Menuntut Penabrak di Pegadilan Karena Kecelakaan Lalu-lintas
Yono, seorang peternak sedang berada di mobilnya ketika ia ditabrak truk. Dia memutuskan bahwa luka-lukanya dari kecelakaan itu cukup serius sehingga dia memutuskan menuntut perusahaan truk yang bertanggung jawab atas kecelakaan itu ke pengadilan. Di pengadilan pengacara truk perusahaan bertanya kepada peternak itu.
"Bukankah anda bilang, di tempat kecelakaan, 'Aku baik-baik saja'?" kata pengacara.
Yono menjawab, "Saya akan menceritakan apa yang terjadi. Saya baru saja memuat sapi saya ke dalam..."
"Saya tidak meminta rincian," pengacara merasa terganggu, "jawab saja pertanyaan itu! Bukankah anda bilang, di tempat kecelakaan, 'Aku baik-baik saja'!"
Yono berkata, "Ya, saya baru saja menaikkan sapi saya ke dalam bak belakang mobil dan saya mengendarai mobil di jalan..."
Pengacara terganggu lagi dan berkata, "Pak Hakim, saya mencoba untuk membangun fakta bahwa, di tempat kecelakaan, pria ini mengatakan kepada polisi di tempat kejadian bahwa ia baik-baik saja. Sekarang beberapa minggu setelah kecelakaan dia sedang mencoba untuk menuntut klien saya. saya percaya dia adalah penipuan. Silakan katakan padanya untuk hanya menjawab pertanyaan itu."
Pada saat ini Hakim itu cukup tertarik jawaban Yono dan mengatakan kepada pengacara, "Saya ingin mendengar apa yang dia katakan tentang sapinya."
Yono mengucapkan terima kasih kepada Hakim dan melanjutkan, "Ya seperti yang saya katakan, saya baru saja memuat sapi saya, ke bak belakang dan mengemudi mobil saya di jalan raya saat truk besar itu menerobos lampu merah dan menabrak mobil saya tepat di samping. Saya terlempar ke salah satu parit dan sapi saya terlempar ke sisi yang lain.
Saya sangat kesakitan dan tidak bisa bergerak. Namun, saya bisa mendengar sapi saya mengerang dan mengerang. Saya tahu dia dalam kondisi yang mengerikan hanya dengan erangannya.
Tak lama setelah kecelakaan itu polisi patroli datang di tempat kejadian. Dia bisa mendengar sapi saya mengerang kseakitan sehingga polisi itu mendekati sapi saya. Setelah ia memandangnya, ia mengeluarkan pistol dan menembaknya tepat di kepala sapi itu.
Kemudian polisi yang sama datang di jalan dengan pistol di tangannya dan menatap saya. Ia mengatakan, 'Sapi anda dalam kondisi yang sangat buruk sehingga saya merasa kasihan dan harus menembak dia agar tidak tersiksa. Sekarang, bagaimana dengan kondisi anda?'"
Ayah yang Beruntung
Udin yang baru saja mendapatkan rapor dari sekolah langsung berlari menemui ayahnya yang sedang duduk di teras bersama sang ibu.
Johnny: “Hai, Yah, tahukah kalau Ayah adalah seorang ayah yang beruntung?”
Ayah : “Koq bisa, Nak?”
Udin: “Ayah tidak perlu membelikan buku baru buatku tahun ini. Aku tidak naik kelas.”
Ayah: *^%$#!@#^&*()
Koboi Kehilangan Kuda
Seorang koboi pergi ke bar naik kudanya. Setelah mengikat kudanya, ia masuk ke dalam, pesan minuman, lalu bergegas pergi. Ternyata kudanya hilang! Dia masuk kembali ke bar sambil berteriak, “Siapa yg mencuri kuda saya?”
Tak seorang pun menjawab.
Si koboi berkata lagi, “OK. Saya tunggu 10 menit. Jika dalam waktu itu tidak ada yang mengaku, terpaksa saya akan melakukan apa yang telah saya lakukan di Texas. Dan terus terang aku tidak suka melakukan lagi hal itu.”
Satu per satu pengunjung berlari terbirit2 keluar. Sampai tak ada seorangpun berada di dalam Bar, kecuali si Bartender. Saat si Koboi melongok keluar, ternyata kudanya telah kembali berada di tempatnya semula.
Dengan gemetar ketakutan bercampur senang karena kuda si Koboi telah kembali, bartender bertanya, “Apa yang telah kamu lakukan di Texas?”
Koboi itu menjawab, “Saya terpaksa berjalan kaki pulang.”
Lupa Rumah
Selama beberapa tahun terakhir ini Pak Iwan membiarkan wajahnya ditumbuhi janggut, kumis dan cambang yang lebat. Pada suatu hari, semua itu dicukurnya habis.
Sepulangnya dari tukang pangkas, dia melihat puteranya sedang bermain di depan rumah. Dia ingin tahu, apakah putranya masih mengenalnya dalam keadaan klimis seperti itu. Karena itu, dia bertanya pada putearanya, dimana rumah Pak Iwan.
Dengan ketakutan, anaknya berlari masuk ke dalam rumah, “Bu .. Bapak telah mencukur brewoknya, dan kini jadi lupa dimana rumah kita!”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar