Sumber : Crpenmu.com |
‘Cklek…’ suara pintu yang terbuka. “Eh, kamu belum siap?” ucap Mama Salsa. Dengan raut wajah sedih, Salsa menggeleng.
Mama Salsa tersenyum tipis padanya, lalu dia membantu Salsa berdandan. “Gimana ma?” tanya Salsa sambil memegangi gaunnya yang indah berwarna ungu. “Sal, mama sama papa mau ada acara, kami harus pergi ke luar kota, jadi mama sama papa gak bisa ikut kamu ke acara pesta mu nak, HBD ya sayang. Ini kado dari mama dan papa!, oh iya, mama juga udah nyiapin mobil buat anter kamu sayang.. Kami pergi dulu yaa” ucap Mama Salsa. Salsa hanya tersenyum tipis. “Daaa ma,” ucap Salsa lirih nyaris tak terdengar.
Salsa pun berangakat ke kebun dimana disana pestanya dirayakan.
Sesampainya di sana Salsa bertemu dengan teman-temannya. Dan di sana tersusun sangat meriah. “Nona Salsa sekarang silahkan tiup lilinnya..” ucap seorang pelayan kepada Salsa yang membuyarkan lamunannya tentang Ayra. “Mana Ayra?, kenapa belum datang?, apa dia lupa?” ucap Salsa dalam hati, ia tampak mencari-cari seseorang yaitu Ayra. “Nona… silahkan!!” ucap pelayan itu lagi. Akhirnya dengan berat hati Salsa meniup lilin itu. Ia masih mencari-cari Ayra yang tak kunjung datang.
Lalu, tiba saatnya memotong kue. Salsa pun memotong kue.
“Ya, kue yang pertama ini saya persembahkan untuk mama yang tidak bisa datang karena ada acara yang lebih penting dari ini” ucap Salsa agak sedih. “Dan yang kedua untuk Ayah saya yang tidak bisa hadir karena alasan yang sama” ucap Salsa lagi. Para pelayan mengambil kue pertama dan keduanya lalu mereka menyimpannya. “Dan, yang ketiga untuk seorang yang memotivasi saya saat saya tak mampu berbuat apa-apa, ia sangat berharga. Dan ia adalah sahabat saya Ayra ia tidak bisa hadir karena…” Suara Salsa terputus, Salsa terlihat sangat sedih dan kecewa. Tetapi, saat Salsa hendak melanjutkan ucapannya ada seorang gadis yang menyela perkataannya. Ia adalah Anggun kakak Ayra “Ayra masuk rumah sakit” ucap Anggun. Salsa menengok ke arah suara itu. Dia tampak kaget karena pernyataan Anggun. Salsa mendekati Anggun dan berkata “Apa?” dengan wajah sedih dan penuh tanda tanya.
“Ya, tadi dia masuk rumah sakit Sal, penyakitnya kambuh. Dan, dokter memfonis umurnya gak panjang” ucap Anggun berbata-bata. “Ha?”, “Kak, antar aku ke sana.” sambil menangis. “Aku tidak bisa kesana, aku harus memberi tahu saudaraku yang lainnya, ini alamatnya” ucap Anggun sambil menyodorkan secarik kertas alamat. Dengan cepat Salsa mengambil secarik kertas tersebut dan langsung pergi ke luar dan masuk ke mobil dengan membawa potongan kue utang tahun. Ia tak memperhatikan tamu didekatnya. “Pak.. cepat sedikit yaa!! hiks.. hiks” Salsa terus menangis.
Mobilpun sampai di Rumah Sakit Sehat Bersama. Langsung Salsa berlari menuju kamar VIP Cempaka.
‘Ckleek’ suara pintu yang dibuka perlahan oleh Salsa. Disana terdapat Ayra dengan wajah pucat dan tak berdaya. Ayra memalingakan wajahnya, berharap agar Salsa tak tahu. “Ini semua udah jelas ra, kamu gak perlu tutup-tutpin lagi tentang semua ini, kenapa? kenapa kamu gak ngasih tau aku sih?” ucap Salsa. “Huuusstt.. udah, aku pusing Sal, maaf aku gak bisa hadir di acara kamu, aku minta maaf. Dan, ini…” Ucap Ayra sambil menyodorkan kado pada Salsa, Salsa menerimanya. Salsa pun tersenyum tipis dan berkata “Ga papa kok, ini aku juga ada sesuatu untukmu” sambil menyodorkan potongan roti. Lalu Salsapun menyuapi Ayra. “Sal, kalo nanti aku udah pergi, kamu rawat kadoku itu ya, kamu tetep inget aku ya. Jangan berusaha ngelupain aku”. Ucap Ayra lemas. Salsa kehilangan daya. “Gak!! kamu gak boleh pergi, kalo kamu pergi aku mau ikut kamu aja. Biar aku yang gantiin kamu, biar aku aja yang pergi hiks.. hiks.. kamu terlalu indah ra, untuk dilupakan” ucap Salsa. Ayra tersenyum “Sal, aku butuh istirahat nih, aku boleh minta kamu keluar gak?”. “Tapi..”. “Sal, please!!” ucap Ayra memohon.
Salsa pun pergi keluar membawa kado dari Ayra. Ia tak mengucapkan salam kepada Ayra. Tatapan Salsa terasa kosong. Tak terrasa diluar hujan sangat lebat dan hari tampaknya mulai gelap. Salsa berjalan menuju mobil tanpa payung, sehingga ia basah kuyup. Di dalam mobil, Salsa membuka kado dari Ayra. Tampak sweter rajut berwarna putih bergambar dua kupu kupu. Salsa tersenyum tipis sendiri. Ia membaca secarik kertas
‘Hi, Salsa. HBD yaa…
maaf selama ini aku gak pernah bilang sama kamu tentang penyakitku, aku gak mau kamu sedih. Aku pengen sahabatku selalu tersenyum. Makasih ya, kamu udah mengisi hari-hariku, mungakin ini adalah kado terakhir dariku… udah ya.. doakan aku agar aku selalu bahagia di sana… daaa’.
Tanpa sadar, Salsa menjatuhkan air matanya. di bawah sweter terdapat foto kenangan mereka.
‘Ciiiiiitt, bruuk’ Hantaman keras mengenai mobil Salsa. Mobilnya rusak sangat parah, pak Sopir luka parah, begitu juga Salsa. Warga yang menyaksikan membawa mereka ke rumah sakit terdekat dan mereka menghubungi orangtua Salsa di nomer pinsel Salsa.
Saat di rumah sakit, Salsa telah kehilangan nyawanya. Sedangakan pak Sopir harus dioperasi. Orangtua Salsa sangat terpukul dan mereka menyesali karena tak datang di pesta ultah Salsa yang terakir “Bu, pak. Ini ada kue titipan non Salsa untuk anda…” ucap seorang pelayan. Orang tua Salsa makin terpukul dan meminta maaf kepada Salsa. Ayra pun datang dengan menangis. “Sal, maaf gara gara aku kamu jadi gini! kenapa kamu ninggalin aku lebih cepat gini?, Tuhan apa salahnya? kenapa kau ambil dia? biarkan aku saja yang pergi hiks..” Ayra sangat terpukul.
Setelah kematian sahabatnya, Ayra makin pendiam dan merenungi kisah persahabatannya.
Beberapa hari kemudian, kondisi Ayra makin menurun dan harus dilarikan ke rumah sakit. Tapi, pada akhirnya ia harus pergi juga.