Polisi berhasil mengungkap kasus pemalsuan vaksin untuk bayi yang dilakukan oleh pasangan suami istri di Bekasi, Jawa Barat, dan para pelaku lainnya di beberapa wilayah. Presiden Joko Widodo geram dengan kejahatan ini dan berharap pelakunya dihukum seberat-beratnya.
Jokowi mengatakan, dirinya telah memerintahkan Menteri Kesehatan Nila F Moelok dan Kapolri Jenderal Pol Badrodin Haiti untuk sangat serius dalam menangani kasus ini.
"Saya perintahkan kepada Menteri Kesehatan dan juga kepada Kapolri untuk sangat serius mengusut, menelusuri vaksin palsu. Itu sudah berjalan sangat lama, 13 tahun, harus betul-betul ditelusuri," kata Jokowi usai buka puasa bersama anak yatim dan penyandang disabilitas di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Selasa (28/6/2016).
Jokowi menyebut, pemalsuan vaksin itu merupakan kejahatan luar biasa. Pasalnya, dampak dari beredarnya vaksin palsu ini bisa jangka panjang.
"Ini kejahatan luar biasa. Anak-anak, kalau tidak divaksin, jangka panjangnya akan sangat buruk bagi SDM kita," tegas Jokowi.
"Meski belum ada laporan detail, beredarnya di mana, provinsi atau kota mana, telusuri secara detail. Saya harapkan ini, berikan hukumannya seberat-beratnya baik kepada yang memproduksi, mengedarkan, memasarkan, semuanya," tambah Jokowi.
Jokowi juga ingin agar sindikat pemalsuan vaksin ini dibongkar habis. "Iya semuanya. Artinya menelusuri, menangkap, artinya itu baik oknum di pemerintah, produksi, mengedarkan, semuanya," kata Jokowi.
"Anak-anak sudah divaksin polio, kalau palsu kan artinya belum. Artinya bahaya bagi anak. Itu kan jahat sekali," tambah Jokowi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar