataupun lebih tua. Tetapi istri saya saat ini memang lebih muda dari saya 5 tahun.
Saya menyenangi wanita yang lebih tua, karena saya merasa kalau bermain cinta dengan mereka, saya merasakan ada sensasi tersendiri. Terlebih kalau teman kencan saya seorang janda, saya akan semakin menikmati permainan-permainannya dengan baik. Saya mempunyai seorang tetangga, sekaligus kawan bermain, tetapi usianya 3 tahun dibawah saya, sebut saja namanya Steven (tentunya juga nama samaran). Saya berkawan dan bersahabat dengan dia sudah sejak kecil. Hubungan saya dengan Steven sudah seperti kakak beradik. Kami saling bermain, saya ke rumahnya ataupun dia yang ke rumahku. Makan dan terkadang tidur pun kami sering bersama. Steven ini anak tertua dari 4 bersaudara. Ayahnya meninggal dunia ketika dia berumur 15 tahun.
Steven ini mempunyai ibu, namanya Eva. Meskipun Mbak Eva ini ibu dari teman dekat saya, tetapi saya memanggilnya tetap dengan panggilan mbak, bukan tante (saya tidak tahu kenapa memanggilnya mbak, mungkin saya ikut-ikutan ibu saya). Karena saya sudah terbiasa bergaul dengan keluarga Mbak Eva, maka Mbak Eva menganggap saya sudah seperti anaknya sendiri. Sehingga Mbak Eva tidak merasa malu untuk bertingkah wajar di hadapanku, terutama sekali dia sudah terbiasa berpakaian minim, meskipun saya ada di depannya.
Apabila selesai mandi, dan keluar dari kamar mandi, Mbak Eva tanpa malu-malu jalan di hadapan saya hanya dengan melilitkan handuk di tubuhnya. Sehingga dengan jelas sekali terlihat kemolekan tubuhnya. Warna kulitnya yang kuning bersih, dengan bentuk pantat yang bulat dan sintal, serta sepasang lengan yang indah dengan bebasnya dapat dipandangi, meskipun saya pada saat itu masih SD ataupun SMP, tetapi secara naluri, saya sudah ingin juga melihat kemolekan tubuh Mbak Eva.
Hubungan dengan Steven tetap baik, meskipun saya sudah pindah rumah (meskipun dalam satu kota) dan meskipun saya sudah kuliah ke lain kota, hubungan saya dengan keluarga Mbak Eva juga tetap tidak berubah. Kalau saya pulang ke rumah sebulan sekali, saya selalu sempatkan main ke rumah Steven.
Setelah kematian suaminya, Mbak Eva selama kurang lebih 8 tahun tetap menjanda. Meskipun sebenarnya banyak laki-laki yang tertarik padanya, karena Mbak Eva ini orangnya cantik, seksi, kulitnya kuning, bicaranya ramah dan supel. Penampilannya selalu nampak bersih (selalu bermake-up setiap saat). Tetapi semuanya ditolak, karena alasan Mbak Eva pada saat itu katanya lebih berkonsentrasi untuk dia dalam mengasuh anak-anaknya. Tetapi setelah 8 tahun menjanda, akhirnya dia menikah dengan seorang duda tua yang meskipun kaya raya tetapi sakit-sakitan (Mbak Eva mau menikah dengan dia karena alasan ekonomi). Tetapi perkawinan ini hanya bertahan kurang lebih 2 tahun, karena suaminya yang baru ini akhirnya juga meninggal.
Setelah saya Dewasa, rasa tertarik saya dengan Mbak Eva semakin menggebu. Tubuh yang seksi, pantat yang padat, dan betis yang kecil serta indah selalu menjadi sasaran mata saya. Terkadang saya sering mencuri pandang dengan Mbak Eva, pada saat ngobrol dengan Steven dankebetulan Mbak Eva lewat. Apalagi kalau sedang ngobrol dengan Steven dan Mbak Eva ikut, wah rasanya jadi senang sekali. Bahkan sering saya sengaja main ke rumah Steven, dimana pada saat Steven tidak ada di rumah, sehingga saya dengan leluasa dapat ngobrol berdua dengan Mbak Eva.
Meskipun keinginan untuk bercinta dengan Mbak Eva selalu menggebu, tetapi saya masih kesulitan untuk mencari cara memulainya. Terkadang rasa ragu dan malu selalu menghantui, takut kalau nanti Mbak Eva menolak untuk diajak bercinta. Tetapi kalau kemauan sudah kuat, segala cara akan ditempuh demi tercapainya keinginan. Hal ini terjadi secara kebetulan, ketika suatu sore MBak Eva minta tolong saya untuk mengantarkan melihat komplek perumahan yang baru di pinggiran kota, karena dia bermaksud membeli rumah kecil di komplek perumahan tersebut.
Kami berdua berangkat dengan memakai mobil saya. Karena lokasinya masih baru dan masih dalam tahap pembangunan, sehingga sesampainya di lokasi, suasananya terlihat sepi, tidak ada seorang pun di tempat itu. Kami berdua berkeliling-keliling dengan berjalan kaki melihat-lihat rumah-rumah yang baru dibangun. Saya ajak Mbak Eva masuk ke salah satu rumah yang sedang dibangun, yang tentunya masih kosong, kami melihat-lihat ke dalamnya.
Kami berjalan berdampingan, dan setelah masuk ke salah satu rumah yang sedang dibangun. Dengan tiba-tiba saya dekap pundaknya, saya rekatkan ke dada saya, perasaan saya pada saat itu tidak menentu, antara senang, takut kalau-kalau dia marah dan menampar saya, danperasaan birahi yang sudah sangat menggebu. Tetapi syukur, ternyata dia hanya tersenyum memandang saya. Melihat tidak ada penolakan yang berarti, saya mulai berani untuk mencium pipinya, lagi-lagi dia hanya tersenyum malu sambil pura-pura menjauhkan diri dan sambil berkata, “Ach.. Panji ini ada-ada saja..”
Saya berkata, “Mbak Eva marah yaa..?”
Dia hanya menjawab dengan gelengan kepala dan sambil tersenyum terus menundukkan kepala.
Melihat bahasa tubuh yang menunjukkan “lampu Hijau”, serangan saya semakin berani. Saya mengejarnya dan mendekapnya, dan akhirnya saya berhasil mencium bibirnya yang tipis, mungil dan berkilat oleh lipstick yang selalu menghiasi bibirnya. Sambil saya bersandar di dinding, saya dekap dengan erat tubuh Mbak Eva.
Saya cium bibirnya, “Uhhmm..” dia bergumam dan balas memeluk dengan erat.
Ternyata tanpa diduga, Mbak Eva membalas ciuman saya dengan bergairah. Saya kembali balas ciumannya yang sangat bergairah dengan permainan lidah saya. Lidah kami sudah menari-nari. Kedua tangan saya sudah mencari sasaran-sasaran yang sensitif. Bukit kembarnya yang mungil tapi masih padat dan terlihat seksi menjadi sasaran kedua tangan saya.
Kedua bukit kembar ini sudah lama kuidam-idamkan untuk menjamahnya. Kami berciuman agak lama. Nafas Mbak Eva semakin memburu. Ciuman, saya alihkan dari bibirnya yang mungil turun ke lehernya. Dia menengadahkan wajahnya sambil matanya terpejam. Menikmati rangsangan kenikmatan yang sudah lama tidak dia rasakan.
“Uchmm.. mm..” mulutnya selalu bergumam, tandanya dia menikmatinya.
Kedua tanganku saya dekapkan ke pantatnya yang bulat dan seksi. Sehingga tubuhnya semakin marapat ke tubuh saya. Dekapan kedua tangannya ke leher saya semakin diperkuat, seiring dengan lenguhan bibirnya yang semakin panjang, “Uuucchmm.. mm.”
Batang kejantanan yang tegang sejak berangkat dari rumahnya Mbak Eva, kini ditekan dengan kencang oleh tubuh Mbak Eva yang bergoyang-goyang. Rasa nikmat menjalar dari batang kejantananku mengalir naik ke ubun-ubun. Ciumanku terus turun setelah beberapa lama singgah di lehernya, turun menuruni celah bukit kembarnya. Kedua BH-nya yang berwarna merah muda, serasi dengan kulitnya yang langsat, semakin menambah indahnya susu Mbak Eva.
Karena tubuh Mbak Eva agak kecil, saya agak sedikit berjongkok, agar mampu mencium kedua susunya yang sudah mengeras. Kedua tangan saya pergunakan untuk menahan punggungnya yang mulai melengkung atas sensasi ciuman saya ke susunya. Deru nafas Mbak Eva semakin memburu.
Gesekan tubuhnya ke batang keperkasaan saya semakin cepat frekuensinya, dan akhirnya, “Udach acch Panjii.. jangan disini, nggak enak kalau nanti ketahuan..” sambil berusaha melepaskan tubuhnya dari dekapan saya.
“Sebentar Mmmbbak..!” jawab saya dengan mulut tidak bergeser dari susunya.
“Panji, nanti kita lannjuttkan saja di llain ttemmpat..” suranya terputus-putus karena tersengal oleh nafasnya yang memburu.
“Oke dech Mbak Eva, tapi Mbak Eva harus janji dulu, kapan dilanjutkannya dan dimana..?” tanyaku sambil masih mendekap dengan erat tubuh Mbak Eva.
“Besok pagi saja di rumahku jam sepuluh. Karena kalau pagi rumahku sepi.”
“Oke dech, besok pagi jam sepuluh saya datang lagi.”
“Yuk kita pulang, anter aku dulu ke rumah, anak nakaall..!” pinta Mbak Eva manja sambil mencubit hidungku.
“Aku antar ke rumah, tapi kasih dulu uang muka untuk besok pagi.” sambil mengarahkan ciuman saya ke bibirnya sekali lagi sebagai uang muka untuk besok pagi.
Dia belum sempat tersenyum karena bibirnya sudah kukulum dengan mesranya.
Hari mulai gelap dan gerimis mengiringi kepulangan kami. Kami berjalan pulang ke rumah Mbak Eva, tetapi suasana dalam perjalanan pulang sudah jauh berbeda dengan suasana ketika kami berangkat tadi. Karena ketika kami berangkat tadi, perilaku kami sebagai seorang tante dengan “keponakannya”, tapi sekarang sudah berubah menjadi perjalanan seorang tante dengan “keenakannya”.
Selama perjalanan, Mbak Eva menggoda saya, “Waduh.., ternyata selama ini saya salah, saya kirain Panji itu orangnya alim, tapi ternyata..”
“Ternyata enak khan..?” goda saya sambil mencubit dagunya yang menggemaskan. Kami berdua tertawa berderai.
“Kalau tahu gitu, mending dari dulu yaa..?” kata Mbak Eva menggoda.
“Iya kalau dari dulu, memek Mbak Eva mungkin tidak karatan ya..?” balasku menggoda.
“Emangnya besi tua..!” jawab Mbak Eva bersungut.
“Bukan besi tua, tapi besi pusaka.” jawab saya.
Selama perjalanan, tangan Mbak Eva tidak henti-hentinya selalu meremas tangan saya yang sebelah kiri (sebelah kanan untuk pegang setir). Tangan saya baru dilepaskan ketika saya pergunakan untuk pindah gigi saja. Selebihnya selalu dipegang dan diremas-remas oleh Mbak Eva.
“Mbak.., jangan tanganku aja donk yang diremas-remas..!” pinta saya dengan manja.
“Lha yang mana lagi yang minta diremas..?”
“Ya yang nggak ada tulangnya donk yang diremas.”
“Dasar anak nakal.” Mbak Eva tersenyum, tapi tangannya beralih untuk meremas rudal yang masih tegang belum tersalurkan.
Ternyata Mbak Eva tidak hanya meremas rudal saya saja, melainkan juga menciuminya.
“Mbak.., bebas aja lho Mbak, jangan sungkan-sungkan, anggap aja milik sendiri.” goda saya sambil tersenyum.
“Terus minta diapakan lagi..?” pancing Mbak Eva.
“Yaa.., kalau mau dikulum juga boleh.” jawab saya.
“Emangnya nggak kelihatan orang..?” tanyanya ragu.
“Khan udah malem, lagian hujan, pasti nggak kelihatan.”
Tanpa menunggu jawaban, tangan Mbak Eva sudah mulai membuka resluiting celana dan mengeluarkan rudal saya. Saya geser kursi saya agak ke belakang, agar Mbak Eva dapat leluasa mempermainkan rudal indah milik saya. Dirabanya rudal itu dan diciuminya, akhirnya bibirnya yang mungil mengulum dan menjilatinya. Terasa mendapat aliran listrik yang menggetarkan ketika lidah Mbak Eva menjilati kepala rudal saya. Dan terasa hangat dan basah ketika mulutnya mengulum batang kejantanan saya yang semakin menegang. Dua perasaan yang penuh sensasi berganti-ganti saya rasakan. Antara getaran karena jilatan lidah dan hangatnya kuluman saling berganti. Kedua kaki terasa tegang, dan pantat saya tidak terasa terangkat karena sensasi yang ditimbulkan oleh kuluman bibir Mbak Eva yang ternyata sangat ahli
Untuk menghindari konsentrasi yang terpecah, terpaksa saya meminggirkan mobil ke jalur lambat, dan memberhentikan mobil. Keadaan sangat mendukung, karena pada saat itu tepat dengan turunnya hujan, dan lalu lintas kendaraan agak sepi, sehingga kami berdua tidak merasa terganggu untuk melanjutkan permainan di dalam mobil.
Mbak Eva mengulum kemaluan saya dengan semangat. Kepalanya terlihat turun naik-turun naik yang terkadang cepat, terkadang lambat. Mulutnya terus bergumam, sebagai tanda bahwa dia juga menikmatinya. Kedua tangan saya memegang kepala Mbak Eva naik-turun mengikuti gerakannya. Kaki semakin kejang dengan pantat saya yang naik turun akibat rasa sensasi yang luar biasa. Untuk mengimbangi permainannya, pantat Mbak Eva yang terlihat nungging, saya remas dengan tangan kiri, sementara tangan kanan masih membelai susu Mbak Eva, saya remas dengan pelan kedua susunya bergantian dengan tangan kanan.
Resluiting rok bawahnya yang ada di pantat, mulai saya buka, terlihat CD-nya yang berwarna merah muda. Saya masukkan tangan kiri ke dalam CD-nya dan meremas dengan gemas pantatnya yang padat berisi. Tangan saya bergerak turun menelusuri celah pantatnya, dan sekarang menuju liang kemaluannya. Kemaluannya saya sentuh dari belakang, dan terasa sudah sangat basah dan merekah. Saya belai-belai bibir luar kewanitaannya dan akhirnya saya belai-belai klitnya. Merasa klitnya tersentuh oleh jari saya, pantat Mbak Eva semakin dinaikkan, dan terasa tegang, kuluman ke batang kejantanan saya semakin kencang. Tangan kanan saya masih meremas-remas susunyayang semakin tegak. Melihat perpaduan antara belaian klitoris, remasan susu dan kuluman rudal, suara kami jadi semakin maracau.
Pantat kami semakin naik turun. Erangan kenikmatan dan sensasi aliran listrik menjalar ke sekujur tubuh kami. Tiba-tiba Mbak Eva melepaskan kulumannya. Dia kembali ke posisi duduk dan telentang sambil matanya tetap terpejam oleh kenikmatan yang sudah bertahun-tahun tidak dirasakan. Saya tahu maksudnya, bahwa dia minta gantian agar kewanitaannya dijilati.
Saya singkapkan roknya, dan Mbak Eva dengan tergesa-gesa melepaskan sendiri CD-nya, seakan tidak sabar dan tidak ingin ada waktu luang yang terputus. Kedua kakinya sudah ditelentangkan, kemaluannya yang mungil dengan bulu-bulu halus dan terawat sudah kelihatan merekah. Saya dekatkan mulut saya ke liang senggamanya, tetapi saya baru akan menjilati kedua selangkangannya terlebih dahulu. Dia meremas-remas rambut saya. Kedua kakinya mengejang-ngejang dan bergerak-gerak tidak terkontrol. Pantatnya digerak-gerakkan naik turun. Ini artinya Mbak Eva sudah sangat penasaran dan sangat gemas agar kemaluannya ingin dijilati. Dia kelihatan penasaran sekali. Saya jilati bibir kemaluannya.
Harumnya yang khas kemaluan wanita semakin merangsang saya. Remasan-remasan di kepala saya semakin kuat. Akhirnya saya buka bibir kemaluannya, saya jilati klitorisnya. Ketika lidah saya menyentuh klitorisnya, nafas lega dan erangan kenikmatan keluar dari mulutnya.
“Uuuhh.. uhh.. uughh..!” terus menerus keluar dari mulutnya.
Kepalanya selalu bergoyang-goyang ke kanan dan ke kiri. Remasan remasan tangan kirinya sekarang beralih ke punggung saya, sedangkan tangan kanannya berusaha mencari batang keperkasaan saya dan akhirnya meremas-remas dan mengocoknya. Tangan yang lembut dengan kocokan dan remasan yang halus, memijat-mijat batang kejantanan saya, memberikan sensasi tersendiri pada rudal kebanggaan milik saya.
Lidah saya berputar-putar di klitorisnya, usapan-usapan lidah di dinding vagina, terkadang saya selingi dengan isapan dan gigitan halus di klitorisnya, membuat dia semakin marancu, “Uuugghh.. geellii banggeett..! Uuuff.., ggellii bannget..! Uuff ggllii..”
Dan secara tiba-tiba kedua tangannya mencakar punggung saya, kedua kakinya menegang, dadanya membusung naik diikuti dengan getaran tubuh yang hebat sambil mengerang, “Uuugghhff Aaallvii.., uuff aku mmauu kkeelluua.. aarr..”
Nafasnya tersengal dan memburu, tandanya dia sudah sampai di puncak kenikmatan seorang wanita.
“Aaallvii.., kamu belum yaa..? Sini kukulum biar cepet nyampai.” suara Mbak Eva sambil nafasnya masih memburu.
Dia membungkuk di pangkuan saya, saya telentang di jok. Dia kembali mengulum batang kejantanan saya. Bibir yang manis dan mungil kembali mengocok-ngocok rudal saya. Lidahnya dengan lembut menyapu kepala kemaluan saya. Sensasi yang tadi sempat terputus, kembali dapat saya rasakan. Kaki saya menegang, pantatku terangkat, tangan saya meremas-remas kedua pipinya. Aliran listrik menjalar dari kepala kejantanan saya, naik ke ubun-ubun dan sekujur tubuh. Aliran tersebut kembali lagi bersama-sama mengarah ke ujung rudal saya, ke kepala kemaluan saya, dan akhirnya keluar bersama-sama dengan cairan putih dan kental ke mulut Mbak Eva, ke bibir Mbak Eva, ke hidungnya dan ke pipinya, banyak sekali. Seakan-akan habis sudah cairan yang ada di tubuh ini, lemas kedua tubuh kami. Untuk sejenak kami berdua berdiam diri, untuk menikmati sensasi kami, untuk mengatur nafas kami dan untuk menenangkan emosi kami.