-

 photo suryaqq728x90_zps62axxndh.gif  photo judi13-728x90_zpsa5peghff.gif
 photo Firaun-Poker-728x90_zpsmmky9jss.gif
 photo im2bet-928x90_zpsw6rsjjqf.gif  photo klikbet_zpsf2qh2m6h.gif

Olahraga

Sabtu, 25 Juni 2016

EUROPAN: JERMAN ATAU ITALIA, PENANTANG PRANCIS DI SEMI-FINAL

Akankah Jerman yang akan menantang Prancis di semi-final? Atau Italia? Atau malah skenario tersebut gagal sama sekali? Simak analisis khusus Ronny Pangemanan.
Babak 16 besar Euro 2016 belum berlangsung, tetapi skenario mempertemukan antara para tim unggulan hingga semi-final, setidaknya menurut pandangan saya, sudah bisa ditebak.
Bila tidak ada kejutan serta permainan "sabun", khususnya di antara Jerman dan Italia, dapat dipastikan keduanya akan saling berhadapan di perempat-final guna memperebutkan satu tiket menuju babak semi-final.
Kenapa harus Jerman dan Italia? Karena dari sederet tim papan atas yang diunggulkan di Euro, kedua negara ini menurut saya bisa memainkan peran penting untuk menentukan siapa calon lawan yang akan mereka pilih sebelum mendapatkan jalan menuju  semi-final. Setidaknya, baik Jerman maupun Italia akan berupaya menghindar satu sama lain untuk mencari jalan terbaik menuju semi-final.
Jerman bisa menjadi juara Grup C jika pasukan Joachim Low itu mampu menggasak Irlandia Utara. Target itu menjadi normal dan sangat masuk akal, mengingat Der Panzer memang diunggulkan di grup mereka. Artinya, skenario ini tepat dengan harapan Jerman bisa jumpa peringkat ketiga Grup A/B/D.
Agak mengejutkan seandainya dalam pertandingan terakhir Jerman sengaja melepas pertandingan dan menarik Irlandia Utara untuk menjadi peringkat ketiga Grup C, sambil berharap Polandia memukul Ukraina. Dengan skenario seperti ini, bila Jerman main imbang dengan Irlandia Utara, posisi Jerman ada di peringkat kedua alias sebagai runner-up Grup C.
Kenyataan ini memberikan jalan buat Jerman untuk bertarung melawan Swiss sebagai runner-up Grup A. Jalan ini dianggap lebih baik, tetapi berisiko dengan kemungkinan berjumpa Spanyol. Jika dibandingkan harus berjumpa Italia atau Prancis sebelum lolos ke final, peluang Jerman terbilang berat. Apalagi Manuel Neuer dkk selalu kesulitan jika bertarung melawan Italia di ajang resmi seperti Euro.
Jerman juga akan kelelahan kalau mereka sanggup melewati Italia dan harus bertemu Prancis di semi-final. Dukungan kuat dari publik Prancis terhadap tim asuhan Didier Deschamps tersebut akan memberi tekanan tersendiri bagi juara dunia Jerman.
Masalah lain yang bisa dihadapi Jerman. Kalau menderita kekalahan dari Irlandia Utara, mereka sudah harus melakoni partai berat dengan Prancis kemungkinan besar jadi lawan mereka di babak 16 besar. Tapi kembali ke skenario Jerman memilih sebagai runner-up Grup C, ini akan jauh lebih baik bagi. Setelah bertemu Swiss, mereka tidak akan takut berjumpa dengan Spanyol di perempat-final.
Jerman memang pernah kalah di final Euro 2008 dan semi-final Piala Dunia 2010 dari Spanyol, tapi itu takkan mengurangi rasa percaya diri sebagai tim spesialis turnamen. Jerman lebih menyukai gaya permainan Spanyol yang terbuka dengan attacking football ala Vicente Del Bosque. Sesuatu yang agak susah bagi Mezut Ozil dkk seandainya berhadapan dengan Italia yang tak disukai Jerman.
Jerman juga akan lebih nyaman jika mereka berjumpa Inggris. Boleh saja Inggris mengalahkan Jerman di pertandingan persahabatan, namun Jerman lebih sering menang di perhelatan resmi, seperti Euro dan Piala Dunia, atas Inggris.
Gaya main Inggris juga sangat diinginkan Jerman. Inggris tidak menganut gaya ortodoks, atau memainkan sepakbola negatif. Dengan Inggris lebih suka menyerang, Jerman akan merespons dengan baik. Namun, skenario ini hanya bisa terjadi jika Jerman menjadi peringkat ketiga grup setelah Inggris dipastikan hanya menempati runner-up Grup B.
Dari berbagai kemungkinan yang saya sebut di atas, apakah Jerman akan benar-benar memilih sebagai tim peringkat kedua di Grup C? Jika kita bicara soal gengsi, Jerman tidak akan membiarkan mereka berada di peringkat kedua. Jerman pasti akan memaksakan kemenangan dan mengambil opsi sebagai juara grup. Mereka tak pernah merasa takut bermain atau berhadapan dengan siapapun.
Sementara, Italia sudah dipastikan menjadi juara Grup E sehingga mereka akan bertemu runner-up Grup D, yang saat ini ditempati oleh Kroasia. Itu artinya, Italia bisa menghadapi Jerman di perempat-final. Italia akan memburu Jerman, karena mereka lebih punya punya peluang menang untuk menembus semi-final. Jika memang demikian, maka tak akan terhindarkan perang antara dua tim terbaik di Eropa, dengan salah satu di antaranya akan angkat koper di perempat-final.
Bila skenario Jerman vs Italia terjadi di perempat-final, maka Prancis sudah harus bersiap meladeni salah satu di antara dua tim tersebut. Siapa yang disukai pelatih Didier Deschamps? Perancis pernah menang atas Jerman di pertandingan persahabatan sebelum Euro dimulai. Tapi Jerman selalu sukses menghajar Prancis di ajang resmi.
Terakhir, di Piala Dunia 2014, Prancis kalah 1-0 dari Jerman di perempat-final. Jerman lebih mapan jika mereka sudah berada di semi-final dan ini harus diantisipasi Prancis. Jerman akan sangat sulit dikalahkan kalau mereka sampai menembus semi-final.
Mungkin Prancis lebih suka menghadapi Italia. Namun Italia juga tak akan mudah dipukul, jika melihat dari permainan Italia yang begitu solid di semua lini. Dengan pemain-pemain berpengalaman, terutama yang berdiri di garis belakang, Italia terlihat begitu kokoh. Ini juga akan jadi kendala besar buat Prancis.
Tetapi dengan mencermati gaya main Prancis yang kuat di tengah, mereka lebih suka bertemu Italia dan bukan Jerman. Mungkin ini juga didasarkan atas fakta bahwa Jerman punya mental yang lebih kuat untuk dapat mengalahkan Prancis dengan tradisi mereka sebagai penguasa di Eropa. Dengan memilih Italia, Paul Pogba dkk memang akan lebih memiliki peluang menembus final Euro 2016.
Masih terlalu pagi untuk dibuktikan. Prancis harus memperlihatkan ketangguhan mereka di babak perdelapan-final dan perempat-final, sebelum mereka benar-benar hadir di semi-final.



 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar