-

 photo suryaqq728x90_zps62axxndh.gif  photo judi13-728x90_zpsa5peghff.gif
 photo Firaun-Poker-728x90_zpsmmky9jss.gif
 photo im2bet-928x90_zpsw6rsjjqf.gif  photo klikbet_zpsf2qh2m6h.gif

Olahraga

Rabu, 27 Juli 2016

Seks : 2 Alasan Kenapa Pria Butuh Seks Pagi Hari

Beberapa seksolog berkata wanita lebih tertarik melakukanaktivitas seks di malam hari karena merasa romantis--berbeda dengan pria yang ternyata membutuhkan seks di pagi hari.
Di sisi lain, para istri sering kali merasa malas juga membutuhkan tenaga ekstra untuk melakukan seks pagi hari. Namun studi baru mengungkap alasan menarik.
"Pria membutuhkan seks di pagi hari karena hormon pria yang meningkat di waktu tersebut," kata peneliti.
Seperti dikutip laman Indian Sutras, Senin (25/07/2016) beberapa alasan berikut ini yang menyebabkan tingkat testoteron pria memuncak di pagi hari dan pria merasa terangsang untuk bercinta saat pagi hari.

1. Testoteron pria meningkat di pagi hari setelah mendapatkan istirahat yang cukup di malam hari. Semakin dalam dan nyenyak pria mendapatkan tidurnya, akan semakin tinggi hasrat bercintanya saat terbangun pagi hari. Sedangkan, sebaliknya pada wanita yang meningkat di malam hari.

2. Hormon neurotransmiter endorfin para pria melaju lebih cepat saat pagi hari, hormon ini yang mengalir di darah merangsang ke bagian alat vital pria yang menyebabkan pria merasa terangsang saat pagi hari.

Olahraga : Juventus Resmi Boyong Higuain

Juventus kembali membuat gebrakan di bursa transfer musim panas ini. I Bianconeri pada hari Selasa (26/7/2016) resmi mendapatkan mesin gol Napoli Gonzalo Higuain dengan memecahkan rekor
Hingga berita ini diturunkan baik Juve maupun Napoli memang belum memberikan konfirmasi mengenai transfer Higuain. Namun kepastian kepindahan pemain Argentina itu terungkap di situs resmi pengelola Serie A.

Petinggi Juventus Giuseppe Marotta memang terlihat datang ke kantor pengelola Serie A hari Selasa ini. Kedatangan petinggi Juve itu untuk mendaftarkan kontrak Higuain.

Tak lama setelah petinggi Juve datang, situs resmi pengelola Serie A langsung memastikan kepindahan Higuain ke Turin.

Kesehatan : Waspadai Obesitas pada Anak Sejak Dini

Ahli gizi Rumah Sakit PMI Bogor, Jawa Barat, dr Niken Churniadita K mengingatkan orangtua untuk mewaspadai obesitas pada anak dengan memperhatikan asupan makanan dan gaya hidupnya sejak usia dini.
"Mengenalkan pola makan sehat sejak dini menentukan gaya hidup anak di masa depannya," kata dr Niken saat ditemui di Bogor, Senin (26/7/2016).
Sebagai contoh, kata dia, kasus obesitasyang terjadi pada bocah Arya Permana (10) menjadi pelajaran berharga bagi orangtua untuk memperhatikan pola makan dan gaya hidup anak-anaknya sejak dini.
"Kadang kita lengah, anak obesitas dinilai lucu, menggemaskan. Padahal, ini cikal bakal timbulnya penyakit metabolik," katanya.
Menurut dr Niken, obesitas baik pada anak maupun dewasa cukup berbahaya, karena menimbulkan penyakit metabolik, yakni mempengaruhi metabolisme tubuh seperti kelebihan karbon dapat menimbulkan diabetes, kelebihan lemak dalam tubuh menyebabkan jantung, tekanan darah tinggi atau hipertensi, dan stroke.
"Semua jenis penyakit ini berisiko dapat menyebabkan kematian," katanya.
Ia mengatakan, salah satu penyebab obesitas adalah pola makan dan gaya hidup yang tidak memenuhi standar kesehatan. Kondisi saat ini, masyarakat begitu mudah mendapatkan makanan cepat saji, dengan meningkatnya sosial ekonomi, pengaruh iklan makanan mendorong minat untuk mendapatkan makanan yang diinginkan.
Aksesibilitas mendapatkan makanan dengan menjamurnya restoran cepat saji, penjual ayam goreng standar kaki lima yang kini digemari masyarakat kelas menengah ke bawah.
Padahal, lanjut dr Niken, belum tentu semua jenis makanan yang tersaji di restoran cepat saji maupun tempat kuliner baik untuk kesehatan.
"Contohnya makanan cepat saji itu, terbuat dari bahan-bahan olahan seperti tepung, porsinya dibuat besar, takaran protein, karbon maupun kalorinya melebihi batas yang diperbolehkan, semua berpotensi menimbulkan lemak," katanya.
Dengan gaya hidup saat ini, banyak anak muda nongkrong di kafe atau restoran cepat saji, menghabiskan waktu duduk berjam-jam sambil mengonsumsi minuman bersoda atau kafein adalah pola hidup yang tidak sehat.
"Kalau sudah ditambah dengan merokok dan mengkonsumsi alkohol, gaya hidup seperti ini semakin tambah parah," katanya.
Gaya hidup sehat didukung dengan aktif bergerak atau berolahraga. Bagi pekerja kantoran, aktivitas olahraga kerap terlupakan karena minimnya waktu luang yang tersedia.
"Selama bekerja kebanyakan duduk, tidak aktif bergerak, maka asupan makanan yang kita konsumsi tadi tidak terolah dengan baik maka akan menjadi lemak," kata dr Niken.
Mencegah obesitas, lanjutnya, sangat mudah, diperlukan komitmen dan kemauan yang kuat untuk menjalankan pola hidup yang sehat dengan makan gizi seimbang.
"Olahraga teratur tidak harus nge-gym. Dengan meluangkan waktu bergerak entah itu naik turun tangga atau berjalan kaki selama 30 menit tanpa jeda itu sama dengan olah raga. Asal tidak ada jeda, berkelanjutan selama 30 menit setiap hari," katanya.
Niken menambahkan, banyak pasien obesitas yang datang ke RS PMI sudah disertai dengan penyakit penyertanya seperti diabetes, hipertensi dan gangguan lainnya.
"Yang datang tidak hanya usia lanjut, ada juga yang masih muda. Alasan kenapa mereka obesitas sama, karena pola makan tidak sehat dan gaya hidup yang tidak sehat juga," dr Niken menambahkan.

Hiburan : Ayu Ting Ting Digosipkan Liburan dengan Raffi, Ibunda Doakan Bahagia


Keluarga Ayu Ting Ting tak luput dari sorotan semenjak beredar pelantun hits "Sambalado" itu digosipkan berlibur bersama Raffi Ahmad. Belum lama ini komentar ibunda Ayu Ting Ting, Umi Kalsum, di akun Instagram menjadi perhatian netizen. 

Di akun Instagram miliknya, Umi Kalsum mendoakan kebahagiaan Ayu yang saat ini tengah diterpa gosip tak sedap. Beberapa waktu lalu, Ayu memang telah membantah tegas soal gosip liburan tersebut. Namun gosip itu tetap menjadi buah bibir masyarakat. 

Kondisi ini tampaknya membuat ibunda Ayu merasa miris. Umi Kalsum pun mendoakan agar Ayu selalu berada dalam lindungan Tuhan. 

"Semoga Allah sellu melindungi kamu nak sehat sellu bahagia sellu aminn," komentar Umi Kalsum di Instagram pada Selasa (26/7/2016). Umi Kalsum juga mengunggah fotonya bersama Ayu dan cucunya Bilqis. 


Postingan Umi Kalsum ini menuai berbagai reaksi netizen. Para haters Ayu tetap memberikan komentar negatif terhadap postingan tersebut. Namun ada juga netizen yang membela keluarga Ayu. 

"Bahagia diatas penderitaan keluarga lain y mak ncum? Mak, jgn mak...jgn biarkan itu terjadi mak...okey mak," komentar akun @dewisrianggi. "Ibu nya ayu yg sabar yaa bu...biar mereka menghujat iklaskan aja...jgn takut allah bersama org2 yg sabar," komentar akun @een_26177.

Politik : Pernah Dicopot, Spanduk Ahok-Djarot Kembali Bertebaran

Wacana kembali berduetnya Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Djarot Saiful Hidayat kembali muncul seiring belum diputuskannya cagub DKI dari PDIP. Kini, spanduk yang mendukung duet keduanya kembali dipasang di sudut-sudut Ibu Kota.

Spanduk baru Ahok-Djarot ini salah satunya dipasang di wilayah Cikini, Jakarta Pusat, Selasa (26/7/2016). Spanduk itu berwarna dasar putih, dengan foto Ahok dan Djarot, dilengkapi dengan tulisan SUDAH TERUJI & TERBUKTI. Ada juga tulisan Relawan AHOK-Djarot dan gambar puncak Monas.

Spanduk semacam ini pernah dipasang bulan Juni lalu. Namun Ahok memerintahkan spanduk itu dicopot.

"Enggak apa-apa orang mau pasang, kita malah mau lepas. Prinsip di Jakarta kan enggak mau ada spanduk, jadi saya sudah perintahkan Satpol PP segala jenis spanduk yang mengganggu dilepas," kata Ahok di Balai Kota DKI, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Selasa (7/6/2016) silam.

Kini spanduk bernada sama dipasang lagi menjelang pengambilan keputusan jalur politik Ahok. Gubernur DKI incumbent itu rencananya akan mengambil keputusan jalur politik di Pilgub DKI 2017 pada Rabu (27/7) malam, dalam acara halalbihalal di markas Teman Ahok. Rencananya akan ada rapat bersama Nasdem, Hanura, Golkar dan Teman Ahok di acara halalbihalal itu.

Cerpen : Yah, Stay Here Or Kill Me!

“Buk” Tas sengaja kulempar ke atas kasur.
“Kalau tahu kayak gini ngapain juga gue dateng ke kampus, udah bermacet-macet ria dosen malah gak masuk, Ya Tuhan” Dengusku kasar.
Kubanting tubuh lelahku ke atas kasur kesayangan, kuregangkan seluruh sendi dan otot yang pegal karena menembus kemacetan pagi tadi.
Sambil memijit-mijit pelan kepalaku, aku menatap layar ponselku.
“Krek”
Terdengar gagang pintu depan dibuka oleh seseorang.
Malas menjalar di seluruh tubuhku, aku tidak memperdulikan siapa yang masuk ke dalam rumah.
Tidak lama kudengar bunyi tas dilempar seperti yang kulakukan sebelumnya.
Dengan badan yang pegal dan lelah, kupaksakan untuk bangkit melihatnya.
Disana aku melihat, seseorang yang amat aku cintai tengah terduduk di kursi meja makan, menunduk sambil sesekali meremas rambutnya sendiri.
“Loh Ayah udah pulang? Ini kan baru jam 11?”
Mendengar aku bertanya, ia mengangkat wajahnya dan tersenyum.
“Iya Ayah pulang cepet. Ibu mana? Kamu enggak kuliah?” Tanyanya dengan penuh kelembutan.
“Ibu jam segini biasanya lagi di tempat tante, ngerumpi. Dosennya gak masuk. Ayah mau makan? Biar aku bikinin”
“Tidak, tidak usah. Ayah masih kenyang” Jawabnya seraya bangkit dari kursi dan berjalan gontai menuju kamarnya.
Aku melihat sesuatu yang tidak wajar di raut wajahnya, dia terlihat sangat murung. Seseorang itu, seseorang yang mempertaruhkan tubuhnya di kehidupan luar yang kejam demi dapat menghidupi kami, menghidupi aku. Seseorang yang rela di sepertiga malamnya terbangun, berdoa menahan kantuk demi restu Tuhan untuk masa depan yang indah untuk anak-anaknya. Seseorang yang rela mengabaikan lelah di tubuhnya ketika melihat anaknya terkapar karena penyakit ringan, menggandeng atau bahkan menggendongnya, membawanya ke rumah sakit.
“Yah, ini aku bikinin teh manis, diminum aja dulu gak kalah enak kok sama buatan Ibu” Ucapku seraya tertawa cekikikan.
Dia membalikan tubuhnya yang sedang menatap pemandangan di luar jendela kamarnya.
“Iya, makasih yah, kamu bisa tolong jemput Ibu pulang? Bilang sama Ibu, ayah mau bicara” Wajahnya terlihat lesu, sambil sesekali menghela nafas dalam.
Aku bergegas ke luar kamar, sedikit mempercepat langkah kaki, sampai-sampai bertabrakan dengan adik perempuanku yang baru saja pulang dari sekolah.
“Buru-buru amat sih kayak lagi kebelet pup” Ucapnya meledek sambil mengelus lengannya yang tertabrak oleh tubuhku.
“Berisik lu, sana ganti baju, makan bikin sendiri aja ya”
Aku berlari menuju rumah tante yang berjarak tidak terlalu jauh dari rumahku. Pikiranku menerawang, apa yang terjadi? Apa yang ingin Ayah bicarakan dengan Ibu?
“Bu, Ayah nyariin tuh” Tegurku singkat.
Ibu bangkit dari duduknya dan berjalan menghampiri. Lalu kami berjalan tergesa bersama menuju rumah.
Ibu tidak membuang waktu dan langsung masuk menemui Ayah di kamarnya.
“Ada apaan sih?” Tanya adikku yang sedang berdiri di depan kulkas sambil memegangi jus di tangannya.
“Meneketehe” Ucapku ketus seraya meninggalkannya dan masuk ke dalam kamar.
Untuk kali pertama, dari dalam kamar aku mendengar keributan hebat di kamar Ayah dan Ibu. Adik berlari ke dalam kamarku, dia terlihat kaget dan ketakutan. Aku menyuruhnya untuk duduk di atas kasurku. Aku coba mengintip ke luar kamarku, aaah aku terlalu takut untuk melihat mereka. Kegaduhan itu, cacian dan makian itu, emosi-emosi yang mereka perdengarkan itu, membuat kami; aku dan adikku, merasa dalam keadaan sangat mencekam. Aku bersumpah, aku lebih berani mendengar suara kuntilanak tertawa ketimbang mendengar mereka saling mengadu urat. Aku benci kepada diriku sendiri, aku benci betapa pengecutnya aku memilih menahan diri di kamar dan tidak menemui mereka.
Kejadian itu berlangsung cukup lama, dan diakhiri dengan suara pintu yang terbuka dan suara isak dari Ibuku.
Aku ke luar, aku hampirinya, aku ingin bertanya, tapi sungguh tidaklah baik memotong tangis seseorang, kan?. Aku merangkulnya, kucoba memeluk tubuh seseorang yang kucintai sama seperti Ayah. Kepala Ibu terbenam di atas dadaku, dia terisak, dia memaki pelan. Aku tidak mendengar jelas apa yang dia ucapkan, suaranya amat parau.
“Bu, sudah, sabar, istighfar” Hanya itu yang sanggup kuucapkan.
Aku melihat adik mulai berani ke luar kamar dan menghampiri kita.
Setelah kejadian itu, berhari-hari aku melihat kedua orangtuaku saling diam. Ayah tidak pernah berangkat bekerja, Ibu tidak pernah memasak atau membantuku membereskan rumah.
Tidak ada lagi makan malam satu meja, tidak ada lagi menonton tv bersama sambil bercerita dan mendengar candaan renyah ala Ayah, tidak ada lagi sarapan pagi bersama dengan wejangan-wejangan ala Ibu, tidak ada lagi karaoke di rumah setiap hari minggu, tidak ada lagi bertengkar memperebutkan remote antara aku dan adik yang dilerai oleh Ibu maupun Ayah. Aku merasa sedang tidak rumah, aku merasa ini bukan rumahku.
Keadaan rumah tetap menyedihkan sampai pada suatu hari, aku kembali mendengar pertengakaran antara Ibu dan Ayahku.
“Praaang” Suara benda dilempar keras.
Suara tangis, teriakan, makian, sumpah serapah, semua aku dengar dengan jelas dari dalam kamar. Aaah, aku sudah terlalu lelah melerai mereka.
“Brak” Pintu kamarku dibuka dengan kasar oleh adikku.
“Kenapa?” Tanyaku dengan wajah terkaget-kaget.
“Ayah mau pergi” Jawabnya dengan airmata menggantung di kedua kelopak matanya.
Aku berlari ke luar kamar, kutemui mereka. Kulihat Ibu terduduk di sofa dengan menutup wajahnya menggunakan kedua tangannya menyembunyikan tangis.
Kugerakkan kepalaku ke kanan dan ke kiri mencari sosok Ayah yang aku cintai. Tidak ada.
Aku berlari ke kamarnya, kulihat dia berbenah koper, memasukkan baju-bajunya dengan sembarangan, kulihat tubuhnya bergetar menahan tangis dan emosi.
“Ayah mau kemana?” Aku tak sanggup lagi menahan tangis, airmataku tumpah mengaliri pipi yang sering dicubit manja oleh Ayah dan Ibu.
Dia hanya diam, sambil terus memasukkan baju-bajunya.
Aku terduduk dengan membenturkan lututku ke atas lantai.
“Ayah jangan pergi” Tangisku benar-benar pecah. Dadaku rasanya sesak. Nafasku seperti tersedat di tenggorokan. Aku merengek memohon untuk jangan ditinggalkan.
Ayah mengangkat wajahnya dan menatapku lesu. “Jaga adik, jaga Ibu, Ayah tau kamu lebih kuat bahkan lebih dari Ayah” Ucapnya singkat, dan berdiri membawa kopernya menuju pintu ke luar.
Aku masih terisak, terduduk, pikiranku buntu, aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan.
Sejenak setelah aku berpikir, aku bangkit dan berlari menuju dapur, aku mengambil sesuatu.
Aku segera berlari mengejar Ayahku yang baru sampai di pintu depan.
Aku mencegatnya di depan pintu.
“Stay or kill me” Ucapku seraya menyerahkan sebuah pisau dapur.
Ayahku terpaku, kulihat Ibu menghentikan tangisnya.
“Yah, stay here or kill me” Aku mengucapkannya sekali lagi.
“PLAK” sebuah tamparan keras mendarat di atas pipiku yang dialiri airmata.
Aku butuh beberapa detik untuk tersadar dari kesakitan yang menyerang kepalaku.
“Kalo Ayah mau pergi, bunuh aku, bunuh aku biar aku tidak merasakan sakit kehilangan Ayah” Aku mencoba sekali lagi memberikan pisau dapur ke tangannya.
“Ayah sama Ibu bukan lagi masa pacaran, ketika kalian ada masalah kalian bisa memilih pergi dan masalah selesai. Tidak, Yah. Sekarang kalian punya kita, punya aku dan adik.” Aku mencoba berbicara sejelas mungkin tanpa tersenggal-senggal karena tangis.
Ayah hanya diam. Dia menatap kosong ke arahku.
Setelah beberapa menit hanya terdiam, Ayah menubruk tubuhku dan meninggalkan aku yang terhempas ke dinding.
Dia pergi, dia melangkahkan kaki dengan tergesa meninggalkan rumah ini, meninggalkan aku, meninggalkan kami.

Cerita Dewasa : Cerita Sex Ngentot Istri Teman

Dengan sesuai rencan aku dan istriku janjian untuk ketemuan dengan keluarganya pak Erik dan Nana di villa puncak kira kira saat panas terik aku sudah sampai di puncak, tak taunya Pak Erik dana Ibu Nana sudah datang duluan, Ibu Nana terlihat cantik karena dia memakai rok dengan terusan dan rambutnya yang dipotong pendek terlihatlah leher yang menggoda.
Setelah makan dan berbincang sebentar kami sepakat untuk menukar penumpang, Lily istriku ikut mobil Erik begitu sebaliknya Nana ikut mobilku. Beriringan kami menuju ke Cipanas dengan mobil Erik di depan.

Jalanan sudah mulai padat, sehingga kami mulai kehilangan pandangan atas mobil Erik. Selama perjalanan menuju vila, tangan Nana mulai menggerayangi selangkanganku, sesekali kubalas dengan elusan di pahanya dengan menyingkap roknya ke atas paha.

45 menit kemudian sampailah kami di vila keluarga P.Gun, ternyata mobil Erik belum kelihatan. Tempatnya cukup terpencil dan jauh dari keramaian, hanya hamparan kebun teh di sekelilingnya, tidak ada tetangga atau vila lain dalam radius ratusan meter.

Vila tersebut sangat besar dengan 5 kamar tidur dan kolam renang yang besar, bangunan untuk pengurus vila terletak jauh di belakang yang dihubungkan jalan setapak melewati taman.

Nana segera memberi instruksi ke pengurus rumah agar acara kami tidak terganggu, mengijinkan mereka pulang selama kami di sini, kecuali siang untuk membersihkan dan menyiapkan makan siang, jadi praktis vila tersebut tanpa pembantu yang mengganggu.

Kemudian Nana kembali ke teras depan dimana aku duduk sambil menikmati indahnya pemandangan dan sejuknya hawa pegunungan. Langsung saja dia duduk di pangkuanku. Tanpa menunggu lebih lanjut, kupeluk tubuhnya dan kami berciuman di kursi teras depan diselingi angin sepoi daerah puncak yang dingin.

Disini lah pertama kali aku melayani Erik dan Papanya. bisiknya sambil menjilati telingaku.
Tapi aku tidak terlalu memperhatikan, tanganku segera menjelajah ke tubuhnya yang menantang, buah dada adalah sasaran pertamaku, masih terasa kenyal dan padat seperti yang kurasakan beberapa waktu yang lalu.

Kuremas dengan penuh nafsu pada kedua bukit di dadanya secara bergantian, sementara tanganku satunya membuka resluiting baju di belakang. Sekali terbuka maka rok terusan itu merosot turun hingga ke pinggang, dan tampaklah buah dadanya yang putih mulus dengan berbalut bra satin biru tua, sungguh kontras dengan kulitnya yang putih mulus, menambah sexy tubuhnya.

Ciumanku mulai mendarat di leher jenjangnya, tanganku tidak pernah lepas dari dada Nana. Dia hanya menggelinjang dan mendesah ketika lidahku menjelajahi lehernya, terus turun hingga bahu dan berputar di sekitar dada.

Dinginnya udara puncak tidak dapat mengusir panasnya birahi kami berdua. Nana menjambak mesra rambutku ketika putingnya kukeluarkan dari bra-nya dan kupermainkan dengan lidahku, sambil tanganku mulai menyelinap di balik roknya dan menjelajah di sekitar pangkal pahanya yang masih tertutup celana dalam halus. Terasa lembab dan basah di antara pahanya.

Sshh.. agh..! desahnya di dekat telingaku sambil sesekali mengulum daun telingaku, membuatku kegelian dalam kenikmatan.

Akhirnya dengan sekali sentil di kaitan bra, maka terlepaslah bra dari tempat semestinya. Kini terpampang tepat di wajahku kedua belahan buah dada yang putih montok dengan puting yang kemerahan, sungguh indah dan menantang untuk diremas dan dikulum.

Maka segera kudaratkan bibirku di antara kedua bukit itu dan kembali lidahku menjelajahi kulit mulus itu terus mendaki ke puncak bukit.

Kuputar-putar jilatanku di sekitar putingnya sebentar, lalu kukulum putingnya dan kusedot dengan gigitan-gigitan ringan nan nakal. Nana makin menggelinjang, pantatnya mulai digoyang-goyangkan di pangkuanku, sehingga menekan dan menggesek-gesek kemaluanku yang sudah menegang.

Tangan kiriku sudah masuk di balik celana dalamnya yang basah. Mulanya satu jari masuk ke liang vaginanya, kemudian dengan dua jari kukocok vaginanya sambil kusedot kedua putingnya secara bergantian.

Aaghh.. yess.. yaa.. truss.. sshh..! desahnya makin kencang tidak perduli dengan suasana sekitar, bahwa kami masih di teras villa.

Goyangan pantatnya makin kencang seirama kocokan jariku di vaginanya. Kemudian dia berdiri, dengan sendirinya roknya merosot ke bawah, hingga tinggal celana dalam yang masih menempel, sekali tendang terlemparlah rok itu entah kemana.

Nggak adil, aku sudah hampir telanjang horny tapi kamu masih lengkap.katanya sambil melepas kaosku dan langsung jongkok di depanku.

Dibukanya celanaku dan dikeluarkannya alat kebanggaanku dari sarangnya.

Aku rindu batang besar ini..! katanya sebelum bibirnya mungilnya menyentuh ujung kejantananku yang menegang.

Ujung kejantananku sudah basah, lidah Nana menari-nari di lubangnya sambil tangannya mengocok batangnya. Kepala kejantananku sudah berada dalam kuluman mulut manisnya, sementara tangannya menjelajah ke bawah ke kantong bola, dan tangan satunya memilin ringan putingku. Aku begitu terangsang dan kelojotan kenikmatan dibuatnya.

Kupegang kepalanya dan kugoyangkan pinggulku sehingga aku dapat mengocok mulutnya dengan kejantananku. Meskipun Nana tidak dapat mengakomodasi semua kejantananku yang 17 cm panjang dan 4 cm diameter

Tapi dia cukup memberi rangsangan dengan menggoyang-goyangkan kepala saat kukocok mulutnya. Nana seperti kewalahan menghadapi kocokanku di mulutnya. Kuangkat tubuhnya, kutarik celana dalamnya ke bawah hingga terlepas lalu kutelentangkan di meja teras tubuh telanjangnya.

Baru kali ini aku dapat melihat dengan jelas tubuh telanjang Nana, begitu putih mulus dan padat berisi, sungguh beruntung Erik mendapatkan istri Nana dan sungguh beruntung aku dapat ikut menikmati tubuh indah dan seksinya.

Aku jongkok di antara pahanya, kucium aroma khas dari vaginanya yang sudah basah, kembali kumasukkan jariku ke liang vaginanya sambil kujilati klitorisnya yang merah mudah dan dikelilingi rambut halus tipis di sekelilingnya.

Nana menarik rambutku dan memaksanya untuk masuk lebih dalam lidahku ke vaginanya. Jilatan lidahku langsung menelusuri bibir vaginanya hingga akhirnya mengganti kocokan jari tangan dengan kocokan dan jilatan lidah di vagina basahnya.

Nana kembali mendesah atau lebih tepatnya teriak histeris dalam gelombang kenikmatan. Tidak mau menyiksa-nya lebih lanjut, maka aku berlutut dan mengatur posisiku di antara kakinya yang kurentangkan terbuka lebar. Karena aku masih ingat pada pertemuan terakhir, lubang vagina Nana terlalu sempit untuk ukuran kejantananku, hingga dia menjerit pada saat awalnya.

Dengan perlahan kuusap-usapkan kepala kejantananku di bibir vaginanya. Aku tidak mau terlalu bernafsu untuk segera memasukkan ke dalam, karena itu akan membuat dia kesakitan. Setelah kurasakan cukup, perlahan kudorong kejantananku masuk sedikit demi sedikit sambil menikmati expresi di wajah cantik Nana ketika menerima kejantananku di vaginanya yang sempit. Kulihat dia menggigit bibir bawahnya yang mungil dan tangannya meremas pinggiran meja.

Aku menghentikan sesaat doronganku untuk memberi dia kesempatan bernapas, kemudian kulanjutkan untuk membenamkan sisa dari batang kejantananku di vagina Nana. Setelah semua masuk, kudiamkan sejenak untuk kembali menikmati expresi wajah Nana yang memerah dalam kenikmatan.

Sshh.., yess.., lakukan dengan pelan..! katanya pelan bercampur desahan.

Perlahan kutarik kejantananku keluar dan memasukkan lagi dengan pelan, semakin lama semakin cepat hingga aku dapat mulai melakukan kocokan-kocokan ke vaginanya.

Yess.. ya.. ouugghh.. yess.. good.. I love it.. I like it.. I miss it..!desahnya.
Tangan Nana sekarang meremas kedua buah dadanya sendiri yang dari tadi bergoyang-goyang mengikuti goyangan atas kocokanku.

Dipilinnya sendiri kedua putingnya sambil tetap mendesah dan mengerang dalam kenikmatan birahi. Kunaikkan kedua kakinya ke pundakku, sesekali kujilat dan kukulum jari-jari kakinya sambil mengocok vaginanya, Nana makin menggelinjang.

Ougghh.. sshhit.. aaku..belum sempat dia menyelesaikan desahannya, kulihat tubuhnya menegang dan kurasakan denyutan dan remasan dari dinding vaginanya.

Kemudian tubuhnya terkulai lemas di atas meja teras, aku masih belum menyelesaikan hasratku, bahkan belum separuhnya terpenuhi.

Udah Hen, istirahat dulu, aku udah keluar, enaak banget, lemes nih..! katanya memelas padaku.

Tidak kuperdulikan permintaannya, kocokanku makin kutingkatkan frekuensinya. Nana melotot padaku, tapi jadi tambah cantik dan lebih menggairahkan.

Kemudian kutelungkupkan tubuhnya di atas meja dan kakinya berlutut di lantai, aku masih ingin menikmati anal sex padanya tapi belum kesampaian. Kulakukan seperti yang dilakukan dengan suaminya di Singapore tempo hari, dimana dia mendapatkan double penetration denganku di vagina dan suaminya di anal.

Kuusapkan kejantananku yang basah di analnya, tapi Nana menolak, dia membimbing kejantananku ke vaginanya. Maka tanpa menunggu lagi, kusodokkan kejantananku dengan keras ke vaginanya.

Aauugghh.. yess..! dia menjerit kaget, tapi terus berlanjut dengan kenikmatan.

Kupegangi pantatnya dan kutarik maju mundur seirama dengan kocokanku. Dengan posisi seperti doggie style, penetrasi kejantananku di vaginanya dapat masuk ke dalam dan kurasakan kepala kejantananku menyentuh seperti rahimnya.

Kocokanku semakin lama semakin keras menghantam dinding vaginanya, kuputar-putar pantatku untuk memberikan gairah erotik pada Nana. Kedua tangan Nana kupegang dan kutarik ke belakang, kini dia bergantung pada tangannya yang kupegangi.

Tidak lama kemudian kepalanya digoyang-goyangkan pertanda dia kembali mengalami orgasme hebat, tapi tetap aku tidak mau menghentikan kocokanku. Aku kembali duduk di kursi, Nana kutarik ke pangkuanku. Perlahan dia menurunkan pantatnya sehingga kejantananku melesak mulus masuk ke vaginanya.

Kini giliran dia ambil kendali. Nana mulai menggoyang goyangkan pantatnya, sehingga kejantananku terasa dipelintir di dalam vagina. Kusedot dan kupermainkan puting buah dadanya yang bergoyang-goyang di depan wajahku.

Nana kembali mengimbangi permainan ini dengan posisi seperti itu dia bebas berkreasi, baik bergoyang maupun turun naik, ganti aku yang dibuat kelojotan olehnya. Dari expresi wajahnya aku yakin dia sudah orgasme untuk kesekian kali dengan posisi seperti ini. Dia sungguh menikmati posisi seperti ini.

Aku sudah hampir sampai di puncak kenikmatan ketika tiba-tiba kudengar bunyi klakson mobil dari luar pagar, tentu saja mengganggu kenikmatan dan konsentrasi kami berdua.

Sialan..! gumanku karena puncak yang sudah hampir terengkuh buyar begitu saja.

Nana hanya tertawa menggoda mendengar gerutuanku, tentu saja dia sudah mendapatkan puncak kenikmatan birahi beberapa kali sementara aku belum. Dia segera turun dari pangkuanku. Dengan tetap telanjang kemudian lari menuju pintu pagar yang tinggi dan tertutup fiber, lalu membukanya.

Masukklah mobil Mercy Erik ke halaman vila.Setelah parkir di sebelah mobilku, Erik dan Lily keluar dari mobil. Kulihat sepintas Lily menenteng celana dalam dan bra yang aku masih ingat tadi dipakainya sebelum berangkat.
Apa yang telah mereka lakukan tadi..? pikirku.

Belum sempat berpikir lebih lanjut, Erik menyapaku duluan, Wah wah wah.., rupanya kalian sudah mulai dan tak sabar menunggu kedatangan kita..?

Nana sudah langsung menceburkan diri ke kolam renang di samping teras. Dengan telanjang tenang saja dia berenang. Aku tidak dapat mengikuti dia berenang karena memang aku tidak dapat berenang, tidak seperti istriku yang hampir tiap minggu berenang.

Ketika Erik dan Lily sampai di teras, kutarik lengan istriku, kupeluk dan kucium lehernya. Bau sperma masih menyengat dari wajahnya.

Aku ingin menyelesaikan permainan yang kamu ganggu tadi. kataku sambil meremas buah dadanya yang ternyata memang sudah tidak memakai bra.

Tanya dulu sama dia, bukankah kita sudah sepakat..? kata istriku menggoda sambil menoleh ke Erik yang masih berdiri di belakangnya.
Erik hanya tersenyum, Boleh.., tapi setelah aku selesai dengan dia. jawabnya kalem, tapi tidak terlalu kuhiraukan.

Tanganku meremas pantatnya, kembali kurasakan kalau istriku sudah tidak memakai celana dalam di balik rok mininya, berarti Erik sudah selesai dengan istriku, pikirku. Kembali aku mencium istriku, Erik mendatangi istriku dari belakang, disibakkannya roknya ke atas hingga tampak pantat istriku yang telanjang.

Erik mengeluarkan kejantanannya tanpa membuka celana dan bajunya, hanya membuka resluiting celana. Dia mengusap-usapkan kejantanannya di pantat istriku yang kemudian mencondongkan tubuh dan mengangkat kaki kanannya hingga memudahkan Erik untuk memasukinya dari belakang dengan tanpa melepas ciumannya dariku.

Lily istriku sedikit tersentak dan mendongak ke atas pertanda Erik sudah berhasil membenamkan kejantanannya ke vaginanya. Sambil tetap memeluk tubuhku, istriku menerima kocokan Erik dari belakang, sementara Erik memegang pinggul istriku untuk lebih menghunjamkan kejantanannya lebih dalam di vagina. Istriku mulai mendesah kenikmatan di telingaku saat menerima kocokan ganas dari Erik. Sodokan dan hentakan Erik dapat kurasakan dari pelukan istriku.

Yeah.. uugghh.. yess..! desah istriku makin keras di telingaku sambil tangannya mulai mengocok kejantananku yang masih basah dari sisa Nana.

Aku mengimbangi dengan remasan-remasan di dadanya dan jilatan di leher, kocokan tangannya semakin keras sekeras sodokan Erik padanya. Kulepas kaosnya dan rok mininya lewat atas, Erik juga mengikuti melepas baju dan celananya hingga telanjang, karena dia juga sudah tidak bercelana dalam, maka itu dilakukan tanpa melepaskan kejantanannya dari vagina istriku.

Kini kami semua sudah telanjang bulat. Dan permainan diteruskan, kami main bertiga dengan Erik sebagai leader karena dia sebagai ownerdari istriku saat ini dan aku adalah guest of honornya. Dan aku harus terima kenyataan ini karena saat ini sebenarnya haknya Erik atas istriku dan sebaliknya hakku atas istrinya.

Sepintas kulihat Nana melihat permainan kami dari kolam renang, dia menikmati pertunjukan dimana suaminya sedang mengocok istriku di hadapanku. Tentu nanti akan terjadi sebaliknya, pikirku.

Lily membungkukkan badannya, kini kepalanya sejajar dengan kejantananku dan siap mengulumnya, ketika Erik makin mempercepat tempo permainannya. Kami bergeser ke meja, istriku telentang di atas meja dan Erik mengambil posisi di antara kakinya, aku mendekatkan kejantananku ke mulutnya yang segera disambutnya dengan kuluman ganas.

Dengan sekali sodok ke vagina, melesakklah kejantanan Erik kembali ke vagina istriku, dan langsung memompa dengan cepat. Tangannya meremas-remas kedua buah dada istriku sambil memilin putingnya dengan ringan.

Uugghh.. eemmpphh.. eerrhh..! desahan istriku yang tertahan keluar di sela kulumannya.
Ketika aku hampir memuncak, Erik menarik kejantanannya dan menggeser ke posisiku untuk bertukar tempat, segera kami berganti posisi. Seperti halnya Erik, dengan sekali sodokan keras kulesakkan kejantananku ke vagina istriku.

Aauugg.. sshhitt..! Pelaan doong..! teriak istriku sambil melepas kulumannya pada kejantanan Erik.

Aku lupa kalau kejantanan Erik tidak sebesar punyaku, sehingga istriku terkaget menerima sodokan kasar itu. Tapi tidak lama kemudian dia sudah dapat menguasai diri dan mengikuti irama kocokanku yang semakin cepat dan keras.

Tidak lama kemudian Erik menyemprotkan spermanya di mulut istriku, Lily seolah menikmati aroma rasa sperma dan menjilati sisa di kejantanan Erik hingga bersih. Tidak lama kemudian kocokanku makin keras dan tidak beraturan, dan menyemprotlah spermaku di vagina istriku bersamaan dengan dia mengalami orgasme. Aku segera menarik keluar dan menyodorkan ke mulutnya, kembali dia menjilati sisa sperma yang ada di kejantananku hingga bersih.

Kucium kening istriku dan kami bertiga menuju ke kolam renang untuk bergabung dengan Nana yang dari tadi menikmati pertunjukan threesome kami. Erik, Nana dan Lily langsung menceburkan diri ke kolam, sementara aku hanya duduk di kursi samping kolam melihat mereka bertiga mandi telanjang.

Tidak lama kemudian kunikmati pertunjukan bagaimana Erik menikmati istriku di kolam renang. Lily duduk di tepi kolam renang, sementara kepala Erik sudah di antara kedua kakinya menikmati nikmatnya aroma vagina istriku.

Tanpa menghiraukan dinginnya udara sore, istriku lalu mencebur ke kolam, mereka langsung berciuman dalam air. Dari bayangan air yang tidak terlalu jelas, sepertinya Erik menggendong istriku secara berhadapan dan kaki istriku menggapit pinggangnya.

Mereka kembali in action, Erik mengocok istriku dari depan sambil menggendongnya, karena di air maka tubuh istriku dengan mudahnya di angkat naik turun hingga semua kejantanannya masuk ke vaginanya bercampur dengan air kolam.

Aku tidak dapat memperhatikan mereka lebih lanjut karena Nana sudah mendatangiku dan mulai menciumi punggungku. Kemudian aku terlalu sibuk menikmati Nana hingga tidak memperhatikan permainan mereka lebih lanjut.

Sebelum malam tiba kami telah menyelesaikan satu ronde di sekitar kolam renang, tapi aku masih penasaran karena belum merasakan kuluman Nana saat aku orgasme dan belum berhasil mendapatkan anal darinya.

Setelah makan malam, kami semua duduk di sofa ruang tengah sambil nonton VCD, pakaian yang kami kenakan hanya untuk sekedar mengusir dingin, tapi tetap membikin horny yang melihat, seminim mungkin pakaiannya, bila perlu tidak usah kalau tidak kedinginan. Istriku bercerita kenapa mereka terlambat datang. Dengan tenangnya dia duduk di samping Erik, dia mulai bercerita.

Kami sengaja jalan dulu ke Pasar Cipanas untuk mencari VCD porno di kaki lima pasar. Ketika menuju vila melewati jalanan setapak itu, kami menghentikan mobil di tepi jalanan yang sepi, karena jalan tersebut memang hanya menuju vila ini.

Mulanya kami berciuman saja dan saling meraba, tetapi keadaan bertambah panas, maka pindah ke jok belakang. Erik kemudian menyingkap rokku dan melepas celana dalamku lalu diikuti dengan melepas bra.

Di jok belakang kami berciuman sambil tangan Erik mengocok vaginaku hingga basah, lalu Erik jongkok di depanku dan mengeluarkan kejantanannya. Ternyata dia sudah tidak memakai celana dalam, dengan mengangkat kakiku di pundaknya, dia memasukkan kejantanannya yang sudah mengeras ke vaginaku dan mulai mengocok dan menyodok.

Mobil terasa bergoyang-goyang mengiikuti irama goyangan Erik. Kemudian Erik duduk di jok dan aku di pangkuannya, sekarang aku yang menggoyang-goyang di pangkuan Erik dan mobil kembali bergoyang.

Tidak lama kemudian Erik menyemprotkan spermanya ke vaginaku, dan segera aku turun dari pangkuannya, kemudian kukulum kejantanannya hingga sisa sperma yang ada tak berbekas lagi karena sebagian sudah masuk ke mulut dan sebagian lagi di sapukan ke muka, leher dan dadaku. Makanya kami datang terlambat dan tubuhku tercium aroma sperma. cerita Lily pada kami.

Selama dua hari menginap kami berempat melakukan pesta sex hingga kepulangan balik ke Jakarta. Banyak kombinasi sex dan variasi yang kami lakukan, meskipun Nana seorang bi-sex, tapi karena istriku straight, maka kami tidak dapat menikmati permainan lesbi show.

Variasi aku bermain dengan Nana dan Istriku, sementara Erik hanya melihat sambil memegangi sendiri kejantanannya yang akhirnya dikeluarkan di mulut salah satu Nana atau istriku, begitu sebaliknya.

Dan juga bagaimana kami berdua, aku dan Erik, secara bergantian mengeroyok Nana kemudian ganti mengeroyok istriku. Atau di ranjang yang sama kami main dengan pasangan masing-masing (bukan istri), kemudian berganti ke istri masing-masing tiap 5 menit dan kembali lagi ke pasangannya, yang keluar duluan jadi pononton. Atau siapa saja boleh melakukan terhadap istri/suami siapa saja dimana saja kapan saja asal dia mau.

Sepertinya kami berada di surga dunia, yang hanya berhenti bermain sex apabila saatnya makan tiba. Banyak yang kami lakukan bersama-sama, baik di ranjang, ruang tamu, kolam renang, taman, sambil makan atau bahkan di mobil.

Tapi dari semua itu yang paling berkesan adalah ketika kami bermain sex dengan istri masing-masing di ruang tamu. Aku lagi mengocok istriku dengan doggie style di kursi sementara Nana duduk di pangkuan Erik dengan posisi membelakangi suaminya di kursi sofa yang sama.

Ternyata mereka melakukan anal. Sambil mengocok istriku dari belakang, kuremas-remas buah dada Nana. Kulihat Nana menggosok-gosok klitorisnya dengan jari tangannya ketika menggoyang kejantanan Erik yang tertanam di anusnya.

Beberapa saat kemudian kukeluarkan kejantananku dari vagina istriku, kudekati Nana dari depan dan kucium bibirnya. Dia mengocok kejantananku dengan tangannya sambil tetap bergoyang di atas pangkuan suaminya, kemudian kudekatkan kejantananku ke tubuhnya, kuusapkan ke daerah sekitar vagina, dia menghentikan gerakannya.

Perlahan kudorong masuk kejantananku ke vaginanya yang terasa begitu sempit karena dinding vaginanya terdorong oleh kejantanan Erik dari anus. Kuangkat kaki kanannya untuk memudahkan menembus vaginanya.

Liang Vagina Nana jadi begitu sempit, dengan kesabaran dan pelan-pelan akhirnya aku dapat membenamkan seluruh kejantananku di vagina Nana. Kini dia menerima dua kejantanan di kedua lubangnya. Terlalu sulit bagi Nana maupun suaminya untuk bergoyang, maka aku lah yang mendapat kewajiban mengocok vaginanya.

Dengan satu goyangan dariku, baik Erik maupun istrinya merasakan sensasi yang luar biasa. Kurasakan ganjalan kejantanan Erik di dinding vagina istrinya saat aku mengocok keluar masuk. Sementara istriku mendekat ke arah Erik dan mereka berciuman ketika aku mengocok vagina istrinya.

Tidak lama kemudian kurasakan denyutan pada dinding vagina Nana diikuti erangan keras dari suaminya. Ternyata Erik menyemprotkan spemanya di anus istrinya, kuteruskan kocokanku. Sebenarnya aku berniat untuk mengganti posisi Erik di anus Nana, tapi dia tidak mengijinkan. Setelah Erik mengeluarkan kejantanannya dari anus istrinya, maka aku pun mengeluarkan dari vaginanya dan kembali berpaling ke istriku yang dari tadi memperhatikan aksi kami.

Setelah cukup lama aku mengocok istriku dengan berbagai posisi dan disaksikan suami istri Erik-Nana, akhirnya aku mengalami orgasme. Kusodorkan kejantananku yang baru menyemprotkan sperma di vagina istriku ke mulut Nana yang lagi duduk di sebelah suaminya. Tanpa ragu disambutnya dengan penuh hasrat. Itulah variasi yang paling berkesan.