-

 photo suryaqq728x90_zps62axxndh.gif  photo judi13-728x90_zpsa5peghff.gif
 photo Firaun-Poker-728x90_zpsmmky9jss.gif
 photo im2bet-928x90_zpsw6rsjjqf.gif  photo klikbet_zpsf2qh2m6h.gif

Olahraga

Kamis, 04 Agustus 2016

Politik : Gerindra Akan Pasangkan Sandiaga dengan Buwas di Pilkada DKI

Partai Gerindra melirik‎ Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komisaris Jenderal ‎Polisi Budi Waseso‎ atau Buwas, untuk disandingkan dengan calon dari internal partainya, Sandiaga Uno di Pilkada DKI Jakarta 2017.
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Sufmi Dasco mengakui rencana mengusung pria yang akrab disapa Buwas. Bahkan, saat ini nama Buwas tengah intensif dibicarakan di internal partai besutan Prabowo Subianto itu.

"Masih jalan (rencana mengusung ‎Budi Waseso)," kata Dasco saat dihubungi di Jakarta, Rabu (3/8/2016).
Anggota Komisi III DPR ini berujar, wacana mengusung ‎Sandiaga Uno-Budi Waseso ini akan dikomunikasikan dengan beberapa partai politik lain yang belum mendeklarasikan mengusung calon di pilkada tahun depan.
"Tetap (dikomunikasikan)," ujar Dasco.
Sejauh ini Partai Nasdem, Hanura dan Golkar yang telah memastikan mengusung bakal calon petahana Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Atau Ahok.

Sementara tujuh parpol lainnya, yakni PDIP, Gerindra, PAN, PKB, PKS, PPP‎ dan Demokrat belum menentukan siapa yang bakal diusung di Pilkada DKI Jakarta.

Olahraga : Pogba Kirim Sinyal Bertahan di Juventus

Turin - Paul Pogba ingin meredam saga transfer pindah ke Manchester United dari Juventus. Pemain asal Prancis ini menyatakan bakal bertahan di Juventus Arena.
Rumor Pogba bakal kembali memperkuat MU terus bergulir. The Red Devils siap mendatangkan Pogba dengan status pemain termahal di dunia dengan banderol mencapai 110 juta euro atau menyentuh angka Rp 1 trilun lebih. Pogba berpotensi memecahkan rekor transfer Gareth Bale yang datang ke Real Madrid dari Tottenham Hotspur.
Namun kepindahan tersebut belum terealisasi. Belakangan, Pogba tetap menyatakan komitmen memperkuat La Vecchia Signora. Pogba menyampaikan sinyal bakal tetap bersama Juventus ketika menjawab pertanyaan dari media.

Kesehatan : Tak Suka Olahraga? Coba 10 Latihan Ini

Selain menjaga diet seimbang, olahraga merupakan cara berikutnya yang harus dilakukan agar tubuh tetap sehat. Tapi sayangnya tidak semua orang senang berolahraga. Ada pula individu hanya memiliki keinginan untuk berolahraga tapi tak juga melakukannya.
"Kuncinya adalah temukan olahraga yang disukai dan rutin melakukannya," ujar Joe Kekoanui, pemilik Huddle Reactive Sports Training.
Joe Kekoanui juga mengingatkan bahwa olahraga yang cocok untuk setiap individu berbeda-beda. Hanya karena teman Anda berhasil bugar dengan rutin berlari lantas Anda pun cocok melakukan aktivitas yang sama. Sebaiknya Anda mencoba beberapa latihan hingga menemukan yang cocok.
Kekoanui menyarankan agar mulai dengan olahraga low-impact jika Anda sudah lama tidak berolahraga.
Melansir laman Woman's Day, Rabu (3/8/2016) berikut beberapa latihan menyenangkan yang bisa dicoba bagi Anda yang tidak suka berolahraga:

1. Berjalan kaki
Anda tidak memerlukan biaya besar atau perlengkapan olahraga yang rumit untuk memulai berjalan kaki. Mengayunkan langkah setiap hari tak hanya efektif membakar kalori melainkan juga menyehatkan jantung. Anda bisa melakukannya kapan saja dan di mana saja.

2. Bersepeda
Jenis olahraga ini baik untuk mengencangkan otot kaki. Karena otot kaki merupakan kelompok otot terbesar di tubuh, artinya Anda bisa membakar kalori lebih banyak dengan bersepeda
.
3. Yoga
Yoga akan membantu Anda tetap aktif tanpa beban. Menjaga gerakan dan kelenturan tubuh sambil meningkatkan kekuatan inti sangat penting untuk menjaga postur tubuh. Yoga bisa membantu membakar kalori, meningkatkan kekuatan inti, dan menjaga sendi tetap lentur.

4. Berenang
Olahraga renang tidak akan membuat sendi Anda stres, tapi ampuh membakar kalori dan meningkatkan ketahanan jantung.

5. Hiking
Latihan low-impact ini bisa sangat menantang, tergantung tipe rute yang diambil. Langkah kaki yang cepat akan meningkatkan detak jantung dan mengencangkan otot kaki.

6. Golf
Olahraga yang satu ini bisa dilakukan berkelompok. Anda bisa mendapat manfaat dari mengayunkan tongkat dan berjalan kaki jika memilih tidak menggunakan kereta golf.

7. Tai Chi
Bergabung dengan kelas Tai Chi bisa membantu menjaga keseimbangan dan kelenturan tubuh. Tai Chi juga membuat pikiran dan tubuh terhubung.

8. Olahraga dayung
Mendayung bisa membakar kalori, menyehatkan jantung, serta membentuk dan menguatkan tubuh bagian atas. Jika Anda memilih olahraga dayung berkelompok, ini pun bisa menjadi salah satu cara terbaik bersosialisasi.

9. Menari
Berdansa ballroom tak hanya membakar kalori, tapi juga bisa mempererat hubungan antar pasangan.

10. Pilates
Sama seperti yoga, pilates meningkatkan kelenturan dan menguatkan inti tubuh.

HIburan : Transformers 5 Bakal Munculkan Robot Naga

 Sebuah desain poster terbaru untuk filmTransformers: The Last Knight telah tiba di dunia maya. Meskipun film laga tersebut masih dalam tahap produksi, namun tim studio membeberkan sosok robot baru yang rasanya lebih cocok dijadikan sebuah kejutan.
Seperti disampaikan Ace Showbiz, Selasa (2/7/2016), poster film kelimaTransformers tersebut pertama kali dipamerkan di Times Square pada Juli lalu. Kini Paramount Pictures U.K. merilisnya secara resmi melalui akun Twitter mereka.

Desain poster yang kental dengan abad pertengahan itu memperlihatkan pemimpin Autobots, Optimus Prime, sedang menenteng pedang. Ia terlihat menghadapi musuh misterius berupa robot berbentuk mirip naga.
Foto tersebut diunggah di akun Twitter @ParamountUK. Keterangan fotonya bertuliskan, "Bersiaplah untuk bertempur. #Transformers: The Last Knight akan datang pada 2017."
Film kelima Transformers ini berpusat pada pencarian Optimus Prime terhadap planet asalnya, Cybertron yang kini sudah mati. Merasa bertanggung jawab atas kehancuran planetnya itu, ia menemukan cara untuk menghidupkannya kembali. Namun untuk melakukannya, Prime perlu menemukan sebuah artefak di Bumi.
Mark Wahlberg kembali sebagai tokoh utama film, sementara Josh Duhamel juga bakal kembali memerankan Letkol William Lennox, Tyrese Gibson sebagai Richard Epps, dan Peter Cullen menyuarakan kembali Optimus Prime.
Terdapat juga Isabela Moner, Anthony Hopkins, Jerrod Carmichael, dan Santiago Cabrera sebagai bintang baru. Kembali disutradarai Michael Bay,Transformers: The Last Knight rencananya akan tiba pada 23 Juni 2017 di Amerika Serikat.

Cerpen : Harusnya Aku Tak Begitu

Malam dingin yang menyapa, namun hangat kebersamaan kita melenyapkan kedinginan itu. Aku memulai melangkah dengan penuh keraguan, namun kulakukan dengan pasti. Aku melangkah dengan penuh rasa bersalah, namun kurasakan ini indah. Aku menganggap ini adalah cinta, namun apakah ini merupakan cinta?
Aku dan Reno sudah berkenalan selama hampir dua tahun, kami mulai kenal sejak tergabung dalam sebuah komunitas seni pertunjukan. Berawal dari berkenalan, intensitas bertemu, bekerjasama, menjalin chemistry dan berujung pada keakraban. Di mataku keakraban ini sedikit menyimpang, namun saat hati dikuasai ego dan ambisi, semua terlihat bagaikan ranum bunga bermekaran, ìndah.
Sejak bulan lalu, Reno sangat sering menghubungiku, melalui pesan singkat, juga melalui akun sosial media. Dia begitu perhatian, dan sosok yang lucu di mataku. Malam itu ponselku berdering, dan kulihat, itu pesan dari Reno.
“Sasi, kamu kapan pulang?”
“Besok kak, ada apa?”
“Sudah ingin cepat latihan lagi hehe”
“Siap kakak, semangArt!!!”
Mungkin itu percakapan yang biasa, namun ketika melihat namanya di layar ponsel jantungku serasa bergetar sangat cepat, bukankah itu hal yang tak wajar? Aku sendiri tak mengerti apa dan bagaimana maksudnya. Hingga tiba di waktu pertunjukan, seperti biasa kami melakukan sebuah kolaborasi musik. Bagiku itu adalah hal yang paling bahagia. Saat kamu melakukan hobbymu sebagai passion dan itu bersama orang yang bisa membuatmu nyaman, suatu hal yang indah bukan? Dan itu yang selalu aku impikan. Dan saat pertunjukan selesai, kami kembali ke ruang make-up, siapa sangka dia meraih telapak tanganku dan menggenggamnya lembut. Serasa keruh rasa di perutku, seakan kupu-kupu tengah menari di dalamnya. Salah!!! Ini hal yang salah.
Seusai pertunjukan, kami pulang sangat larut. Kakakku yang biasa menemani sedang ada bisnis di luar kota, apa daya Reno dengan senang hati mengantarkan pulang. Bercampur rasa, serasa keruh kembali perutku. Reno mengantar hingga di depan pelataran rumah,
“Sudah sampai, segera tidur ya” pintanya dengan senyum manisnya
“Terima kasih kak, hehe iya segera”
Segera, aku tengah terbaring di kasur empuk, badan terasa lelah, namun mata ini tak bisa terpejam. Masih terbayang kak Reno… resah, ini rasa yang salah, namun aku sangat menunggu pesan singkatnya, dan benar saja tak sampai 5 menit ponselku berbunyi, dari Kak Reno mengucapkan selamat beristirahat, dan pesan yang sangat indah
“Jangan menunggu pesan dariku, aku selalu di sampingmu”
Tuhan, apa yang harus aku lakukan. Aku mengerti ini sebuah kesalahan, jika kulanjutkan aku akan menjadi gadis jahat yang melukai hati murni seorang ibu, karena secara tidak langsung aku merebut belahan jiwanya. Dia seseorang yang sangat kukenal dengan baik. Kak Mirna, sahabat kakakku. Tuhan, jika aku belum mengerti apa artinya cinta, bagaimana itu cinta. Kumohon, pertunjukkan padaku, agar aku tidak tersesat seperti saat ini.

Cerita Dewasa Malangnya Nasib SPG Sombong

Kisah sex saya ini bermula pada pameran otomotif , ketika itu aku dan teman-temanku sedang berjalan-jalan di salah satu Mall di kota kami. Ditengah kami berjalan-jalan, saat itu kami melihat ada sebuah pameran mobil. Pada saat kami mendekat di Pameran itu, ada salah satu sales promotion girl yang menjaga pameran otomotif itu terlihat sangat angku sekali. Kemudian kami-pun berbasa-basi untuk melihat mobil-mobil yang memang mewah itu.

Kami tidak perduli dengan penampilan kami yang sederhana, walaupun penampilan kami tidak seperti pengunjung-pengunjung lainnya yang rapi dan parlente itu. Kami melihat sales promotion girl-nya yang cantik, sexy, putih mulus dan Menggemaskan sekali kawan. Lumayanlah bisa cuci mata hhe. Ditambah lagi busana yang mereka yang pada saat itu serba ketat dan mini, lama-lama si Otong nggak nahan juga nih.hha.

Dengan mengenakan busana yang serba mini dan ketat itu, mereka terlihat benar-benar sexy dan menggugah gairah. Postur tubuh mereka yang langsing dan tinggi, ditambah dengan kaki mereka yang jenjang, hal itu membuat mereka enak dipandang. Busana yang mereka kenakan sangatlah kompak, dari ujung kaki sampai paha terbalut rok mini ketat berwarna merah.

Wajah mereka bila saya lihat, rata-rata wajah-wajah mereka blesteran layaknya bintang Film papan atas. Dengan wajah mereka yang seperti itu, mereka sangat-lah cocok untuk mendampingi mobil-mobil mewah yang sedang dipamerkan. Lalu sembaril melihat, aku mencoba membuka dan metutup salah satu pintunya dan ketika saya memegang mobil yang di pamerkan itu, tiba-tiba…

“ Heh… Mas… tolong kalau mau lihat ya dilihat saja, jangan dipegang-pegang gitu, saya nanti capek kalau harus membersihkan lagi, ” ucapnya menegur seseorang,

Saya saat itu tidak sadar jika sedang ditegur. Setelah tersadar, ternyata teguran tersebut berasal dari salah seorang sales promotion gilr yang tertuju padaku. ketika itu aku sempat tertegun melihat paras dan body sales promotion girl yang satu ini, walaupun sebenarnya aku tersinggung, Wajah sales promotion girl yang menegurku ini, wajah seperti blesteran Indo-Belanda.

Belum semapat saya merespon, sales promotion girl itu ngomong lagi kepadaku,

“ Oh iya, maaf sebelumnya Mas, tolong minggir dulu ya, soalnya ini ada pembeli yang mau lihat mobilnya ” ucapnya,

Kemudian dengan spontan aku menoleh ke sekitar, dalam hatiku berkata ( Mana pembelinya ), ternyata yang ada hanya orang yang lihat-lihat mobil di sebelah saya. Sudah habis kesabaranku kali ini, aku benar-benar dilecehkan oleh sales promotion girl itu. Dalam hatiku berkata ( benar-benar keterlaluan sekali wanita satu ini, padahal kan dia cuma sebagai penjaga, belum tentu juga dia bisa beli mobil itu ).

Sembari berfikir, tak terasa aku bertatap pandang dengan wanita sales promotion girl itu. Yang lebih mengesalkan lagi wajahnya seakan-akan melihatku sebagai makhluk yang tidak pantas dan hina jika berdiri di situ. Ditambah lagi ketika dia tersenyum, senyumannya sungguh benar-benar menyebalkan, seolah-olah dia meremehkanku. Sembari balik tersenyum kesal, akupun menyingkir dari pameran mobil itu.

“ Udah yok cabut aja bro, !!! ” ajakku kepada teman-temanku dengan nada yang kesal karena pelecehan sales promotion girl tadi.

Kemudian aku langsung saja mengarahkan mereka ke tempat parkir dengan memasang wajah kesalku. Dengan mengendarai mobil MPV, kami-pun pergi dari Mall itu. Dalam sepanjang perjalanan kami, yang ada hanya kesunyian karena kami semua terdiam. Teman-temanku tidak berani mengajak aku berbicara, karena mereka tahu tahu aku masih kesal.

Setelah beberapa saat temanku yang menyetir mobil mencoba memecah kesunyian dan kekesalanku.

“ Loe kenapa dari tadi diem aja, Loe masih kesal ya sama sales promotion girl tadi ? ” tanyanya kepadaku.

Belum sempat aku aku menjawab, Dimas berkata,

“ Ah Loe tadi begok sih, harusnya tadi Loe remas saja tu pantatnya, biar tau rasa tu cewek..hha… ” ucapnya.

Kemudian perkataan Dimas disusul oleh tawa teman-temanku, dalam gemuruh tawa teman-temanku, aku tetap saja masih terdiam. Karena melihat wajahku yang masih kesal, teman-temanku kemudian tediam. Lalu salah satu temanku yang bernama Aden, tiba-tiba mencetuskan ide gila,

“ Udah dong Ded, dibawa slow aja, gimana kalau kita culik aja tuh cewek biar tahu rasa ?? ” ucap Aden, Hatiku yang sedang kesal ini bagaikan mendapat siraman rohani yang menenangkan hati.
Dalam hatiku berkata boleh juga tuh idenya, Biar dia ngerasain akibatnya setealh melecehkanku. Kemudian aku-pun tersenyum sembari melihat ke arah Aden. Kemudian kami-pun langsung memutar mobil ke arah Mall itu lagi bertujuan untuk melaksanakan rencana kami untuk menculik Sales Promotion Girl itu. Pada waktu itu Jam menunjukkan pukul 21.30.

Pada jam segitu mulailah terlihat pegawai-pegawai dari Mall tersebut keluar untuk pulang. Kami dengan sabar menunggu di depan Mall itu sambil mengawasi orang-orang yang keluar. Lalu dimas-pun mulai menyusun langkah awal untuk rencana yang kami rencanakan tadi.

“ Kita standbay di samping toko aja bro, barangkali dia nanti keluar dari samping pertokoan? ” usul Dimas.

“ Terserah loe aja deh Dim, Gue ikut rencan Loe aja ” sahutku denga cepat.

Baru beberaapa detik kami berbicara tiba-tiba Sales Promotion Girl itu muncul,

“ Ulam dicinta, pucuk-pun tiba, tuh anaknya nongol, ” ucap Aden setengah berteriak menunjuk ke arah wanita itu.

Secara bersamaan mata kami semua-pun langsung menuju ke arah yang ditunjuk Aden. Pada saat itu setelah wanita itu keluar, si sales promotion girl itu menuju tempat pangkalan taxi untuk mencari Taxi. Aku melihat dia bersama seorang temannya yang kelihatannya sales promotion girl juga. Ketika itu mereka sudah mengenakan sehelai kain untuk menutup roknya yang mini.

Kemudian mereka berjalan menelusuri trotoar, rupanya rute angkutannya bukan di jalan ini. Kami segera membuntutinya pelan-pelan sampai mereka berhenti di perempatan yang sudah dikuasai oleh banyak angkota. Mereka langsung masuk ke salah satu Taxi yang ada, begitu Taxi tersebut berangkat, kami-pun langsung membututinya.

Sampai pada akhirnya mereka-pun di sebuah jalan yang kebetulan pada saat itu sepi, sehingga suasana itu sangat mendukung operasi kami ini, si sales promotion girl turun. Tidak sedikit pun dia menaruh curiga bahwa sebuah mobil telah mengikuti angkutannya sejak tadi. Setelah Taxi tersebut meninggalkannya cukup jauh, kami mulai mendekati sales promotion girl itu.

Dan nampaknya dia masih harus berjalan kaki untuk mencapai rumahnya. Tanpa buang-buang waktu Dimas mensejajarkan mobil kami di samping sales promotion girl itu dan Aden langsung membuka pintu samping mobil. Setelah pintu moil kami terbuka kulihat sales promotion girl itu terkejut melihat ada mobil yang sangat dekat dengan dirinya. Krtika itu tanpa disadari, tangan Aden sudah merenggut tangan dan menarik tubuhnya ke dalam mobil. Lalu pintu samping kami ditutup oleh Aden kembali, dan mobil kami-pun langsung ditancap gasnya oleh dimas.

Sementara si sales promotion girl masih kebingungan, nampaknya dia mencoba melakukan perlawan dengan cara akan berteriak, tetapi dengan sigap Aden langsung menutup mulutnya sehingga yang terdengar hanya teriakan kecil yang tidak akan terdengar dari luar.Wanita itu mencoba meronta, namun sebuah pukulan ditengkuknya diluncurkan oleh Aden, sehingga dia-pun pingsan seketika.

Lalu aku-pun menoleh ke belakang, kulihat Dimas dan Aden tersenyum memandangku seolah-olah ingin menyatakan bahwa operasi penculikan sudah berhasil. Kulihat kain yang menutupi rok mininya tersingkap, dan meskipun di dalam mobil gelap, aku masih dapat melihat pahanya yang mulus. Aden pun tak tahan langsung memijat dan meraba paha yang mulus itu.

Mobil kami langsung meluncur ke rumah Aden yang memang kosong dan biasa sebagai tempat kami berkumpul. Setelah sampai dan memarkir mobil di garasi, kami menggendong sales promotion girl yang masih pingsan itu ke dalam kamar. Di sana kami mengikatnya pada kursi kayu yang ada. Aku duduk di ranjang menghadap sales promotion girl yang masih lunglai itu yang terikat di kursi kayu.

Teman-temanku kelihatannya memang menghadiahkan sales promotion girl itu ke padaku untuk aku perlakukan sesuka hatiku.

“ Den... tolong ambilin air putih segelas dibelakang ” perintahku,

Tidak lama kemudian Aden-pun keluar kamar dan tak lama masuk dengan segelas air yang disodorkan kepadaku. Lalu aku berdiri dan menyiramkan pelan-pelan ke wajah sales promotion girl itu. Ketika sadar, sales promotion girl itu terlihat sangat terkejut melihatku di depannya,

“ Ka… Ka… Kamu... ” ucapnyanya kaget setlah tersadar ketika melihatku.

Setelah sadarf dia-pun terlihat tambah kaget karena melihat tubuhnya terikat erat di sebuah kursi. Kali ini aku yang tersenyum, senyum kemenangan.

“ Woy… Kamu mau apakan aku ? ” teriaknya dengan nada yang masih sombong bertanya kepadaku.

“ Kalau sampai kamu berani macam-macam sama aku, aku akan berteriak, ” Sambungnya lagi.

Mendengar perkataanya aku hanya tersenyum, kemudian,

“ Silahkan saja teriak, lagian nggak bakalan ada yang dengar kok, ” kataku sambil menyalakan tape si Aden.

Kebetulan waktu itu lagu yang saya putar music genre underground dan volumenya aku keraskan. Walaupun wanita itu berteriak sekeras-kerasnya, bahkan sampai pita suaranya putus, suranya tidak akan terdengar dari luar rumah Aden. jadi aku yakin tidak mungkin teriakannya didengar oleh orang lain. Dan seketika itu mulailah terlihat expresi wajah ketakutan di wajah sales promotion girl itu.

Sungguh terlihat tambah cantik ketika dia mulai terlihat memelas memohon iba kepadaku. Namun kebencian di hatiku masih belum padam, aku tetap ingin memberinya pelajaran.

“ Hey wanita sombong, siapa nama loe ? ” tanyaku dengan nada sedikit galak.

“ Na.. namaku Gita Mas… tolong ampui aku Mas, maafkan perkataanku tadi. Please… aku bersikap seperti itu karena disuruh bos-ku mas ” ucapnyanya membela diri.

Karena aku sudah terlanjur benci, aku tidak peduli dengan pembelaan dirinya itu. kemudian langsung kusibakkan kain yang menutupi roknya, lalu dengan kasar kutarik roknya hingga ke pangkal paha. Lalu Gita-pun menatapku ketakutan,

“ Jangan, jangan Mas... ” ucapnya memelas seakan tahu hal yang lebih buruk akan menimpa dirinya.

Lagi dengan kasar kutarik bajunya sehingga kursi yang didudukinya bergeser dan kancing bajunya hampir lepas semua. Terlihat oleh kami bulatan buah dada yang masih tertutup BRA berwarna hitam. Tak tahan melihat itu Aden yang berdiri di sampingnya langsung meremas-meremas buah dada itu.

Gita-pun sangat ketakutan, ditengah ketakutannya dia berusaha meronta, namun hal itu semakin meningkatkan nafsu kita. Jari-jariku langsung meraba secara liar daerah liang Vaginanya yang masih tertutup celana dalam, mengelus dan berputar-putar dengan lincah dan sesekali mencoba menusuk Vaginanya dengan jariku.

“ Jangan Mas… jagan lakukan itu mas… tolong Mas… Ahhhh… ” Gita berkata lirih seolah ingin menolak takdir.

Tidak perduli dengan ucapanya, lalu aku membuka dengan paksa seluruh baju Gita sehingga yang terlihat hanya BRA dan celana dalam-nya saja.

“ Bro.. ayo angkat Dia ke atas meja !!! ” kataku kepada kedua temanku.

Dengan cepat Dimas dan Aden langsung bekerja sama memegangi Gita dan mengikatnya di atas meja. Gita meronta-ronta sekuat tenaga namun tentu saja usahanya tidak mampu melawan 2 tenaga Pria. Sekarang dia sudah terlentang di atas meja dengan tangan terikat di sudut-sudut meja. Kini kedua kakinya agak menjulur ke bawah karena mejanya tidak cukup panjang.

Pada waktu itu kami mengikatnya secara terpisah pada dua kaki meja. Kami sendiri posisinya sekarang di samping tubuhnya. Lalu dengan sekali tarik kulepas BRA-nya dan menonjollah dua bagian buah dadanya yang cukup padat berisi. Sekarang kami melihat sebuah tubuh yang putih mulus dan langsing dengan tonjolan buah dada yang bergoyang-goyang karena Gita masih berusaha meronta.

Karena meronta, terlihat celana dalam-nya yang agak transparan semakin mengetat memperlihatkan lekuk-lekuk liang Vaginanya.

“ Ini saatnya beraksi Bro !!! ” teriakku yang disambut oleh kegembiraan teman-temanku dan wajah ketakutan Gita.

Aku langsung mengambil beberapa karet gelang, lalu kulingkarkan di buah dada Gita sampai terlihat mengeras dan merah.

“ Aow… aduhhh... ” erang Gita,

Lalu masih kutambah lagi penderitaannya dengan menjepitkan jepitan yang biasa digunakan Aden untuk alat elektronik, bentuknya bergerigi dan terbuat dari logam tipis yang di-chrome, kujepitkan di kedua puting susunya.

“ Aow… Ahhhh… Aduhhh.. Aow.. aduuhhh… ” Gita mengerang kesakitan.

Aden lalu memberiku sebuah alat seperti pecut, yang terbuat dari beberapa tali tampar kecil sekitar 5 buah yang salah satu ujung-ujungnya dijadikan satu pada sebuah pegangan dari rotan. Entah untuk apa alat ini biasanya digunakan Aden, fikirku, tapi peduli apa, yang penting sekarang benda ini ada gunanya.

“ Tolong Mas… Jangan.. ampunnn Mas... ” pinta Gita meminta ampun.

Ketika melihat aku mengibas-ngibaskan pecut itu. Aku tersenyum sadis, lalu tanganku kuangkat dan sebuah pecutan kuarahkan ke buah dadanya.

“ Cetarrr... ” Tubuh Gita menggelinjang, dan buah dadanya langsung bergoyang ke kanan ke kiri menahan sakit.

“ Aowwww…. Sakit Mas… huuu…uuu…uuu… ” teriaknya sambil meneteskan air mata.

Nampak beberapa garis merah terlihat di kedua buah dadanya, di sekitar putting susunya.

“ Mau lagi kamu ??? ” tanyaku kepada Gita,

“ Ampunnn… ampunnn Mas… tolong lepaskan aku... ” rintihan bercampur tangis Gita menjadi satu.

Tanpa rasa iba pecut kuayun lagi, kali ini sasarannya adalah pahanya.

“ Aow… emmpphhh... ” erang Gita dengan menggigit bibir bawahnya menahan sakit.

Sekali lagi kuayun pecut itu, sekarang ke arah pusar, garis-garis merah segera menghiasi tubuh Gita. Entah aku sangat menikmatinya sehingga tak terasa sudah beberapa ayunan pecut mengarah ke tubuh Gita. Tubuhnya terlihat bergetar, menggelinjang menahan sakit dan perih. Wajahnya yang basah oleh air mata dan keringat sudah benar-benar menunjukkan penderitaan.

Tapi aku masih belum puas. Kulihat teman-temanku, ketiganya tersenyum seakan memberikan dukungan kepadaku untuk terus menyalurkan hasratku. Kudekati telinga Gita, dia yang sudah ketakutan padaku, dia berusaha menjauhkan kepalanya, mungkin dikiranya aku mau menggigit telinganya. Kubisikkan sesuatu di telinga Gita,

“ Git… gimana kalau kita ganti alatnya, sekarang pakai ikat pinggang saja ya, ” bisikku sambil menyeringai sadis.

Gita menunjukkan ekspresi terkejut setengah tidak percaya bahwa dia akan menerima siksaan yang lebih hebat. “ Ja… jangan Mas… Ampun Mas... tolong lepaskan saya... ” ucapnya meminta ampun kepadaku.

Kemudian kubuka ikat pinggangku yang terbuat dari kulit, kulilitkan sebagian pada telapak tanganku, Gita melirikku dengan ketakutan yang amat sangat, nafasnya tersenggal-senggal meskipun dia sudah berusaha sekuat tenaga untuk mengaturnya. Mungkin dengan mengatur napas dia berharap sabetan ikat pinggangku tidak akan terlalu sakit.

Lalu kuangkat tinggi tanganku dan kuayunkan dengan keras ikat pinggangku,


“ Cetarrrr… “ bunyi sabetan ikat pinggangku,

Ketika itu Gita memejamkan matanya, saat ikat pinggangku mendarat di pahanya terdengar meja yang ditiduri Gita agak berderit karena tubuh Gita secara spontan bergetar keras menahan sakit.

“ Aowww… ampun… ampun Mas… huuu…uu..uuuu… ” keluh Gita kesakitan.

Kali ini bukan hanya garis merah yang tampak, tetapi semacam jalur merah tercetak di paha Gita yang mulus itu.

“ Cetar... Cetar... ” sabetan ikat pinggangku semakin liar menghujani tubuh Gita.

Gita sudah tidak bisa berkata apa-apa lagi, dia hanya menggeleng ke kiri ke kanan menahan penderitaan yang kuberikan. Puas dari samping,

Bagaimana kalau pukulan yang mengarah langsung ke liang Vaginanya? ( Fikirku ). Lalu aku mulai menyobek celana dalam-nya dan minta kepada dua temanku untuk melepaskan ikatan kaki Gita dan mengikatnya kembali pada posisi menekuk ke atas dan mengangkang, sehingga liang Vaginanya terbuka lebar. Gita berusaha meronta dan menutup liang Vaginanya dengan kakinya.

Tapi hal itu percuma saja, karena ikatan kami cukup erat sehingga kedua kakinya tidak bisa mengatup. Persis menghadap liang Vaginanya, aku mengelus-elusnya sambil tersenyum sinis. Gita mengangkat kepalanya dan menatapku dengan pandangan memelas. Aku mulai menjauh, ikat pinggang mulai kuputar-putar, lalu...,

“Cetar...” ikat pinggang itu mendarat dengan tepat di bibir liang Vagina Gita.

Kali ini Gita meronta-ronta dengan sangat dan cukup lama, tampaknya dia sangat kesakitan, kepalanya diarahkan ke atas sembari mengguncang-guncangkan pantatnya di atas meja. Lalu aku berjalan ke sampingnya,

“ Mau lagi kamu ??? ” tanyaku seolah tak menghiraukan penderitaannya.

Ketika itu Gita tidak mengatakan apa-apa, kelihatannya dia sudah pasrah. Aku tersenyum penuh kemenangan, kusentuh bibir liang Vaginanya yang tentunya masih pedih, Gita menggelinjang, tak peduli kugesek-gesekan jariku di liang Vaginanya, tubuh Gita terus menggelinjang.

“ Hu.. uu.. uu.. Sakittt Mas.. sakit sekali… ” gumamnya lirih.

Seolah tak peduli, kembali aku mengambil dua jepitan, dan kujepit di kedua bibir liang Vagina yang memerah itu. Gita menatapku dengan pandangan tak percaya akan kesadisanku.

“ Okey… sekranga tidak akan ada lagi pukulan atau pecutan lagi kepadamu… ” , ucapku,

Ketika itu Gita diam saja tanpa ekspresi, lalu aku berkata,

“ Tanpa pecutan tapi kini, waktunya bermain dengan lilin, ” lanjutku sambil tersenyum sadis.

Kali ini Gita menolehkan wajahnya yang layu, berkeringat dan basah karena air matanya. Bisa kubaca dalam pikirannya,

“ Astaga, hal apa lagi yang akan diperbuatnya pada tubuhku. Sungguh malang sekali nasibku... ”

Memang di kamar Aden ada beberapa lilin untuk jaga-jaga jika lampu mati, ada yang kecil dan ada juga yang besar supaya awet. Kuambil Korek gas-ku, Lalu kunyalakan satu lilin yang kecil. Lidah api menari berputar-putar melelehkan batang lilin yang menahannya. Menembus lidah api itu, kulihat pandangan Gita yang berharap aku hanya bercanda.

Kujawab dengan pandangan juga yang menyatakan bahwa aku serius. Segera lilin yang kupegang kumiringkan di atas buah dada Gita. Kulihat ekspresi Gita yang memandang lekat batang lilin yang terkena nyala api, pandangannya seolah berharap agar lilin tersebut tidak meleleh atau apinya tiba-tiba mati. Tapi tentu saja itu tidak terjadi, yang terjadi adalah tetesan pertama jatuh dan menetes di atas puting susu Gita sebelah kanan.

“ Aowwwwwwww... Sakit Mas… Panas… ” Erang dita kepnasan.

Kulilhat ketika itu punggungnya terlihat bergerak ke atas menahan panas lilin yang meleleh. Tetesan demi tetesan bergerak jatuh, dan Gita terlihat semakin kesakitan karena tetesan tersebut jatuh di tempat bekas pecut dan sabetan ikat pinggangku tadi. Tiba-tiba teman-temanku ikut bergabung, mereka semua memegang lilin bahkan tidak hanya satu tapi tiga atau empat sekaligus.

Mereka dengan gembira meneteskan ke bagian-bagian sensitif Gita, seperti buah dada, pusar, sekitar liang Vagina dan paha. Kali ini Gita seperti ular kepanasan, dia meliuk-liukkan tubuhnya menahan panas tetesan lilin. Seperti biasa, setelah puas pada bagian tubuh Gita, aku pun mengambil sebuah lilin dengan diameter yang besar dan menyalakannya.

Setelah menunggu agak lama supaya lelehan lilin cukup banyak di atas lilin itu, aku kembali mengelus-elus liang Vagina Gita. Gita langsung berkata,

“ Tidakkk.. jangan... jangan Mas... ” ucapnya memohon ampun.

Ketika itu aku-pun tersenyum penuh nafsu mendengar nada yang memelas itu. Tapi tetap saja lilin yang besar itu kumiringkan di atas liang Vagina Gita, Gita berusaha mengelak dengan menggeser pantatnya,

“ Pintar juga dia, ” pikirku,

Tetapi karena lelehan lilin ini masih banyak, dengan leluasa aku menaburkan tetesan-tetesannya ke liang Vaginanya. Tak khayal bagaikan lahar panas tetesan tersebut mengalir ke liang Vagina Gita dan mungkin ke dalamnya.

“ Errrggghhh... ” gumam Gita, dia langsung menggoyang-goyangkan pantatnya dan menengadahkan kepalanya menahan panas dan sakit, dengan mulutnya yang menggigit rapat dan matanya terpejam erat.

Kemudian kucoba untuk memasukkan sebuah lilin kecil ke anusnya, sulit sekali karena anusnya begitu rapat, aku memasukkan jariku terlebih dahulu dan menggesek-geseknya agar anusnya membesar.

“ Aduh.. aduh.. ” ucap Gita.

Tetapi aku tidak peduli, setelah anusnya membesar mulai kutancapkan sebuah lilin di anusnya. Dan ide cemerlangku muncul lagi, kunyalakan lilin yang menancap itu dan setelah cukup lama, kutiup apinya dan kubalik, jadi yang menancap adalah bagian yang barusan menyala.

“ Jesss... ” bunyi panas lilin bercampur dengan cairan yang keluar dari anus Gita. Tentu saja Gita menggeliat kesakitan, pantatnya dibentur-benturkannya ke meja seakan ingin melepaskan lilin yang menancap di anusnya. Aku tersenyum senang sambil kumasuk-keluarkan lilin tadi di anus Gita. Karena sudah puas menyiksa Gita, aku kasih kesempatan kepada teman-temanku untuk menyetubuhinya.

Teman-temanku begitu gembira, mereka langsung beraksi, sementara aku melihat pertunjukkan ini dengan kepuasan total. Mereka melepas ikatan Gita yang sudah tidak berdaya itu, lalu tubuhnya dibalik dan pantatnya ditarik ke atas sehingga dalam posisi menungging. Aku melihat Gita diam saja, mungkin dia sudah capai dan pasrah serta tidak punya harapan hidup lagi.

Wajahnya yang cantik terlihat sangat lesu dan seolah-olah siap diperlakukan apa saja. Aden dengan tubuhnya yang besar mulai membuka celana dan melakukan penetrasi, langsung sodomi. Gita membelalak tak menyangka bahwa ada benda sebesar itu yang harus masuk ke anusnya. Belum selesai dia menikmati penderitaan karena ulah Aden, Aden langsung menyelinap ke bawah tubuh Gita dan berusaha memasukkan batang kemaluannya ke liang Vagina Gita.

Gita melolong kesakitan karena anus dan liang Vaginanya yang sudah lecet dan perih terkena sabetan ikat pinggang dan tetesan lilin, masih harus bergesekan dengan batang kemaluan teman-temanku. Tubuhnya terguncang ke depan berulang-ulang setiap kali Aden dan Aden menghunjamkan batang kemaluannya. Buah dadanya berguncang keras persis di atas wajah Aden yang dengan penuh nafsu meremas sekuatnya.

Masih tersiksa dengan keadaan begitu, Dimas mengeluarkan kepunyaannya dan minta dikaraoke oleh Gita. Rintihan Gita menjadi tersendat-sendat karena tersedak dan batuk, Dimas bukannya kasihan malahan dia semakin terangsang sehingga dia menghunjamkan batang kemaluannya ke mulut dan tenggorokan Gita berulang-ulang.
Aku tersenyum saja melihat kelakuan teman-temanku yang brutal.

Kemudian kudekati Gita sambil berkata,

“ Gita.. punggungmu masih mulus lho.. aku cambuk ya... ” ucapku.

Karena tidak mungkin menggunakan pecut dan ikat pinggang sebab bisa mengenai Aden yang berada di bawah tubuh Gita, maka aku menggunakan rotan yang tadi sebagai pegangan untuk pecut, rotan ini ujungnya memecah sehingga sangat cocok untuk menimbulkan rasa sakit. Segera kuraih rotan itu dan kupukulkan berulang-ulang ke punggung Gita.

Tubuh Gita terlihat menggelinjang dan menggeliat seiring dengan hujaman-hujaman yang diberikan olehku, Aden dan Dimas. Aden yang melihat punggung Gita terkena pukulan rotanku sangat terangsang dan segera memuntahkan maninya ke liang dubur Gita, Lalu dia pun mencabut batang kemaluannya. Karena pantatnya kosong, atau tidak ada orang, aku pun dengan leluasa memukul pantatnya dengan rotan.

Kulihat Gita sangat menderita, pantat yang baru saja dimasuki paksa oleh Aden masih harus menerima siksaan rotanku. Giliran Dimas yang ejakulasi, maninya langsung menyemprot ke tenggorokan Gita, membuatnya menjadi sulit bernafas dan seperti mau muntah. Melihat begitu semakin keras kupukulkan rotan ke pantatnya, bahkan ke belahan pantatnya.

Tiba-tiba Gita lunglai, kelihatannya dia tak tahan lagi menerima siksaan kami, dia pingsan. Aden yang belum selesai masih terus melakukan aksinya, sehingga tubuh Gita yang pingsan itu terguncang-guncang ke sana ke mari, akhirnya Aden pun mencapai puncaknya dan menyemprotkan air maninya di dalam liang Vagina Gita yang masih pingsan.

Aku sendiri sudah merasa puas dengan balas dendamku ini. Kami berempat tertawa dan puas. Kami lalu membawa tubuh Gita untuk di buang, sebetulnya kami ingin menyimpannya untuk kenikmatan sehari-hari tetapi terlalu beresiko. Akhirnya tubuh Gita kami lempar di depan Mall tempat dia bekerja. Aku tersenyum puas karena sudah memberi pelajaran kepada Sales Promosion Girl yang sombong itu, tapi dalam hati aku merasa ketagihan untuk menyiksa sales promotion girl yang lain, kusampaikan ini ke teman-temanku dan mereka semuanya setuju untuk suatu waktu menculik dan menyiksa sales promotion girl yang lain. Selesai.